- Bubar

1.4K 126 5
                                    

"Bertahan dengan rasa sakit atau pergi dengan rasa sayang."

_Frasetia Alfarizi_

*****

Nova membawa Zoya pergi, untuk menenangkan hati dan pikiran Zoya.

Pantai yang terlihat tak begitu ramai, kesanalah Nova membawa Zoya untuk menenangkan hati dan pikiran nya.

Kini Zoya dan Nova duduk ditepi pantai dengan Zoya yang masih menangis tak henti-henti.

Nova sangat sedih melihat hidup Zoya seperti ini, sekarang Zoya sudah seperti tidak ada teman.

Kayla mengkhianati nya, Reva pergi meninggalkannya dan mungkin hanya tersisa Dania yang entah itu akan tetap bersahabat dengan Zoya atau memilih pergi bersama Kayla.

Nova mengelus lembut punggung tangan Zoya dan kemudian digenggam erat tangannya.

"Ya, jangan nangis lagi ya. Kamu pasti kuat, jangan merasa hancur hidupmu. Ingat! Masih banyak orang yang sayang sama kamu, yaitu aku." seru Nova.

"G-gue, gue gak tau hidup gue bakal kaya gini. Kalau tau kaya gini, mungkin gue kemaren ikut pulang ke Bandung, biar sekalian ikut kecelakaan dan mati sama orang tua gue!" ucap Zoya dengan isak tangisnya.

Tangan Nova beralih menangkup wajah Zoya, disekanya air mata Zoya olehnya.

"Jangan ngomong gitu, Ya. Gue tau, gue tau gimana sakitnya saat orang yang kita sayang berkhianat dibelakang. Gue tau, Ya. Jadi plis, berhenti menangis, untuk sekarang jalanin hidup baru lo tanpa dia. Anggap dia gak pernah datang di kehidupan lo, sekarang lo fokus aja sama sekolah lo dan belajar mencintai gue."

Udah bagus aku-kamu malah balik lagi lo-gue.

"Sulit, Nov sulit. Sulit buat lupain semua kebaikan dia sama gue. Kayla itu udah kaya adik kandung gue, dia yang selalu ada setiap gue butuh dibandingkan Reva sama Dania. Dia selalu ada disisi gue saat gue rapuh." ucap Zoya tangisnya mulai mereda, namun sakit dihatinya tetap ada.

"Terus sekarang lo mau apa? Lo mau dia gimana? Lo masih mau anggap dia adik lo atau sahabat lo. Lo masih mau temenan sama dia, orang yang udah buat hidup lo hancur kaya gini, bikin orang tua lo pergi untuk selamanya." ujar Nova.

Zoya memalingkan pandangannya ke arah depan, nampak terlihat air pantai yang tenang tak ada ombak yang menerjang.

"Iya, Nov. Gue akan tetep anggap dia sahabat gue dan adik gue. Gue emang kecewa sama dia, tapi susah untuk jauh dari nya dan melupakannya." ucap Zoya menatap lurus kedepan.

"Mungkin saat ini gue kecewa, tapi gue berusaha melupakan semua kejadian dan mencoba memaafkannya." lanjutnya lalu menunduk dan kakinya memain mainkan pasir pantai.

Nova memandangi Zoya dari samping dan tak lama senyuman nya merekah begitu saja, saat Zoya berucap seperti itu.

"Gue salut sama lo, Ya. Lo udah di khianatin, udah dibuat hancur tapi lo masih bisa memaafkannya."

"Ada aja, orang sebaik lo dikhianatiin kaya gini. Kalau gue selingkuh dan berpaling dari lo, apa lo akan maafin gue saat nanti gue meminta maaf sama lo ,Ya?" lanjutnya bertanya.

Zoya spontan melirik tajam Nova. "Gak! Kalau lo selingkuhin gue, gua gak akan maafin lo." sergah Zoya, lalu kembali menatap lurus kedepan.

"Tenang, Ya. Gua gak bakal selingkuhin lo, gue baka setia sama lo." balas Nova.

"Setia, setiap tikungan ada maksud nya." cetus Zoya.

"Udah gak sedih lagi nih? Mau ikut gak?" tanya Nova dengan memiringkan wajahnya.

ZOVA (END)Where stories live. Discover now