Kedekatan Riyana & Gatara

Start from the beginning
                                    

"Lo tahu kan, sekalipun gue ngomong jujur sama bokap, tetap aja dia bakal berpihak sama Tante Kamelia dan Bima," Abraham mengangguk mengerti dengan kekhawatiran Gatara.

"Ular banget Ibu tiri lo itu," Gatara hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

Tidak lama dari itu pintu rumah Abraham ada yang mengetuk, Abraham membuka pintu dan di sana Riyana sudah menerobos masuk sebelum mendapat ijin masuk dari pemilik rumah.

"Nih anak bucin nya melebihi orang pacaran," sinis Abraham ketika melihat Riyana begitu saja melewatinya dan langsung menghampiri Gatara.

"Gata! Lo nggak apa-apa kan? Lo ngerasa sakit bagian mana? Mau gue anterin ke rumah sakit?" tanya beruntun dari Riyana dan membuat Gatara membulatkan matanya sempurna ketika melihat kedatangan Riyana.

"Abraham lo ada mobil kan? Ayo bantuin gue buat bawa Gata ke rumah sakit," panik Riyana dan membuat Gatara menarik tangan Riyana yang sedang panik.

"Kendaliin diri lo jangan sampai penyakit lo kambuh, gue nggak apa-apa kok, gue baik-baik aja," ujar Gatara menenangkan Riyana yang dilanda rasa khawatir.

"Gu-gue takut lo kenapa-napa Ta, lo kenapa nggak ke rumah gue aja, nanti papah yang urus masalah bokap lo," Gatara merengkuh tubuh kecil milik Riyana dan mengusap kepalanya pelan.

"Gue nggak apa-apa kok, lagian om Firman udah banyak bantu gue, gue nggak mau ngerepotin dia terus, lo jangan nangis ya, nanti jelek," hibur Gatara dan mendapat pukulan dari Riyana.

"Awsh," ringis Gatara ketika Riyana memukul bagian memar nya.

"Maafin, gue nggak sengaja, gue lihat ya lukanya," Gatara tersenyum kecil ketika mendapat perhatian dari Riyana. Gatara menggulung lengan bajunya yang di sana terdapat memar-memar.

"Abraham bantu gue bawa Gata ke rumah sakit," kini Riyana menangis sejadi-jadinya ketika melihat begitu banyak memar di tubuh Gatara.

"Yana heh, gue nggak apa-apa kok paling di kompres aja langsung baikan, udah jangan nangis," ujar Gatara menenangkan Riyana untuk kesekian kalinya sedangkan Riyana sudah sesenggukan.

"Gue khawatir sama keadaan lo," ujar Riyana sambil menatap wajah Gatara yang tersenyum padanya.

Riyana mengusap pelan wajah Gatara yang terdapat memar juga di sana, Gatara merasakan hatinya menghangat karena perlakuan dari Riyana.

"Jadi obat nyamuk kan gue," gumam Abraham ketika melihat kemesraan mereka berdua.

"Sakit?" Gatara tersenyum serta menggeleng kecil sebagai jawaban.

"Tahu darimana gue disini?" tanya Gatara sambil mengusap air mata Riyana yang tersisa di pipinya. Sedangkan Abraham sudah tersedak minuman.

"Abraham," Gatara menatap Abraham tajam, dia sudah memperingatinya agar tidak memberitahu Riyana soal kejadian ini.

"Maaf Ta, lo tahu kan sifat keras kepalanya Riyana gimana?" Riyana menatap Abraham tajam, bisa-bisanya dia mengatakan hal yang benar.

"Gue ambil kompresan dulu ya, Ham dimana dapurnya?" Abraham menunjuk letak dapur yang tidak jauh dari sana.

Kemudian Riyana bergegas ke dapur untuk membuat kompresan memar Gatara.

"Kenapa?" tanya Ardi tiba-tiba ketika baru sampai di rumah Abraham dan langsung duduk di sofa seenaknya.

"Nih kunyuk kagak ada sopan sopan nya, masuk rumah orang kagak ketuk pintu dulu," cibir Abraham ketika melihat sosok Ardi yang sudah berada di sampingnya.

"Emang lo orang?" pertanyaan Ardi membuat Abraham kesal sendiri, si kutub kalau sekali nya ngomong damage nya sampai ulu hati.

"Jawab gue," sinis Ardi ketika tidak ada yang menjawab pertanyaan nya.

About Time (End) Where stories live. Discover now