55. Menyelesaikan

2K 112 12
                                    

Ika sama sekali tidak terkejut setelah mengetahui kalau Ervan dan Fiza-lah yang menjebaknya. Tapi ia hanya bingung saja. Jika dirinya dan Ervan memang memilik masalah sebelumnya. Sedangkan Fiza? Ia belum menemukan jawaban atas tindakan gadis kesayangan ibunya itu. Meskipun begitu, seorang Ika tidak akan diam begitu saja setelah mengetahui fakta itu.

Sekarang Arka, Reva, dan Riko berada di kamar hotelnya. Mereka datang bersama untuk memberitahukan jika Fiza dan Ervan yang sudah membuatnya dibawa Digo waktu itu.

"Hera? Ranya?" tanya Ika membuat ketiga orang yang tadinya hanya diam menatapnya.

"Kayaknya nggak. Tapi gue juga nggak tau," jawab Reva apa adanya.

"Ranya kayaknya nggak. Setelah yang Ranya ngajar mantan Bangs*t-nya itu dia ngerasa bersalah banget sama Lo. Dia juga keliatan murung," ujar Riko memberikan pendapatnya.

"Murung karena merasa bersalah?" sahut Arka dengan wajah dan suara dinginnya.

"Gue juga yakin Ranya nggak terlibat. Waktu gue tanya juga dia ngerasa bersalah gara-gara waktu itu. Nggak mungkin Ranya terlibat Ka," ujar Reva membenarkan ucapan Riko.

"Ranya juga pernah ngejebak Ika juga?" tanya Arka setelah menyimpulkan ucapan Reva dan Riko. Raut wajahnya sudah berubah mengerikan sekarang, dan ketiga orang itu menyadarinya.

Ika meraih tangan Arka lembut, "Nggak! Dia nggak sengaja jebak aku. Dia juga nggak tahu kalau aku bakal terlibat. Aku yakin Ranya juga nggak mungkin ngelakuin itu," ujar Ika menenangkan. Yang malah tanpa sadar membuat Reva dan Ervan dibuat bingung dengan interaksi keduanya.

"Lo--lo berdua pa..."

"Untuk Hera gue nggak tau. Tah sendiri kan seberapa bucinnya Hera ke Riko," ucap Reva memotong ucapan Riko. Ia menatap Riko, seolah sedang berbicara dengan matanya agar Riko tidak membicarakan hal se-privasi ini dulu.

Tiba-tiba Ika mengingat sesuatu tentang Fiza. Sepertinya ia tahu alasan Fiza melakukan ini kepadanya. Ika semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Arka, namun matanya menatap kedua sahabatnya.

"Gue yakin cuma Ervan sama Fiza aja. Cuma mereka berdua yang punya dendam pribadi ke gue," ucap Ika.

"Biar gue sendiri yang buat mereka ngaku. Kalian nggak perlu ikut campur, ini masalah gue sama mereka,"

"Maksud Lo?" tanya Reva dan Riko bersama.

"Gue udah punya cara buat mereka ngaku," jawab Ika dengan suara misterius.

.
.
.

Esok harinya Ika kembali berangkat sekolah seperti biasanya. Karena pacar baiknya Arka sudah membelikannya seragam dan perlengkapan sekolah yang lain, ia juga mengopi buku pelajarannya untuknya. Sebenarnya Ika juga ingin kembali ke rumah, pasti sekarang ayahnya sedang khawatir karena kepergian tiba-tibanya, tapi ia tidak bisa, mungkin hari ini ia akan pulang, bersama adik tiri kesayangannya, Fiza.

Awalnya Ika ingin berangkat sendiri, tapi Arka memaksanya, jadi Ika dengan sangat terpaksa menuruti permintaan pria itu. Jujur saja, ia belum terlalu siap mendengar omongan orang-orang yang pasti akan berbicara aneh-aneh tentangnya. Ia juga tidak mungkin melabrak mereka seperti dulu. Ia sudah berjanji dengan dirinya sendiri, ia tidak akan mengganggu ataupun membuli murid-murid lain lagi. Ia tidak ingin Arka menjauhinya, karena hanya pria itu yang sekarang sangat ia butuhkan keberadaannya.

Ika merasakan jantungnya berdebar cepat saat mobil Arka tiba di sekolahan. Dan Arka juga menyadari kegugupannya itu. Arka menarik pegangan pintu, lalu keluar dari mobilnya. Ika pikir pria itu akan meninggalkannya sendiri, namun ternyata Arka keluar untuk membukakan pintu untuknya. Yang membuat banyak pasang mata menatap ke arahnya.

Airka: My Queen BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang