Hantu

28 5 0
                                    

  Song For to Day: Gym class Heroes: stereo hearts ft adam levine

  Sepulang sekolah Alle langsung menuju ke rumah tanpa berniat singgah ketempat sana sini, ia duduk termenung menghadap ke luar kaca jendela diatas mobil Misya, mereka bertiga pulang bersama. Alle menunggu diam sampai mobil Misya berhenti didepan rumah gadis itu.

  "gue duluan ya, sorry ngga bisa ikut kalian." Segan Alle.

  Geby mengacungkan jempol dan telunjuk nya membentuk simbol Ok, sedangkan Misya mengangguk mengiyakan. "it's Ok, lo istirahat aja, kayak nya lo capek." ujar Misya. Alle mengangguk kemudian menutup pintu mobil, tak lama mobil itu melaju dari hadapan Alle setelah suara klakson berbunyi ia melambaikan tangannya.

  Alle berjalan membuka gerbang rumah, ia tidak melihat kendaraan apapun disana, gadis itu membuang nafas kasar. "papa udah pergi, dan gak ngabarin gue." tukas Alle dingin.
 
  Setelahnya Alle mengambil kunci serap dari tempat rahasia, biasanya Emy akan meninggalkan itu saat dia akan bepergian, berjaga-jaga jika ada anggota keluarga yang datang wanita itu tak perlu repot-repot balik ke rumah hanya untuk mengantarkan kunci, hanya anggota keluarga saja yang tahu tempat itu.

  Gadis itu masuk dan mendapati rumah yang sepi, ia tersenyum kecut, kenapa jadi ia yang kasihan terhadap nasip nya. Alle berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada diatas, ia menaruh asal tas dan sepatu yang dilepas setelah digunakan untuk ke sekolah tadi, Sasya melepas seragam dan masuk kekamar mandi, ia ingin mandi, badannya terasa sangat lengket sekarang.

                               ©  ©  ©

  Saguna PoV.

  Seorang Pria paruh baya tampak memasukkan beberapa helai baju ke dalam sebuah koper bersama seorang wanita cantik yang ikut membantunya. Pria itu adalah Saguna bersama istrinya Emy, mereka tengah menyiapkan perlengkapan untuk keberangkatan Saguna ke Swiss sore nanti, pria tangguh yang menjabat sebagai seorang ayah itu akan memantau perkembangan bisnis nya di negara olahan Coklat terbaik itu.

  "Kamu nggak mau ngomong sama Alle dulu?" tanya Emy pada Saguna.

  Saguna tampak menimbang hingga setelahnya pria itu menggeleng "kayak nya kamu aja yang ngomong sama Alle, dia nggak akan dengerin aku, mungkin dia masih marah, aku nggak mau suasana hati putri kecil ku tambah sedih."

  Saguna tersenyum tulus pada Emy begitupun dengan wanita itu, ia membalas senyum tulus Saguna sungguh-sungguh. Saguna tidak tahu saja keputusannya itu akan menyakiti hati seseorang. Alle, gadis itu akan merasa sedih.

                                ©  ©  ©

  Setelah selesai dari kegiatannya Alle keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang melingkar di badan serta handuk lainnya melilit kepala gadis itu, ia berjalan menuju lemari besar disamping kasur nya, Alle mengambil sehelai baju kaos dan celana jins pendek dari sana.

  Setelah berpakaian Alle mendudukkan dirinya dipintu jendela yang menghadap keluar menampakkan pemandangan indah dimalam hari, Alle sedikit tersenyum saat merasakan angin dingin menerpa kulitnya, ia menggoyangkan kaki seirama menikmati suasana malam ini.

  Beberapa menit gadis itu sudah merasa bosan, apa tidak ada hal yang menarik saat ini, ia mulai kesal karna tidak ada siapa-siapa dirumah, apa mereka benar-benar menganggap Alle tidak ada lagi, wahh ia sangat ingin bertanya langsung pada mereka, tapi Alle tidak ingin karna sudah tahu apa jawaban yang akan dilontarkan mereka.

  Alle beranjak dari sana kemudian berjalan keluar kamar, gadis itu berjalan menuju kamar lain, langkahnya terhenti saat berada tepat didepan pintu coklat yang berada beberapa langkah sedikit kekiri didepan kamarnya, Alle mengeluarkan sebuah kunci dari kotak ditangannya, ia memasukkan ujung kunci itu kedalam lubang gagang pintu hingga terdengar suara ceklek.

