OO

8.3K 929 1.1K
                                    

welcome to the first story iftitah😸

Aku ubah seluruh alur dan nama tokoh kecuali tokoh utama. Semoga cerita yang aku revisi sekarang lebih menarik ya!

***

"Kamu kaya cita-cita, harus tergapai apapun caranya. meskipun gak berhasil,  aku gak akan nyerah." -bia

***

"Berhenti ngejar-ngejar gue! Gue gak akan pernah nerima lo jadi pacar gue!" Seorang cowok berpakaian olahraga tengah menatap gadis di depannya dengan jengah.

Berbulan-bulan gadis itu selalu mengejar-ngejar dirinya. Menyatakan cinta terang-terangan tanpa rasa malu sedikitpun, bahkan sampai dicap sebagai gadis murahan. Meskipun orang-orang menghinanya sebagai 'gadis murahan' tetapi gadis itu tak pernah berhenti mengejar-ngejar dirinya.

Cewek bermata kecoklatan itu tengah menghadang jalannya. "Aku gak akan berhenti."

Dan, ya. Dia tetap kokoh pada pendiriannya.

"Aku gak akan berhenti ngikutin kamu. Aku suka sama kamu dari lama. Maaf ya, aku emang jelek, aku jerawatan. Aku juga nggak terlalu pinter, tapi aku tulus cinta sama kamu." Gadis itu berkata lagi hingga ingin membuat cowok itu rasanya ingin muntah.

"Dih! Gue gak akan suka sama lo! Minggirr!

Gadis itu kembali menghadang. Ia bernama Drabia. Cewek kelas XII IPS I yang selalu menjadi bahan pem-bullyan teman-temannya. Wajahnya penuh dengan jerawat. Rasa cintanya yang begitu besar membuat urat malunya putus seketika.

"GUE MUAK SAMA LO! LO GAK PUNYA MALU HAH?!!!" teriak cowok tersebut, geram bercampur kesal. Wajahnya memerah, kedua tangannya terkepal erat. Dia sangat sangat menganggu kehidupannya.

"Aku gak peduli. Aku cuma pengen kamu jadi pacar aku, itu aja Alvin."

Cowok tersebut menghela napas berat. Percuma dia marah-marah, cewek itu tetap keras kepala, tapi kalo gak ditegesin dia makin menjadi-jadi.

Dasar cewek gila!

"Gue gak mau jadi pacar lo! Denger? GUE GAK MAU JADI PACAR LO!! HATI GUE UDAH ADA YANG NGISI LO PAHAM?!" bentak cowok itu dengan sekeras mungkin hingga membuat tanda tanya siswa-siswi.

"Aku gak mau tau! Aku yakin kalo bisa bikin kamu sayang sama aku." Bia tetap pada pendiriannya. Ia hanya ingin cowok tersebut jadi pacarnya.

Ada suatu hal yang menjadi alasan bia untuk bersikeras menjadi pacar laki-laki itu. Dia ingin bia tetap bersama dengan Alvin sampai kapan pun.

Meskipun bia harus merendahkan harga dirinya di depan laki-laki itu.

Cowok itu menggeram. Ia melangkah maju mendekatinya lalu tersenyum miring. Dia menatap wajah Bia lekat-lekat. Tidak cantik, dan juga jerawatan. Dia cuma menang putih, Alvin terkekeh pelan terkesan mengejek. Jari-jarinya bergerak menyusuri garis wajah bia sebelum berbicara,

"Lo siap sakit?"

Dengan yakin Bia menjawab. "Aku siap! Apapun itu, aku bisa hadapi semuanya. Aku yakin kamu bisa sayang sama aku pelan-pelan. Tinggal tunggu waktu aja."

"Oke, gue mau jadi pacar lo."

Raga gue emang jadi milik lo, tapi bukan hati gue.

DRABIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang