Part 2

17 6 0
                                    

selamat membacaaa ^0^

.

.

.

2.bertunangan?

seorang gadis yang memiliki rambut pendek sebahu, masih saja bergelung diri di dalam selimut. padahal, ayam jago sudah tak lagi berkokok. sahutan demi sahutan dari orang rumah ia hiraukan. karna dia dia masih ingin menikmati mimpinya yang sangat indah. Sinar matahari menerobos tanpa izin dari sang pemilik kamar.

oke, mungkin ini saatnya dia untuk bangun dari mimpi indahnya.

"hoaam" masih dengan mata tertutup ia mencoba untuk duduk, lalu me-renggangkan otot otot di tubuhnya. dia bangkit dari kasur miliknya lalu berjalan dengan keadaan mata tertutup. berjalan ke arah dapur dengan kondisi tubuh belum sempurna untuk bangun dan menggaruk kepalanya yang tak gatal membuat penampilannya sudah seperti cosplay menjadi tarzan.

masih dengan mata tertutup, Atha dapat mengambil gelas yang berisi air tanpa tumpah sedikitpun. ia menegukan air minumnya dengan perlahan. matanya mulai membiasakan cahaya yang masuk kedalamnya. dia menatap sekeliling yang menurutnya aneh.

banyak orang yang berlalu lalang di dalam rumahnya, padahal ini hari minggu. hari santai-nya rumah ini. ia mengerinyitkan dahinya, berusaha mencerna semuanya. namun tak ada satu hal pun yang dapat menjawab semua pertanyaan di otaknya. matanya menatap adik dari sang mama.

"tante ami kesini kapan?" tanya Atha saat melihat tante ami yang mengatur semua orang yang berlalu lalang di rumahnya. yang di panggil oleh Atha datang menghampiri dirinya. suara ketukan hells yang di gunakan tante ami, menyita perhatian Atha. ia menatapnya sebari mengerinyitkan dahinya.

"ya ampun kamu ini masi aja kaya anak kecil, gak dewasa dewasa! sudah sana cepet mandi dulu!" balas tante ami sebari menatap Atha dengan pandangan meremehkan.

Atha menatap wanita di depannya kesal, ia menggerutu di dalam benaknya seandainya saja tadi dia tidak memanggil nenek lampir ini. tapi jika diam saja malah akan membuat tantenya ini senang?

"Gapapa anak kecil yang yang penting gak keriputan" balas Atha sebari memeletkan lidahnya. dia tahu tante ami ini sudah berkali kali oprasi plastik demi dirinya sendiri agar tak terlihat keriput di usianya yang masih empat puluh lima taun.

Atha menahan tawanya saat melihat raut wajah tantenya merah padam karna menahan marah. matanya menangkap sang nenek yang sedang berjalan ke arahnya. dia sangat yakin jika tantenya ini tak akan memarahi dirinya jika sedang bersama sang nenek. ia melambaikan tangannya pada wanita yang berumur.

ia menggerakan kakinya untuk melangkah menghampiri neneknya yang berjalan pelan. karna umurnya yang sudah tua. memapahnya untuk duduk di kursi.

"huah" nenek menghembuskan napasnya kasar. "sudah tua begini berjalan dari sana ke sini juga rasanya sangat melelahkan" keluhnya, sebari memijat kedua kakinya.

"ya ibu! udah ami bilang ibu tunggu di depan aja!" balas tante ami yang menatapnya khawatir. "ami buatin susu anlene dulu" lanjutnya. lalu bersiap untuk membuat susu untuk orang tua di hadapannya.

"Atha kamu belum mandi nak?" tanya nenek Ratih yang masi sibuk memijat kakinya sendiri.

Atha yang di tanya pun langsung melirik nenek ratih lalu menggeleng sebagi jawabannya. matanya masih memperhatikan tante ami yang membuatkan susu untuk nenek. "oh" gumamnya, ia mendekatkan diri pada neneknya. "nek kenapa banyak orang mundar mandir si?" tanyanya berbisik di telinga sang nenek.

"loh kamu gak tau?" tanya nenek Ratih, dengan pandangan tak percaya. dan dengan polosnya Atha menjawab dengan gelengan kepala.

" haduh, kamu ini masii aja kaya bocil. kakak sendiri mau tunangan aja enggak tau" balas tante ami sebari membawa susu anlene untuk nenek.

candyWhere stories live. Discover now