  Perlahan terlihat isi ruangan dengan cat dominan hitam abu-abu, Alle masuk dan mengunci kembali pintu itu dari dalam. Disana Alle langsung merebahkan badannya ke atas kasur berukuran qing size itu, ahh ia sangat merindukan kasur ini.

  Setelahnya Alle kembali duduk diujung kasur, ia memandang sekeliling kamar yang tidak ada perubahan sedikit pun, Yap gadis itu sengaja melarang siapapun termasuk Saguna masuk ke kamar ini, jangankan masuk bahkan Alle tidak mengizinkan siapapun mendekati kamar ini. Hanya ia seorang.

  Itulah kenapa gadis itu sengaja menyimpan kunci kamar ini didalam kotak dan hanya Alle yang dapat menemukan dimana kotak itu ia simpan.

  Ia menghela nafas sembari berjalan ke arah jendela, Alle ingin menghirup udara segar, lagian tidak ada siapa-siapa dirumah. Alle bergegas keluar kamar itu menuju kamarnya untuk mengambil hoodi hitam kemudian mengenakannya.

  Gadis itu pergi meninggalkan rumah dan sengaja tidak mengunci pintu, ia pergi ntah lah akan kemana, mungkin ke suatu tempat yang sangat ia sukai.

                                ©  ©  ©

  Semilir angin berhembus kencang diatas tebing tinggi yang terdapat seorang gadis duduk dengan menjuntaikan kakinya tanpa takut akan ketinggian. Alle, gadis itu asik bersenandung ringan sembari menatap kebawah, terdapat hamparan pantai luas disana.

  "wahh, rasanya sangat menyenangkan." seru Alle menghirup dalam udara dingin itu.

  Serasa suasana hatinya mulai tenang, Alle beranjak dari sana hendak pulang melihat langit sudah semakin gelap, namun belum beberapa langkah Alle melihat sesosok bayangan hitam diatas pohon tak jauh didepannya. Alle menajamkan penglihatannya, sepertinya ada sesuatu diatas pohon sana, ia melangkah mendekati pohon itu hingga,,,,

  Kresseekk!! Kressek.

  "KYAAAAAAAAAAA,,,," teriak gadis itu berlari ketakutan dari sana, ia terperanjat dan langsung kabur tanpa memastikan suara apa itu tadi.

  Alle berlari menuruni perbukitan itu hingga spontan gadis itu mendadak berhenti, tunggu! untuk apa ia lari ketakutan seperti ini? Batin Alle menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia memiringkan sedikit kepalanya ke kiri. "goblok anjr!" umpat Alle.

                              ©  ©  ©

  Sementara seorang laki-laki tampan tengah asyik mengayunkan kakinya diatas pohon, laki-laki itu adalah Alden, ia asik mendengarkan lagu dari earphone yang menyumpal satu telinganya sembari berbaring didahan pohon besar diatas bukit, menikmati suasana malam yang begitu indah dimatanya.

  Samar-samar Alden mendengar suara seorang gadis seperti sedang menggerutu setengah mengomel, ntah lah ia juga tidak tahu. Alden kembali melanjutkan aktivitas mengayunkan kakinya yang menjuntai kebawah, beberapa lama setelahnya laki-laki itu kembali mendengar suara samar dari bawah pohon tempat ia berbaring, karna penasaran ia melihat kebawah dan mendapati seorang gadis tak asing dimatanya.

  Alden mengerutkan kening saat melihat ekspresi takut serta penasaran tergambar diraut wajah gadis itu, dan tiba-tiba seekor tupai melompat dari atas pohon dan mendarat di atas daun-daun kering dibawah, menyebabkan timbulnya suara.

  Awalnya biasa saja tidak terjadi apa-apa sampai gadis itu seperti menyadari sesuatu dan laki-laki itu terkekeh geli. Alden menahan sesuatu yang menggelitik dan siap meledak namun tetap setia memasang wajah datar nya. Alle, gadis itu lari kocar kacir seperti dikejar hantu.

_______-______________________________

  Kalau ada saran dan kritik langsung komen aja ya.

  Mksh udah baca cerita ku.

       
      
 

Monokrom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang