53. Hampir

1.5K 98 2
                                    

Udah lama banget aku nggak update ya...hehehe Maaf.

Happy Reading...

...

Untuk malam ini Arka membiarkan Ika tinggal di hotel terlebih dahulu. Kondisi gadis itu belum cukup baik sekarang. Jika membawanya pulang, ia yakin gadis itu akan semakin tertekan karena bertengkar dengan ibunya di setelah sampai di rumah. Sesuai dengan permintaan gadis itu, ia juga tidak menghubungi keluarga Ika ataupun memberitahukan masalah ini kepada keluarganya. Ia tidak ingin keluarganya, terutama ibunya heboh karena hal ini. Bahkan tadi ia memilih tidak menjawab saat ibu ataupun ayahnya bertanya.

Sekarang Arka sedang melakukan video call dengan Ika. Ia tahu, gadis itu pasti merasa kesepian sekarang. Ia juga tidak bisa ke sana menemani Ika sekarang, ia tidak ingin ibunya curiga.

"Kenapa belum tidur?" tanya Arka yang sekarang tengah dalam posisi berbaring di atas tempat tidurnya.

"Kalau kamu udah ngantuk tidur duluan juga nggak papa kok," sahut Ika dari seberang. Terlihat dari gambarnya, sepertinya Ika juga sedang berbaring di atas tempat tidur.

Arka menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, "Rambutnya di keringin dulu. Nanti masuk angin Ka," ucap Arka yang baru menyadari jika rambut Ika terlihat membasahi sarung bantal yang berada di bawah kepala Ika.

"Males," sahut Ika jujur.

"Dikeringkan Hm?"

Ika mendudukkan tubuhnya, lalu menyugar rambutnya yang memang basah ke belakang karena dirinya baru saja selesai mandi.

"Dikeringin Ika," ucap Arka mengingatkan lagi.

"Iya Arka. Bentar, aku ambil hair dryer dulu," ucap Ika yang kemudian menghilang dari layar ponsel Arka.

Sembari menunggu Ika mengeringkan rambutnya, Arka menaruh ponselnya di atas ranjang, pergi ke meja belajarnya. Ia mengambil sebuah buku, lalu dibawanya ke tempat tidur. Ia menempatkan bantalnya di depan kepala ranjang, dan bersandar pada bantal itu. Setelah memperbaiki posisinya, ia mengambil ponselnya kembali. Beberapa saat setelahnya wajah Ika kembali muncul di layar ponsel Arka.

"Udah?" tanya Arka.

"Udah," jawab Ika seadanya.

"Besok aku sekolah nggak?" tanya Ika.

"Terserah kamu,"

"Nggak aja ya?"

"Iya sayang,"

"Menurut kamu aneh nggak sih? Padahal dulu aku sama kamu itu udah kayak polisi sama pencuri, terus tiba-tiba jadi 'Aku-Kamu, sayang-sayangan' gini," ujar Ika sambil terkekeh kecil.

"Nggak aneh,"

"Aneh tauu," ucap Ika dengan suara yang terdengar imut menurut Arka.

"Sejak kapan seorang Raghiska jadi manja kayak gini, hm?"

"Ish, apaan sih. Aku nggak kayak gitu Arka," elak Ika.

"Tuh! Pipinya merah,"

Spontan Ika menyentuh pipinya, sepertinya sedang memastikan kebenaran dari ucapan Arka.

"Nggak merah Arka," alibi Ika.

"Cuma panas aja kan?" goda Arka.

"Kamu belajar?" tanya Ika mengalihkan pembicaraan saat  melihat Arka tidak melihat ke arah kamera.

Pria itu mengangguk singkat, lalu menunjukkan buku yang ia baca ke kamera depan ponselnya.

"Oke, aku juga mau tidur. Kamu belajar aja,"

Airka: My Queen BullyingWhere stories live. Discover now