CHAPTER 8

368 35 0
                                    

Hari ini Keila diperbolehkan pulang oleh Dokter Hans. Diana mengemasi barang-barang sang anak sedangkan Samuel menunggu diluar bersama Kelvin. Yang lain sedang menunggu di Mansion.

Selesai berkemas, Diana berjalan menuju sang anak. "Sudah siap, Sayang?"

Keila mengangguk lalu turun dari kasur dibantu Mommynya. Kakinya masih terasa lemas untuk digerakkan. Bahkan punggungnya akan sangat nyeri jika Keila terlalu sering beraktivitas.

Keadaan Keila yang sekarang memang wajar karena dia mengalami kecelakaan yang parah dan hampir merenggut nyawanya. Dokter Hans atau Hans juga bilang untuk mengurangi aktivitasnya atau membatasi jadwalnya.

Mungkin selama 1 bulan, Keila akan terkurung di Mansion tanpa melakukan aktivitas apapun. Perusahaannya sudah di handle Sekertaris Pribadinya. Dan setelah benar-benar sembuh dia akan bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya.

"Mom. Apa Katrine berada di Mansion?" Diana menatap Katrine lalu mengangguk.

"Katrine hari ini tidak ada jadwal terapi. Jadi dia juga menunggu kepulanganmu." Hati Keila menghangat mendengarnya. Akhir-akhir ini kata Kakaknya, Katrine banyak menunjukkan kemajuan.

Katrine sudah mulai berbicara walau sedikit, mulai tersenyum, dan kadang juga dia selalu menyapa semua orang dengan tatapan lembutnya bukan tatapan kosong seperti dulu lagi. Hal itu membuat Keila bahagia.

"Keila Sayang. Mulai besok Mommy akan membatasi segala aktivitas serta jadwal padatmu."

"Tapi Mom..."

"Tidak ada bantahan. Kakakmu serta Daddymu juga sudah menyetujuinya." Kali ini Keila hanya bisa pasrah. Jika Kakak dan Daddynya sudah ikut campur, maka dia hanya bisa pasrah menerimanya.

"Ok, Mom."

Diluar Kelvin menatap datar para Bodyguardnya. Hingga suara pintu terbuka membuat Kelvin merubah raut wajahnya menjadi senyuman. Para Bodyguard yang sebelumnya merasa ketakutan karena aura Tuan mereka langsung bernafas lega.

Kelvin menatap Keila penuh kasih sayang lalu menggendongnya. Keila terkejut, reflek tangannya melingkar di leher sang Kakak.

"Karena hari ini kepulanganmu, maka Kakak akan mengantarmu sampai Mansion dengan selamat." Kelvin tersenyum yang juga dibalas senyuman oleh Keila.

Selama perjalanan, Keila hanya diam menatap jalanan. Pikirannya dipenuhi oleh Sahabat-sahabatnya. Kata Mommy mereka menjenguknya semasa dia koma. Tapi setelahnya, Mommy bilang mereka tengah sibuk dengan pekerjaan mereka.

Sebanarnya Keila sangat merindukan mereka. Apalagi sebelum dia koma, Keila sama sekali belum melihat mereka. Keila dan ketiga sahabatnya memang jarang bertemu karena kesibukkan masing-masing.

"Sedang memikirkan apa, Hmm?" Pertanyaan dari Daddynya membuatnya tersadar dari lamunannya. Keila menatap Daddynya lalu menggeleng.

Kelvin melirik adiknya sekilas. Tangannya perlahan mendekap adiknya dan menempelkan kepala adiknya di dada bidangnya. Tak lama Kelvin mendengar dengkuran halus dari pelukannya. Kelvin menunduk lalu tersenyum saat melihat adiknya ternyata tettidur dipelukannya.

Sopir Pribadi Keluarga Carter tersenyum tipis melihat kasih sayang Tuan Muda Keluarga Carter terhadap adiknya. Dia tidak menyangka seseorang yang begitu dingin bisa memiliki sifat yang sangat hangat saat bersama keluarganya.

Sesampainya di Mansion Pribadi Keluarga Carter, Karena Keila tertidur pulas dipelukannya, Kelvin dengan senang menggendong Keila masuk kedalam dan menidurkanya di Kamar.

Saat masuk semua orang kecewa karena ternyata yang ingin disambut sedang tertidur pulas. Kenzo dan Keano menurunkan bahunya dan wajahnya menjadi cemberut.

