66

518 57 7
                                    

"Jadi, bisa ulangi sekali lagi?" tanyaku untuk memastikan, seraya memijit pelipis yang terasa berdenyut.

Tsumu mengerjap polos lalu sedikit memiringkan kepala, "Soal apa?"

"Alasan mengapa kau mengumpulkan kami disini."

Ia mengeluarkan senyuman lebar dan konyol, "Aku tidak tahu kalau otakmu akan selamban ini tapi baiklah, akan kuulang."

Kuabaikan perkataannya yang dapat memicu perkara tersebut.

"Jadi kita semua di sini berkumpul untuk melakukan, uh, apa namanya? Semacam uji keberanian! Samu yang memberitahuku!"

"Tapi aku tidak menyuruhmu untuk mengadakannya!"

"Tapi kalian semua datang!"

"Kau meminta kami berkumpul tanpa alasan!" kini Ginjima angkat bicara.

"Gin benar. Kupikir apa yang sampai membuatmu sangat merengek agar kami semua berkumpul, ternyata karena ingin mencoba uji nyali" Aran geleng-geleng kepala.

"Di hutan pada malam hari begini, banyak nyamuk" keluh Rin penuh risih.

"Tapi, aku pernah memikirkan soal ini. Berharap bahwa kita berkumpul dan melakukan sesuatu bersama" Akagi mengeluarkan curahan hati.

"Sebenarnya aku juga sama" tambah Ren.

Wah, aku tidak menduga itu.

"Jika ingin berkumpul dan melakukan sesuatu bersama, aku sarankan ke kafe kucing" Rin bersuara, "kalian bisa melihatkan sesuatu yang menakjubkan."

"Menakjubkan?" tanya Samu.

"Bisa membuat diabetes" Rin mengangkat ibu jarinya.

"Maksudmu kucing-kucing disana?" tanya Gintama.

"Bukan, bukan" si mata celak itu sedikit mengibaskan tangannya lalu memasang tampang berpikir, "tapi sebaiknya kalian tidak melihatnya. Ya, aku saja yang dapat menyaksikannya."

"Kau ini bicara apa sih?" Tsumu berkacak pinggang.

Selagi mereka membicarakan sesuatu yang tidak jelas, aku mengingat kembali apa yang dikatakan oleh waliku.

"Akrabkanlah dirimu dengan mereka, selagi kau bisa. Nikmati saja waktu sekarang ini."

Aku tidak terlalu yakin tapi baiklah.

"Kurasa, aku ingin mencobanya" ujarku membuat semuanya berhenti melakukan kegiatan masing-masing dan menatapku. Bahkan Shin.

"Kau ingin melakukannya?" mulutnya yang sedari tadi terkunci rapat kini akhirnya terbuka dan mengeluarkan suara setelah sekian lamanya.

"Ya" kedua bahuku terangkat bersamaan dengan senyuman kecil terpatri di wajah.

"Hahah!" Tsumu terlihat sangat senang, "Bagus! Rai ikut! Bagaimana dengan kalian? Pastinya ikut juga kan?"

"Aku tidak bilang tidak ikut" ujar Samu.

"Biarlah nyamuk mengambil darahku" Rin terlihat seperti siap akan kematian.

"Tentu saja aku ikut!" seru Akagi.

"Aku ikut" timpal Ren.

"Kalian ikut ya? Ya sudah, kalau begitu, aku juga" Gintama akhirnya juga ikut-ikutan.

"Ah... kalau begitu aku juga ikut" tambah Aran, lalu menoleh ke sahabatnya, "kau bagaimana? Shinsuke?"

Shin nampak diam. Sepertinya ia sedang mempertimbangkan.

"Tidak perlu memaksakan diri jika tidak mau, Shinsuke" ujar Ren.

Lalu akhirnya ia kembali bersuara dengan nada datar seperti biasanya, "Kalau aku ikut, setidaknya kekonyolan yang akan kalian perbuat akan berkurang" Shin melemparkan tatapan tajamnya pada makhluk kelas 2. "Usahakanlah agar tidak terlalu berisik" tambahnya lagi.

Memories | Haikyuu!! X Reader (Named)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt