21. Keindahan Yang Sesungguhnya

174 20 6
                                    

'You rise when you choose to be kind'
(Kau bersinar saat kau memilih untuk menjadi baik)

-Evenfall.

•~•~•

•~•~•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•~•~•

"Amaiya! Gue tau lo anaknya ngga bodoh-bodoh amat, deh! Masa iya lo terima tawaran dugong itu buat ketemuan lagi!" Suara Chasa berkobar tak setuju sejak tadi.

"Lo percaya kalo Bhatara beneran serius sama lo yang abis putus sama Monica? Lo itu cuman pelarian." Sambung Lina.

Amaiya melihat ketiga temannya ini menunjukkan ekspresi kesal yang sama setelah Amaiya menceritakan ceritanya tentang Bhatara.

"Dia sudah melupakannya, kemarin Bhatara sendiri yang bilang padaku." Putus Amaiya.

"Monica itu cantik, ngga mungkin secepat itu Bhatara move on. Belom lagi semua lihat kok gimana sayangnya Bhatara sama Moni. Masa iya abis sehari putus langsung ngajak lo jalan," Jelas Ulfa.

Amaiya diam sejenak.

"Dan, ya ngga gimana-gimana .. kita sebagai temen lo cuman ngingetin kalo Bhatara itu buaya darat, jangan sampe lo cuman dibuat seneng doang sama dia terus lo dibuang." Lanjutnya.

"Terserah sekarang gimana, tapi kalo nanti Bhatara macem-macem sama lo udah ngga bisa lagi gue ampunin dia!" 

Mereka bertiga berlalu menuju kantin meninggalkan Amaiya disana dengan pikirannya yang melayang tentang perkataan mereka barusan.

'Monica itu cantik, ngga mungkin Bhatara move on secepat itu.'

'Lo itu cuman pelarian.'

'Jangan sampe lo cuman dibuat seneng-seneng doang terus lo dibuang.'

Perkataan mereka terngiang-ngiang.

Amaiya menatap keluar jendela sekolah, menyuguhkan langit yang sekarang sedang mendung. Kelihatannya setelah beberapa hari hujan akan datang kembali.

Dia terus berpikir bagaimana jika nanti apa yang dibicarakan temannya itu benar adanya? Dia seperti orang dungu sekarang.

"Fazza," Amaiya sekarang mendekati Fazza yang sejak tadi sibuk dengan tugas matematika yang rumit.

Jangan tanya di mana tugas Amaiya sekarang, tentu saja Fazza juga yang mengerjakannya. Melihat tadi Amaiya dimarahi Pak Himawan di depan karena tidak bisa mengerjakan tugas di papan tulis membuat Fazza merasa tak tega pada Amaiya.

"Apa menurutmu aku pantas bersanding dengan Bhatara?" Tanya Amaiya mengintip wajah Fazza.

"Tidak."

Satu jawaban yang mengenai sasaran.

F A Z Z A (End)Where stories live. Discover now