Katrine menatap Kakak keduanya yang tertidur di gendongan Kakak pertamanya lalu menatap Kenzo dan Keano yang tengah kecewa. Naina tetap berada disisi Katrine.

"Penyambutannya kalian tunda dulu sampai Keila bangun." Dengan terpaksa mereka mengangguk. Membantah perintah Kelvin mungkin mereka akan diberi pelajaran oleh Kelvin sendiri.

"Sayang sekali, padahal Kenzo dan Keano yang paling semangat menyambut Keila." Ucap Diana. Diana memang sudah tau rencana Kedua anaknya itu.

Di sisi lain.

Kelvin menatap taman Mansionnya lewat jendela ruang kerjanya. Matanya menatap langit malam yang nampak indah karena ditaburi bintang-bintang. Tiba-tiba ingatannya terlempar pada seorang wanita.

Wanita yang pertama kali dapat membuatnya tertarik. Wanita yang pertama kali mengacuhkannya dan tidak memandang kastanya yang tinggi.

"Siapa wanita itu?"

Sepertinya Kelvin harus mencari tau asal usul wanita itu. Dari auranya, Kelvin tau jika wanita itu bukan sembarang orang. Auranya memiliki aura seorang wanita yang anggun dan berkelas seakan-akan dia adalah seorang Putri Raja.

Kelvin mengambil Ponselnya dan mengirim pesan kepada salah satu Anak Buah Mafianya agar mencari tau asal usul wanita itu. Belum genap lima menit, suara notifikasi Ponselnya berbunyi.

Kelvin melihat Ponselnya lalu tersenyum puas melihat data lengkap wanita itu yang dikirim Anak Buahnya. Kelvin meneliti data itu lalu matanya menampakkan sedikit keterkejutan.

Ternyata dia Keturunan Keluarga Corner. Pantas saja auranya sangat berkelas. Keluarga Corner, Keluarga dari Sahabat Daddynya yang dulu pernah mengkhianati Daddynya karena memperebutkan harta dan kekuasaan.

Mereka adalah Keluarga yang serakah tapi dari tampilan wanita itu, dia tidak serakah. Dia baik hati, hanya saja sifatnya tertutupi dengan sifat angkuh dan dinginnya.

"Sally Corner. Nama yang cantik dan indah seperti orangnya."

*****

Sally mengusap hidungnya yang baru saja bersin. Semua orang menatap Sally khawatir. Eliza atau Mommy Sally menatap anak perempuannya dengan khawatir.

"Apa kau baik-baik saja, Sayang?" Sally mengangguk tanda dia baik-baik saja. Semua orang bernafas lega melihatnya tapi tidak dengan satu orang.

Marvis menatap Kakaknya. Mulutnya masih mengunyah makanan tapi tatapannya terarah ke Kakaknya. Sally menatap sang adik sambil ternyum tipis.

"Kak. Aku dengar, Kakak hampir ditabrak oleh Mobil, Apa itu benar?" Semua orang yang tengah memakan makanan mereka langsung tersedak karena terkejut mendengar pertanyaan Marvis.

"Apa?!" Teriak Eliza. Dia tidak percaya anaknya hampir saja ditabrak Mobil.

"Apa itu benar, Sally Corner?" Sally memejamkan matanya mendengar Daddynya berbicara dengan mengucap nama panjangnya. Hal itu akan membuatnya pasrah.

"Y-ya, Dad. Tapi tenang saja, orang yang hampir menabrakku sudah meminta maaf."

"Siapa yang hampir menabrakmu?"

Sally diam. Dia tidak ingin menjawabnya tapi Kakeknya pasti akan terus bertanya.

"Jawab, Sally!"

"Anak sulung Keluarga Carter yang hampir menabrakku, Kek." Sendok yang berada di tangan Eliza terjatuh. Michael dan Eliza tampak terkejut.

"Maksudmu Kelvin Lawman Carter?" Sally mengangguk dan hal itu membuat Eliza menegang. Samuel dulu dia adalah mantan Kekasih Eliza sebelum bertemu oleh Michael dan dijodohkan oleh Keluarganya.

"Ternyata dunia sangat sempit, Ya." Lirih Eliza sambil tersenyum miris mengingat masa lalunya. Lirihan itu hanya didenganr olehnya sendiri.

__________________________________

TBC

MY FAMILYUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum