Untuk sahabatku Nana. Jangan menangis lagi. Aku tau pasti kamu masih menangis. Kamu kan cengeng. Usap air matanya! Atau aku akan marah sama kamu. Maaf, aku gak akan bisa datang di pernikahan kamu sama Satria. Tapi, aku selalu berdoa yang terbaik untuk kalian. Satria, tolong jaga sahabatku ya. Aku percayakan kepada kamu. Terimakasih untuk semuanya, Nana. Aku sangat menyayangi kamu.

Bang Beny, dan Kak Vita. Terimakasih, sudah mau menjadi abang dan kakak yang terbaik untukku. Aku akan melihat keponakanku dari atas sana. Terimakasih ya abang, sudah mau hadir dalam hidupku. Abang dan Nana selalu mendampingiku disetiap langkah kehidupanku. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah melupakan itu. Kak Vita, tolong sampaikan ucapan terimakasihku kepada Tante Ana. Aku akan sangat rindu bercerita kepadanya.

Bela. Aku mempercayakan usahaku untuk kamu lanjutkan. Sekolahkan adik-adikmu setinggi mungkin. Titip salam untuk bapak ibumu. Kalau Safia sudah lulus nanti, ajaklah dia bekerja denganmu. Sampaikan maafku pada karyawan kita. Aku menyanyangimu adikku!

Kak Kenan. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang kakak selama ini. Terimakasih, telah menerima aku apa adanya, dan menemaniku di hari-hari terakhir. Kakak sudah janji padaku, kalau kakak akan tetap melanjutkan kehidupan kakak. Kakak akan menikah dengan perempuan pilihan kakak, memiliki seorang anak, dan keluarga kecil yang bahagia. Salam buat Tante Linda sekeluarga.

Terimakasih semuanya ... terimakasih banyak.

Maafkan aku, jika aku ada salah sama kalian. Aku mohon, jangan berlarut dalam kesedihan.

Aku akan bahagia, jika kalian bahagia.

Aku sangat mencintai dan menyayangi kalian.

Sampai bertemu di kehidupan berikutnya....

Wassalamualaikum wr.wb.

Tertanda,

Arsya Zevina.

Reno menghembuskan nafas beratnya, setelah membacakan pesan Arsya.

"Om, tante. Saya rasa, saya tidak berhak untuk melanjutkan usaha milik Mbak Arsya. Saya akan menyerahkan ke tante dan om secepatnya." ucap Bela dengan nada serak.

"Tidak papa, Bela. Arsya sudah menyerahkan kepada kamu. Anggap saja ini permintaan terakhirnya." jelas Surya.

"Terimakasih, om."

"Kenan, kamu harus ingat janji kamu kepada Arsya."

Kenan mendongak menatap Surya, lalu mengangguk pelan. Linda yang ada disampingnya, merangkul bahu putranya guna menguatkan pria itu.

"Kalian jangan sungkan untuk kemari. Meskipun Arsya sudah tidak ada, dia meninggalkan hubungan yang akrab diantara kita. Pintu rumah ini akan selalu terbuka untuk kalian." jelas Reno, menatap Beny, Vita, Nana, Satria, Bela, dan Kenan.

"Iya, om. Kami juga sudah menganggap kalian sebagai orang tua kami sendiri." balas Beny.

Beberapa menit kemudian, mereka berpamitan untuk pulang. Nanti malam, mereka akan datang lagi kemari untuk pengajian Arsya sampai 7 hari nanti.

Nenek Rahma beranjak dari duduknya, dan berjalan menuju kamar Arsya. Nenek Rahma duduk di atas ranjang Arsya, dan mengusap bantal gadis itu. Di tempat inilah, Arsya menghembuskan nafas terakhirnya.

REGRET [END]Where stories live. Discover now