CHAPTER 15

186 13 0
                                    

Masih dalam keadaan yang sama Kelvin menatap Kael tajam. Tidak peduli apa, Kael telah berani menggelapkan dana Perusahaannya. Kael menunduk lalu berucap.

"Saya takut anda tidak meminjami saya uang. Saya hanya ingin adik saya sembuh dari Penyakit itu." Kata-kata Kael membuat Keila dan Kelvin simpati.

Hidup serba mewah di Keluarga Tenar membuat Kelvin dan Keila tidak pernah merasakan perjuangan mencari uang seperti Kael. Mereka hanya menghamburkan uang untuk membeli keperluan mereka sendiri.

"Kalau begitu, Aku yang akan membiayai pengobatan adikmu. Besok seluruh biaya perawatan akan aku tanggung. Dan kau harus bekerja menjasi Pengawal Adikku sebagai balasannya."

Kael mendongak menatap Kelvin yang juga tengah menatapnya datar. Ada rasa bahagia dihatinya saar adiknya akhirnya bisa berobat. Dengan rasa terima kasih dan penuh ketulusan Kael berucap.

"Saya berterima kasih kepada anda, Tuan Kelvin." Yang tersenyum tipis. Tuannya memang selalu memiliki solusi yang tepat disetiap masalah.

"Mulai besok kau bisa bekerja disini. Tentunya setelah membantu memindahkan adikmu di Rumah Sakit pribadi Keluarga Carter. Dan Yang akan mengajarimu menjadi Pengawal setia adikku."

Kael menunduk hormat termasuk Yang. Baru kali ini Kael bisa merasakan aura tirani yang menguar di tubuh Tuannya. Aura yang sangat kuat dan bisa membuat semua orang ketakutan.

"Dan satu lagi, sebentar lagi aku akan memiliki Tunangan. Jadi, hormati dia seperti kalian menghormatiku."

Rahang Keila hampir jatuh mendengarnya. Yang melongo tak percaya sedangkan Kael mengerjabkan matanya tak mengerti.

"Kak, Kau menerima Sally?" Kelvin menatap adiknya sejenak lalu mengangguk dengan wajah datarnya. Katrine sudah pergi terlebih dahulu ke kamar bersama Naina, Maid setia Katrine.

"Hmm. Itu terpaksa." Keila menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tertawa. Untuk pertama kalinya akhirnya Kakaknya menerima kehadiran seorang wanita setelah Keluarganya.

"Akhirnya Kakak bisa mencintai seorang wanita. Aku pikir Kakak tidak pernah menyukai seorang wanita." Ucap Keila santai. Kelvin menatapnya tajam.

"Kei. Beristirahatlah. Kakak masih ada urusan." Keila mengangguk patuh lalu mengecup pipi Kakaknya dan berjalan keatas menuju Kamarnya. Kelvin menatap jam tangannya lalu menatap Yang, menyuruh mengikutinya ke ruang kerjanya.

Di Ruang Kerja Kelvin.

Yang menunduk dihadapan Kelvin. Walaupun Tuannya hanya menatap dirinya, tapi tatapan itu masih membuat gemetar ketakutan. Dia seperti diintimidasi oleh Raja Yama secara langsung.

"Kenapa kau lalai dalam menjaga Mansion ini. Kau tau bukan, kalau aku tidak ingin Katrine celaka walau hanya tergores sedikit?"

Yang menunduk dalam. "Hamba tau, Yang Mulia. Dan tadi Nona Muda keila sudah menegur Hamba dengan sebuah pukulan."

"Lalu apa kau menyadari kesalahanmu?" Tanya Kelvin dingin dan tajam.

"Ya, Hamba tau kesalahan yang Hamba perbuat." Jawab Yang dengan mencoba tenang. Tapi dia sangat ketakutan hingga tubuhnya gemetar hebat.

"Renungkan kesalahanmu di Hutan Kematian." Tubuh Yang jatuh berlutut. Hutan Kematian. Mendengar nama itu membuat seluruh lutut Yang melemas.

Hutan Kematian adalah Hutan yang terletak di Pulau Organasasinya. Setiap orang yang ingin masuk ke Organiasasi Black Rose pasti akan diuji lewat Hutan Kematian. Hutan yang membuat beribu nyawa melayang. Oleh karena itu, semua orang takut saat berada di Hutan Kematian kecuali dua orang, Rajanya dan Malaikat Maut.

"Hamba akan melakukannya." Setelah itu Yang menghilang bagai angin. Kelvin menghela nafas lalu memijat pangkal hidungnya. Kepalanya sangat pusing sekarang.

