03

1.2K 167 5
                                    

Rai merasa tidak enak dengan keheningan ini. Tanpa ekspresi, ia mengangkat kedua alisnya.

"Ahahahaa, Rai, tidak perlu mengerjai kami seperti itu, kau marah ya?"

"Kalau kau marah, marah saja ke Tsumu, aku tidak melakukan apa-apa."

"Hei, Samu! Jangan memperkeruh keadaan!"

"Apa bola itu sangat kuat hingga terjadi sesuatu pada kepalanya?"

"Eh!? Apa benar itu yang sedang terjadi sekarang!?"

"Semuanya, diamlah."

Rai mengerjap beberapa kali, ia menatap kepada dua orang laki-laki yang berada di depannya, agak ke kanan sedikit.

Kedua laki-laki itu sangat mirip, yang membedakan adalah model rambut depan mereka dan juga warnanya.

"Apa aku berhalusinasi atau memang ada dua orang yang kelihatan sama sedang berdiri disana..." sebelum gadis itu dapat menyelesaikan kalimatnya, laki-laki berambut kunin itu menggenggam kedua bahunya dan mengguncang tubuhnya.

"Rai! Ini aku, Atsumu! Kau hanya bercanda, kan!?"

"Apa kau benar-benar hilang ingatan!?"

Suara mereka berdua membuat kepala Rai kembali pusing.

"Atsumu, Osamu, jangan berisik. Lepaskan dia, Atsumu."

Mereka berdua diam, Rai pun terbebas dari guncangan yang sempat mengancam kewarasannya.

"Apa kau ingat namamu?" tanya laki-laki berambut putih dan hitam.

Rai mengangguk, "Hatsune Rai."

"Kelasmu?"

"1-7."

"Tuh, dia ingat" ujar seorang laki-laki berambut cokelat bermata sipit.

Sekali lagi kedua alis Rai hampir menyatu, ia yakin bahwa ia merasa pernah melihat orang-orang ini. Tapi ingatan itu sangat tidak jelas.

Laki-laki berambut putih dan hitam tidak menghiraukan, ia melanjutkan pertanyaannya.

"Apa kau tahu ini dimana?"

Rai melihat ke sekitar, ke langit-langit, juga ke belakangnya. Ia menjawab dengan nada bertanya, "tempat main bola?"

"Permainan apa yang kami mainkan?" sela seorang laki-laki berkulit hitam.

"Futsal? Voli?" tebak Rai. Tatapan cemas semakin terarah kepadanya.

"Dimana alamat rumahmu?"

'Benar juga.'

Rai terdiam.

"Rumahku dimana ya?"

Seketika semua tatapan yang awalnya cemas itu berubah, ada yang menjadi menjadi horor, ada juga yang menjadi panik.

"B-Bagaimana ini!?"

"Tsumu, semua ini gara-gara kau!"

"Atsumu, kau bisa masuk penjara!"

"Atsumu bodoh."

"Semuanya, jangan terlalu berisik, Rai jadi semakin sakit nantinya, Shinsuke, bagaimana ini?"

"Benar juga, bagaimana ya?"

"Tamatlah sudaah!!"

"Semuanya, tenanglah" ucap Rai membuat semua tatapan kembali terfokus kepadanya. "Sebenarnya sebelum kemari pun aku tidak mengingat kalian, hilang ingatan ini tidak ada hubungannya dengan bola itu."

"Hilang ingatan!?"

"Tapi, kalau benar, bisa saja bola itu malah menurunkan kemungkinan ingatanmu kembali!"

Memories | Haikyuu!! X Reader (Named)Where stories live. Discover now