18. Pendekatan

172 19 3
                                    

'Tidak semua orang suka dengan apa yang kita perbuat, tidak apa-apa. Yang terpenting kita tahu apa yang kita lakukan itu baik dan tidak merugikan siapapun.'

•~•~•

Hujan turun dengan lebat pagi ini, banyak siswa-siswi yang datang menggunakan mantelnya, ada juga yang datang dengan sedikit basah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan turun dengan lebat pagi ini, banyak siswa-siswi yang datang menggunakan mantelnya, ada juga yang datang dengan sedikit basah.

Seperti juga Amaiya yang mulai minggu lalu memilih sepeda sebagai kendaraannya menuju sekolah. Untung saja ada mantel dalam tasnya, jadi seragamnya selamat dari basah.

Tetapi nasib kaos kaki dan sepatunya berbalik, Amaiya tampak sibuk mencopot kaos kakinya yang basah.

"Gila, dari kemaren malam hujan kaga berhenti, mana udaranya dingin banget lagi." Terdengar suara Ulfa mengeluh.

Amaiya kini masih berada di parkiran bersama Ulfa, menunggu hujan sedikit reda, baru mereka akan berlari menuju gedung sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari parkiran.

"Lo, sekarang kaga dianter supir lagi?"

"Tidak, Pak Tris sekarang sibuk mengurus ternak dan kebun." Jawab Amaiya yang fokus membuang air dari dalam sepatunya.

"Ya ampun, basah amat sepatu lo, Ya?" Chasa melihat Amaiya.

"Woy! Gue dateng! Ngapain kalian masih di sini?" Lina berjinjit menghampiri mereka berdua.

"Nungguin ujan reda dulu, ya minimal kaga deres banget kayak ini lah,"

Tak hanya mereka yang terjebak diparkiran, namun banyak dari siswa-siswi yang juga di sana.

"Sorry ya kemaren, Ya. Kita ngga bisa bantuin lo, bukannya kita nggak solid tapi ya lo tau, kan. Gimana Bu Ussi, gue aja kemaren kaga berani nengok belakang." Lanjut Lina menepuk bahu Amaiya.

"Aku malah lebih senang jika kalian kemarin tidak ikut masalah," Kekeh Amaiya santai. "Itu hanya soal toilet." Lanjutnya tertawa lagi.

"Untung aja ada Fazza yang nemenin lo, aduh cowo kaya gitu mana ada duanya sih." Genit Ulfa terbayang wajah Fazza.

"Eh, panjang umur diomongin dateng." Lirik Lina, mereka berdua lalu menoleh memperlihatkan Fazza yang turun dari sepeda nya sambil melepas mantelnya.

Dia mengibas-kibas kan rambut ikalnya yang sedikit basah. Tak sadar bahwa seluruh mata sekarang tertuju padanya.

"Omaygat, gue .. rasanya kayang!" Putri, kelas 11 IIS1 itu memegangi dadanya.

"Ganteng, gebetan gue." Sambung Nita yang matanya tak bisa lepas dari Fazza.

"Tolongin, jantung gue mau copot!"

"Abang Fazza, ya ampun cool banget!"

Bruk!

Saat seluruh mata memperhatikannya, seorang gadis terjatuh di dekat Fazza.

Gadis yang baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya, saat berjalan dia terpeleset didahului bokongnya.

F A Z Z A (End)Where stories live. Discover now