13

4.3K 342 134
                                    

Setelah melihat bia sedikit tenang, Leon bernapas lega. "Tenang oke, gue pastiin Papa lo gak bakal tau." Ia menuntun bia kembali merebahkan tubuhnya.

"Tapi aku harus pulang," lirih bia sembari menahan sakit di rahangnya.

"Udah lo istirahat aja di sini, gue gak bakal pergi. Nurut sama gue bisa, kan?" pinta Leon tegas.

Bia manggut-manggut mengerti. Dia tak tahu harus melakukan apa di sini sendiri. Ponselnya juga bia tak tahu ada di mana. Laki-laki ini, apa bia bisa mempercayainya?

Leon yang mengerti keadaan bia menarik kursi, duduk di samping gadis itu. "Gue temenin," ujarnya.

Leon tidak pandai berbicara, sedangkan bia orang yang sungkan bertemu dengan orang baru. Tentu mereka hanya berdiam-diaman sedari tadi. The real 'nemenin' kalau ini mah!

"Lo pengen sesuatu?" tanya Leon membuka suara.

"Ponsel bia di mana?" tanya gadis itu.

"Ada," jawab Leon sembari mengeluarkan ponsel bia dari sakunya lalu memberikan ponsel itu pada pemiliknya.

Leon jadi teringat notifikasi yang keluar di layar ponsel Bia tadi.

"Lo kenal Alvin?" tanya Leon akhirnya. Dia tipe orang yang tidak bisa menahan sesuatu yang mengganjal pikirannya.

Bia mengangguk antusias. "Dia pacar aku," jawab bia membuat Leon sedikit terkejut.

"Gak lagi bohongin gue?" tanya Leon sembari menatap kedua mata Bia, mencari-cari letak kebohongan gadis itu. Tapi nihil, dia hanya melihat tatapan sendu darinya.

"Alvin emang pacar bia. Dari setengah tahun lalu," ujar gadis itu menjelaskan.

Darimana saja Leon baru tau hal ini?

Leon menganggukkan kepala mempercayai, mungkin ia terlalu sibuk belajar untuk olimpiadenya sampai dia tidak tahu bahwa selama itu Alvin membohongi Alena. Atau Alena sendiri sudah tau akan hal ini?

"Kenapa dia gak ngelindungi lo dari Quesha?" tanya Leon penasaran.

"Dia nggak peduli sama bia," jawabnya sembari mendesah kecewa.

Bia berusaha untuk bangun dari tidurnya, Leon langsung gesit membantu membuat gadis itu merasa canggung.

"Alvin itu terpaksa jadian sama bia karna bia sering ganggu dia. Jadi mungkin itu Alvin masih males sama bia sampe sekarang. Kalo mereka ganggu bia, dia nggak mau tau. Tapi bia tau, Alvin itu sebenarnya peduli sama bia!" jelas Bia panjang lebar. Dia memegang rahangnya sendiri, berusaha untuk menahan rasa sakit yang menyerang.

Dari penjelasan Bia pun, leon langsung bisa menyimpulkan semuanya. "Lo sayang banget sama pacar lo?" tanya Leon melihat bia dengan antusias seolah cowok itu menunggu semua jawaban bia. Dia benar-benar penasaran!

Tentu saja bia mengangguk.

Leon ber-oh-ria. "Lo tau Alena?" tanya Leon lagi. Dia sedikit tersenyum menatap bia sembari menggaruk tengkuknya. "Maaf gue banyak tanya bi," ujar Leon yang diangguki Bia sekali lagi.

"Tau, dia sering deket sama Alvin. Dari lama!" balas Bia. 

"Terus lo diem aja?"

DRABIA [END]Where stories live. Discover now