- Selamat Ulang Tahun Yaya

1.8K 165 2
                                    

"Percayalah, seseorang yang mencintai mu akan pergi. Bila kamu tetap mengabaikannya dan malah merespon orang yang tak suka pada mu."

_Frasetia Alfarizi_


*****

Nathan sudah mendonorkan darahnya untuk Zoya, kini mereka tinggal menunggu Zoya sadar saja.

"Ya. Bangun yuk, kita seru seruan bareng lagi." kata Kayla yang berdiri disamping brangkar rumah sakit, tempat Zoya berbaring.

"Iya, Ya. Ayo bangun, besok kamu ulang tahun loh." sambung Reva diiringi senyuman manis di akhir kalimatnya. Namun matanya tak bisa berbohong, bahwa dia sangat sedih melihat Zoya seperti ini.

"Oh, iya Ya. Orang tua lo ada disini, mereka lagi ke kantin dulu si. Soalnya tadi gue suruh mereka makan dulu." kata Dania.

"Maaf ya, Ya. Jadi ortu lo mungkin kesininya nanti abis makan, hehe." lanjutnya.

Tok.. tok..

Pintu diketuk dengan pelan, namun dapat didengar oleh ketiganya. Sontak mereka bertiga langsung menengok ke arah pintu.

"Gue boleh jengukin Zoya sendiri gak?" Izin Nova yang memunculkan wajahnya disela sela pintu terbuka.

Dania yang duduk di kursi samping brangkar rumah sakit, langsung bangun dan mengangguk mengizinkan Nova.

"Yaudah yuk. Kita ke luar dulu, biar Nova ngobrol berdua sama Yaya." kata Dania diangguki kedua temannya.

Dania, Reva serta Kayla pergi keluar ruangan dan Nova masuk keruangan Zoya. Kini hanya mereka berdua yang berada diruangan itu dengan sunyi yang menemaninya.

Nova sedikit menarik kursi yang diduduki Dania tadi kebelakang, lalu dia duduk dikursi itu. Tangannya perlahan menggengam jari Zoya yang tak ada selang infusnya.

Diusap usapnya punggung tangan Zoya dengan tulus. Satu tangannya lagi mengusap pucuk kepala Zoya dengan lembut, dan senyumnya merekah.

"Ya, bangun yu." kata Nova mulai membuka suaranya.

Tangan yang tadinya mengelus pucuk kepala Zoya, kini beralih menggenggam tangan Zoya dengan kedua tangannya.

"Lo gak mau bangun gitu, buat peluk gue. Hehe."

Dilihatnya mata Zoya yang terpejam. Sudah sekitaran 3jam setelah pendonoran darah, Zoya tak kunjung sadar.

Kata Dokter Herman tadi, Zoya akan sadar beberapa menit lagi. Namun, sampai sekarang tetap tak sadarkan diri. Nyenyak sekali dia tidur.

"Ya, bangun yu." lirih Nova. Kemudian mengecup punggung tangan Zoya dan dielusnya kepipi Nova. Taulah kaya gimana, hehe...

"Oh, Iya. Besok lo ulang tahun, mau kado apa dari gue. Kado, motor, mobil, baju, seperangkat alat sholat. Atau..." celoteh Nova.

"Cinta gue, hehe." lanjutnya dengan gurauan sedihnya.

"Ya, gue mau jujur sama lo. Sebenarnya, gue deketin lo cuman untuk cari tau identitas lengkap lo, tapi gue gak yakin dengan perasaan gue. Gue gak tau suatu saat nanti, perasan bohongan gue sama lo itu jadi nyata." ucap Nova.

"Sekarang gue gada perasaan apa-apa sama lo. Tapi untuk nanti, gue gak tau. Dan... Gue gak bisa liat lo kaya gini, Ya."

Nova terdiam sejenak, lalu kembali berkata.

"Gue mohon bangun, Ya. Semua orang nunggu lo bangun, nyenyak banget si tidur nya."

Nova melirik kearah pintu, nampaknya kedua orang tua Zoya sudah ada diluar. Lalu kembali menatap Zoya.

ZOVA (END)Where stories live. Discover now