CHAPTER 2

679 63 1
                                    

Kelvin mengacak-ngacak rambutnya kasar. Matanya menatap kaca ruang ICU, tempat dimana adiknya terbaring lemah. Sampai sekarang keadaannya masih kritis dan belum ada tanda-tanda melewati masa kritisnya.

Bahkan Kelvin tidak pulang dan hanya menunggu di depan ruang ICU. Keluarganya? Mereka sudah pulang karena Kelvin yang menyuruh. Keadaan mereka semua kacau apalagi Katrine yang memang harus istirahat.

"Kelvin, Aku ingin memeriksa keadaan pasien." Kelvin mengangguk dengan wajah datarnya. Dokter Hans masuk kedalam dan memeriksa keadaan Keila.

Tak lama Dokter Hans keluar. Kelvin berdiri dan berjalan menuju Dokter Hans. "Bagaimana, Hans? Apa ada perkembangan?."

Dokter Hans menghela nafas berat. "Kelvin, sampai saat ini keadaan adikmu tidak ada perkembangan."

Kelvin menghela nafas lalu memijat pangkal hidungnya. Hans menepuk bahu temannya, memberinya kekuatan. Sebenarnya dia terkejut saat mengetahui jika adik temannya yang mengalami kecelakaan parah ini.

Dokter Hans adalah teman kuliah Kelvin dan Dokter Hans juga berasal dari Keluarga kaya raya. Namanya adalah Hans Franklin.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Jika terjadi sesuatu panggil saja aku." Kelvin mengangguk. Setelah Hans pergi, kelvin memukul tembok ICU.

Dia terpukul. Sangat terpukul saat mendengar keadaan adiknya. Sebagai Kakak yang selalu memanjakan serta memberikan kasih sayang penuh kepada adiknya, tentu saja Kelvin terpukul melihat keadaan adiknya yang seperti ini.

"Kak."

Kelvin menoleh menatap Kenzo yang baru saja tiba bersama Keano. Di belakangnya ada semua Keluarga Besarnya.

"Kenzo, jaga Keila. Kakak ingin pergi sebentar"

Tanpa menunggu jawaban dari kedua adiknya, Kelvin pergi dari sana. Saat melewati Keluarga Besarnya, matanya melirik tajam. Abraham menghela nafas melihat Cucunya sendiri membencinya.

"Bagaimana keadaan, Keila?"

"Sama. Tidak ada perkembangan sama sekali, Kek." Jawab Kenzo datar. Dia benci melihat Keluarga dari Sang Ibu yang selalu saja mengucilkan Keadaan Katrine. Mengenai keadaan Kakak keduanya, tadi Kakak pertamanya sudah mengabarinya lewat Masengger.

"Apa seperti ini sikap kalian terhadap Kakek kalian? Apa-"

"Cukup! Jangan ada yang berdebat. Ini di ruang ICU, Keila bisa terganggu karena perdebatan kalian."

Kenzo menatap Sepupunya atau Caesar dengan dingin lalu memalingkan wajah menatap ruang Kakak keduanya. Matanya menatap sendu sang Kakak yang tengah terbaring lemah di atas ranjang ruang ICU. Tubuhnya bahkan dipenuhi dengan peralatan rumah sakit.

Abraham menatap kearah yang ditatap Cucunya. Seketika pancaran matanya berubah menjadi sedih. Cucunya yang dia banggakan selain Kelvin terbaring lemah dengan peralatan medis yang terpasang di seluruh tubuhnya.

Disisi lain, Kelvin menghela nafas seraya memasuki Mobilnya yang dia pikir hilang. Karena dia meninggalkan Mobil dengan pintu yang terbuka dan kunci yang masih menempel.

Dengan ekspresi dinginnya, Kelvin mengendarai Mobilnya tanpa menghiraukan Para wartawan yang ingin memawancarainya mengenai keadaan sang Adik.

Drrrttt drrtttt

Kelvin mengambil Ponselnya yang berada di saku celana dan melihat nama si penelfon. Tertulis 'Mommy' dengan segera Kelvin megangkatnya.

"Ya, Mom. Ada apa?."

"Bagaimana keadaan Keila disana. Mommy belum bisa kesana karena menjaga Katrine."

Kelvin menghela nafas berat. "Keadaannya masih sama seperti yang kemarin, Mom. Tidak ada perkembangan apapun."

MY FAMILYWhere stories live. Discover now