LH 06: IN LIBRARY

Start from the beginning
                                    

"Sialan, lo kalo mau nolong gue niat dikit kek!" umpat Anca, dia mengusap-ngusap bokongnya yang terasa nyeri.

"Hati-hati atuh Neng," ujar Mang Jajang --yang tadi memperingati dia membantu Anca berdiri.

"Udah hati-hati ini Mang, yang nolongnya gak tahu diri banget." Anca mencibir menyalahkan Aldi.

Aldi menatap datar Anca.

Siapa yang tadi ngeberontak?

Siapa yang tadi ditolong?

"Dasar cewek jadi-jadian," gumam Aldi lalu berlalu dari sana.

"Neng, pacarnya ngambek kayaknya," ujar Mang Jajang membuat Anca menatap ke arahnya.

"Dia bukan Pacar aku Mang, tipe aku enggak kayak dia. Dia itu Ubab aku."

"Ubab?" beo Mang Jajang.

"Iya Ubab, aku duluan ya Mang." Anca pamit, lalu berlari mengejar Aldi.

"Ubab? Ubab teh naon? Nama kesayangan?" gumam Mang Jajang kudet.

***

"Jadi, tugas gue apalagi?" tanya Anca, tangannya memegang teh kotak sementara mulutnya berkomat-kamit membaca mantra.

Jika tugasnya berat kali ini, dia akan menyembur Aldi dengan teh kotaknya.

"Beresin buku di Perpustakaan," jawab Aldi tenang.

Anca menghela nafasnya lega, dia meremas bekas teh kotaknya lalu membuangnya asal.

Aldi yang melihat itu menatap tajam ke arah Anca. "Buang ke tempat sampah," suruh Aldi.

"Gak mau, lagian itu udah deket sama tempat sampah. Ntar juga diambil sama pengangkut sampahnya." Anca menjawab acuh.

"Kalo gak diambil, gue kurangin poin lo." Aldi mengancam, membuat Anca melotot.

"Fine! Ini gue ambil!" ujar Anca. Lalu berjalan mengambil bekas teh kotaknya, dan membuangnya ke tempat sampah.

Saat berbalik, Aldi sudah berjalan ke arah Perpustakaan membuat Anca berlari-lari kecil mengikutinya.

"Lo kalo jalan jangan lari dong, kapasitas paru-paru gue sebiji kopi doang," ujar Anca ngos-ngosan, dia tetap berlari menyejajarkan langkahnya bersama Aldi.

"Kaki lo kekecilan," balas Aldi. Selangkah kaki Aldi sama dengan dua langkah untuk Anca.

"Ah, lo mah. Capek nih gue, gue ke Kantin dulu deh." Anca hendak berbelok menuju Kantin. Tapi Aldi dengan sigap menarik kerah baju belakang cewek itu untuk berjalan lurus.

Aldi melangkahkan kakinya sambil menarik Anca, Anca yang ditarik seperti itu otomatis berjalan mundur.

"Eh, eh jangan ditarik bego, ini gue gak bisa nafas woy!" teriak Anca, dia memukul-mukul lengan Aldi yang berada di kerahnya sambil berjalan mundur.

"Tiga puluh meter lagi, lo masih bisa nafas buat sampe ke Perpustakaan." Aldi membalas dengan tenang.

"Ini gue mau mati bego! Penyiksaan namanya!" teriak Anca, dia tak mempedulikan tatapan aneh siswa-siswa yang masih berada di Sekolah.

"Enggak kalo lo diem."

"Berhenti!"

"Kalo gini, gue kabur nihh!" teriak Anca. Dia sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur berlawanan arah dari arah Perpustakaan.

Tapi yang terjadi malah dirinya yang diangkat oleh Aldi ke bahunya.

"Aldi bego! Turunin gue set*n! Kepala gue kebalik ini woy!" teriak Anca sambil memukul-mukul punggung Aldi.

Logic & Heart Where stories live. Discover now