CHAPTER 30

173 8 1
                                    

Hari kelima keadaan Sally sudah baik-baik saja. Sally sudah melewati masa kritisnya. Dan saat ini Keluarga Corner dan Carter sedang menunggu Sally sadar. Kelvin menatap Ponsel mahalnya lalu beralih menatap Sally.

Lama Kelvin menatap Sally setelah itu Kelvin beranjak dari kursi. Kelvin ada urusan penting yang harus dirinya selesaikan. Masalah Sally, Kantor, dan Proyeknya. Kelvin tidak menyadari kalau Sally sudah sadar dan tengah menatap kepergiannya.

Sally menggerakkan jarinya tapi tidak bisa. Semua tubuhnya terasa begitu lemas dan sangat sakit. Mulutnya juga tampak kaku dan Sally baru menyadari jika mulutnya kini terjejal sebuah selang yang Sally yakini adalah selang pernafasan. Tubuhnya juga penuh dengan alat-alat rumah sakit.

Dahinya mengerjit bingung. Tak lama dia mengingat sesuatu. Ingatan tentang kecelakaannya. Mata Sally berubah menjadi sangat dingin saat mengingat kecelakaan itu. Lalu tatapannya mengarah keseluruh Keluarganya yang tengah tertidur.

"Kau sudah sadar, Sayang?" Tanya Elina saat melihat mata Sally terbuka lebar dan tengah menatap dirinya serta Keluarganya. Elina menghampiri Sally yang tengah menatapnya.

Anak sulungnya sepertinya ingin berbicara sesuatu tapi terlahang oleh selang pernafasan itu. "Syutt. Jangan berbicara dulu."

Sally menatap Ibunya. Dirinya ingin berbicara sesuatu tapi tidak bisa. Ingin rasanya Sally melepas alat bantu pernafasan ini tapi apa daya karena saat ini tubuhnya terasa sangat lemas.

Beberapa menit kemudian semua Keluarganya bangun dan pintu ruangannya terbuka menampakkan Dokter serta beberapa Perawat. Dokter laki-laki itu tersenyum tipis saat melihat Sally menatapnya.

Dengan serius, Dokter itu memeriksa keadaan Sally. Setelah selesai, Dokter itu perlahan berbalik dan menatap Keluarga dari Pasiennya.

"Keadaan Pasien sudah membaik. Tapi untuk saat ini hingga dua hari kedepan, Pasien akan tetap mengenakan Alat Bantu pernafasan. Setelah Pasien tidak merasa sesak, saya akan mencabut selang pernafasan ini."

Jelas Dokter itu. Dokter itu sudah mendiagnosa kalau Jantung Sally mengalami Komplikasi pasca Kecelakaan. Dan mungkin Sally akan memgalami efek seperti sesak nafas, mudah lelah dan letih. Oleh karena itu, Sally masih membutuhkan selang pernafasan ini.

Elina tersenyum sendu lalu mengangguk. "Terimah kasih, Dokter." Dokter itu tersenyum lalu keluar dari ruangan Sally.

Michael dan Elina menatap Sally dengan sendu. Sally menatap kedua orang tuanya bingung.

"Sayang. mulai saat ini dan seterusnya Daddy akan mengurangi aktivitasmu. Perusahaanmu akan diurus oleh Daddy." Sally menatap Michael bingung. Michael menghela nafas dan mulai menjelaskan tentang keadaan Sally sebenarnya.

Sally mendengar penjelasan Daddynya dengan seksama. Setelah selesai, wajah Sally menampakkan keterkejutan. Sally mencengkram dadanya kirinya saat rasa sakit tiba-tiba muncul di dada kirinya.

Elina dan semua Keluarga Corner tampak panik. Michael dengan segera memanggil Dokter. Elina menangis menatap Anak sulungnya yang terlihat susah bernafas.

Sebelum pandangan Sally menggelap, Sally sempat menatap wajah Ibunya yang tengah menangis histeris menatapnya yang kesulitan bernafas setelah itu semuanya menghitam.

Tak lama Dokter datang dan menyuruh Keluarga Sally keluar agar lebih leluasa merawat Sally. Setelah mereka keluar, Elina menangis dipelukan Suaminya. Michael memejamkan matanya agar tidak menangis.

Sebagai orang tua. Tentunya Michael dan Elina sangat terkejut saat Dokter mendiagnosa anaknya mengalami Komplikasi pasca Kecelakaan. Apalagi Komplikasi itu adalah Komplikasi Jantung yang tentunya dapat membuat Sally kesakitan dan pergi meninggalkan mereka.