Tak lama suara deringan telfon mengganggunya, membuat Kelvin melihat siapa yang menelfonnya. Sally, nama itu tertera di layar Ponselnya. Dengan segera Kelvin mengangkatnya.

"Halo, Kel."

"Hmm. Ada apa, Sal? Kau butuh sesuatu?" Tanya Kelvin lembut. Sally mengerjab. Nada lembut Kelvin membuatnya meleleh.

"Tidak ada. Hanya saja, besok apa kau bisa mengantarku ke Sekolahan Adikku?"

"Tentu. Aku akan mengantarmu. Apa ada masalah disana?" Tanya Kelvin. Setaunya adik Sally berada di Sekolah milik Keluarga Carter.

"Ada. Adikku berkelahi dengan salah satu anak disana. Dan kepala sekolah memanggil Walinya untuk segera datang besok."

"Kalau begitu aku akan membantu mengurus masalah adikmu. Lagipula Sekolah itu milik Keluargaku. Jadi mereka tidak berani menentangku." Ucap Kelvin.

"Tidak perlu, Kel. Aku ingin tau bagaimana adikku mengatasi masalahnya sendiri. Aku disana hanya sebagai wali dan akan mendengarkan seluruh cerita dari adikku."

"Ohh. Baguslah. Aku akan menjemputnya tepat jam 7." Ucap Kelvin lembut.

"Hmm. Sampai jumpa besok, Kel."

"Ya, sampai jumpa besok." Balas Kelvin lalu mematikan Telfonnya. Kelvin tersenyum tipis lalu segera keluar dari ruang kerjanya menuju ke kamarnya.

Besok dia harus menjemput Calon Istrinya. Sepertinya, Kelvin mulai menyukai Sally. Entah apa alasannya, tapi Kelvin benar-benar tertarik dengan segala sesuatu mengenai Sally.

*****

Pagi-pagi sekali Kelvin sudah bangun dan mengenakan pakian Formal khasnya bekerja. Kelvin sedikit merapikan rambutnya dan dengan segera berjalan menuruni tangga.

Kedua orang tuanya belum pulang termasuk kedua adiknya. Sedangkan yang berada di Mansion hanya ada Kelvin dan kedua adiknya. Dan pagi ini Katrine sarapan bersama Naina ditemani Yang.

Keila mungkin sudah berangkat Kerja pagi-pagi sekali. Biasanya jika Keila berangkat sangat pagi, Perusahaannya ada masalah yang mengharuskannya turun tangan sendiri.

"Pagi, Litle Princess." Sapa Kelvin pada Katrine seraya mencium kening sang adik. Katrine mendongak dan juga mencium Kakaknya.

"Pagi, Kakak." Balas Katrine ceria. Kelvin tersenyum gemas lalu duduk di kursi meja makannya. Sarapan pagi ini hanya ada seafood, steak, dan Salad.

Menu kesukaan semua Keluarganya. Kelvin menyukai steak, Keila menyukai seafood sedangka ketiga adiknya yang lain menyukai Salad. Kedua orang tuanya juga menyukai apa yang anak mereka sukai.

Kelvin dan Katrine langsung memakan sarapan mereka. Naina hanya menunggu di belakang Katrine. Sedangkan Yang menunggu Katrine dibelakang sana. Yang tiba di Mansion pagi-pagi sekali setelah menjalani hukumannya.

"Katrine. Kakak akan pergi mengantar Kak Sally ke sekolah. Jadi, jangan kemana-mana sebelum Kakak atau Kak Keila pulang." Katrine mengangguk seraya mengunyah makanannya.

Selesai sarapan Kelvin melihat jam tangan mahalnya lalu berjalan keluar. Tapi sebelum itu, Kelvin pamit kepada Katrine. Dengan segera Kelvin menuju Mobilnya dan mengendarainya menuju Mansion Keluarga Corner.

Sesampainya di Mansion Corner, Satpam yang menjaga pintu Gerbang langsung membuka pintunya dan menyapanya. Kelvin tidak membalas dan hanya mengangguk sekilas.

Sally yang tengah menunggu di Meja makan dikejutkan dengan suara Mobil diluar. Seketika dia langsung menghabiskan sarapannya dan hal itu mmebuat Eliza tertawa pelan.

"Sayang, pelan-pelan saja makannya." Sally cengengesan lalu pamit kekedua orang tuanya.

"Mom, aku ingin kesekolah Marvis. Kelvin yang mengantarku." Michael tersenyum menggoda.

"Ternyata Menantu Daddy mau mengantar anak Daddy yang dingin ini." Canda Michael yang tidak dihiraukan Sally.

"Anakmu itu."

"Anak kamu juga, Honey."

__________________________________

TBC

MY FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang