- Mama Papa

1.5K 137 27
                                    

"Musuh terbesar kita setelah diri kita sendiri itu, sahabat yang didepan mendukung tetapi dibelakang berkhianat."

_Zoya Aurora Queensa_

*****

"Makasih ya." ujar Zoya tersenyum. Senyuman Zoya membuat hati Nova tenang seketika.

Nova membalas senyuman Zoya, lalu mengangguk. "Sama-sama."

"Kalau darahnya terus keluaran, kabarin gue. Nanti gue anterin lo ke rumah sakit." lanjut Nova.

Kini keduanya tengah berdiri didepan pintu masuk rumah Zoya.

Zoya hanya mengangguk dan tersenyum menjawab ucapan Nova.

Saat Nova hendak berpamitan ponsel Zoya berdering, menandakan ada panggilan masuk pada ponselnya.

Dengan cepat ia meronggoh saku baju seragamnya dan menerima panggil tersebut.

"Hallo"

"..."

"Iya dengan saya sendiri, ada apa ya pak?" Zoya bertanya pada bapak bapak diluaran sana dengan kening mengkerut.

"..."

"HAH!! A-APA--" pekik Zoya membuat Nova kaget, Handphone yang Zoya pegangpun luruh seketika jatuh kebawah lantai.

Mata Zoya perlahan mengeluarkan air. Dia menangis, dengan cepat Nova membawanya kedalam pelukan hangatnya.

Dielusnya rambut Zoya dengan lembut. Zoya semakin menangis jera, suara isakan tangisnya semakin terdengar kencang.

Lalu, tak lama pelukan itu lepas dan berganti kedua tangan Nova menangkup wajah mungil Zoya.

Ditatapnya mata yang terus mengeluarkan air mata. Nova sedikit mencondongkan wajahnya, agar lebih sejajar dengan Zoya.

"Kenapa? Cerita sama gue? Siapa yang nelpon dan kenapa lo nangis?" Tanya Nova dengan lembut.

"M-mama, sama p-papa gue--" jelasnya terbata bata dan menggantungkan ucapannya.

Nova kembali tegap, dia menghapus air mata Zoya perlahan. "Ortu lo kenapa?"

"Kecelakaan. Dan katanya..." Zoya mencoba menjelaskan kembali, namun rasanya sulit untuk berkata. Dia juga masih tidak yakin dengan berita ini.

Nova mengerti sekarang mengapa Zoya menangis saat menerima telepon.

Dibawanya lagi kedalam dekapannya, dielus rambut Zoya untuk kedua kalinya. Jujur, jantung Nova berdetak kencang, dia merasakan rasa yang berbeda saat memeluk Zoya.

Memeluk Zoya seakan sedang memeluk ibunya.

Jangan jangan Zoya ibu Nova guys, wahhh... Gile!!!...

"Mereka mening-gal, Nov. Mereka pergi, mereka ninggalin gue." ujar Zoya didalam dekapan Nova. Isak tangisnya masih terdengar jelas, Zoya tak bisa berhenti menangis. Dia masih tidak menyangka.

Dilepasnya pelukan Nova. Disekanya air mata dengan kasar. "Anterin gue kebandung sekarang juga. Gue mau ketemu mereka sebelum dimakam kan!"

Sebenarnya Nova ingin menolak karena kondisi Zoya tidak memungkinkan.

Tetapi, dia tidak bisa menolaknya, orang tua Zoya dikabarkan sudah tiada. Zoya harus ikut memakamkan orang tuanya.

Nova mengangguk, lalu menarik Zoya untuk masuk kembali ke mobil Fras. "Ayo."

*****

Bugh!!

"Argh!!" Ringis seseorang yang diberi bogeman dadakan dari orang yang mengajaknya bertemu.

ZOVA (END)Where stories live. Discover now