Mereka tidak terima anak mereka mengalami hal seperti ini. Ingin sekali mereka memaki-maki Dokter karena mendiagnosa anak mereka seperti ini tapi mereka tidak bisa karena ini memang takdir yang Tuhan buat untuk mereka.

Disisi lain.

Kelvin memasuki sebuah Gedung yang terlihat megah. Gedung ini adalah milik Black Rose. Kelvin membangun Gedung ini di tengah-tengah hutan dengan keamanan tingkat tinggi.

Kelvin ada urusan disini. Dan tentunya urusan ini mengenai Sally, Calon Istrinya. Sean Marvello sudah anak buah Kelvin tangkap dalam keadaan hidup karena Kelvin yang menyuruhnya.

Kelvin akan menghukum Sean dengan tangannya sendiri. Hukuman yang tentu akan Sean ingat sampai akhir hidupnya. Hukuman yang akan membuat Sean sangat kesakitan dan menderita lebih dari yang Sean lakukan terhadap Sally.

Matanya berkilat tanda bahaya. Yin dan Yan meneguk ludah mereka saat merasakan aura Pembunuh yang keluar dari tubuh Tuan mereka. Mereka tau kalau saat ini tawanan yang baru saja datang akan habis nyawanya malam ini.

*****

Di Rumah Sakit, Sally masih belum sadar setelah Dokter memberika obat pereda nyeri kepada Sally. Dokter yang menangani Sally berpesan agar jangan membuatnya terkejut atau hal ini akan terjadi lagi.

Sally hanya akan sembuh dengan Operasi untuk mengganti Jantungnya menjadi Jantung baru. Hanya itu jalan untuk kesembuhan Sally. Keluarga Corner hanya bisa menunggu sampai Sally benar-benat mendapatkan donor Jantung.

Elina menitihkan matanya saat melihat anaknya tidak berdaya diatas kasur Rumah Sakit. Melihat wajah pucat serta mendengat ringisan kesakitan milik anaknya membuat Elina sangat sedih.

Tak lama Kelvin tiba di ruang rawat Sally. Kelvin berjalan menuju ke Elina yang berada disamping brankar Sally. Tatapannya terarah ke Sally.

"Mom. Lebih baik Mommy pulang. Biarkan aku yang menjaga Sally." Ucap Kelvin pada Elina. Elina menatap Kelvin lalu mengangguk dan mengambil barang-barangnya. Setelah itu dia keluar dari ruangan anaknya.

Kelvin langsung duduk di kursi samping brankar Sally setelah Mommy Sally keluar dari ruang rawat Sally. Kelvin menghela nafas lalu menggenggam tangan Sally yang tampak pucat dan mengecupnya.

Kelopak mata Sally bergerak membuat Kelvin menjauhkan wajahnya dari tangan Sally dan menggenggamnya. Matanya berbinar melihat mata Sally yang perlahan terbuka.

Hal pertama yang Sally lihat saat membuka matanya adalah Kelvin. Sally ingin tersenyum lebar tapi terhalang oleh selang dan yang terlihat hanya senyum tipisnya saja.

"Sally." Ucap Kelvin lalu mengecup kening Sally lama. Sally memejamkan matanya. Tak lama air matanya turun, ini adalah air mata bahagia Sally karena akhirnya bisa melihat Kelvin lagi.

"Aku merindukanmu." Ucapan penuh kelembutan itu keluar dari bibir seorang sedingin Kelvin. Sally menangis lalu tangannya perlahan memegang wajah tampan Kelvin dan mengelusnya.

"Aku tau kau juga merindukanku." Sally mengangguk. Kelvin tersenyum lebar, senyuman yang menyiratkan ketulusan seorang Kelvin. Tangannya menggenggam tangan Sally yang berada diwajahnya.

"Jangan menangis." Kelvin mengusap air mata yang menggenang di pipi Sally dan mengecup kedua mata Sally. Kelvin sangat-sangat merindukan Kekasihnya.

"Jangan memikirkan apapun. Mulai saat kau hanya fokus terhadap kesembuhanmu." Ucap Kelvin lembut. Sally menatap mata Kelvin dan Sally baru saja sadar kalau ternyata mata Kelvin sangat indah.

Matanya tajam seperti elang dan kelopak mata berwarna abu-abu itu membawa kesan yang kelam. Semua Teman-temannya pernah berkata kalau Kelvin itu benci Perempuan yang dekat-dekat dengannya kecuali Keluarganya. Tapi lihatlah, saat Sally bahkan bisa merasakan kelembutan Kelvin.

"Aku menyayangimu, Kelvin. Dan juga, aku mencintaimu selamanya."

__________________________________

TBC

MY FAMILYWhere stories live. Discover now