55

244 57 0
                                    

"Bersiaplah!" seru Bokuto.

Kenapa aku sendirian yang jadi blokernya?

"Yang pelan, Bokuto-san" ujar Akaashi seraya melakukan tos.

"Aku tahu!" Bokuto melompat untuk melakukan spike.

Aku masih menunggu momen yang tepat untuk melakukan blok.

"Semangat, chibi-chan!"

Bokuto memukul bertepatan saat aku melompat di udara.

"Ah, aku tidak sengaja mengerahkan terlalu banyak tenaga!"

"Bokuto-san sudah diperingatkan!"

"Rai, menghindar saja!"

"Hatsune-san!"

Mereka ini bagaimana sih, itu bolanya sudah jatuh di lantai, di wilayah Bokuto.

Kami mendarat di lantai, hanya suara decitan sepatu yang memenuhi keheningan.

Hingga Bokuto berteriak.

"ITU KAU BISA MELAKUKAN BLOK!" serunya heboh. Lalu yang lain ikut heboh.

"Hebat, chibi-chan!"

"Hatsune-san, tadi itu bagus sekali."

"Hatsune-san, itu kerenn!"

"Oh, uh, terima kasih. Tapi kurasa itu hanya keberuntungan karena Bokuto memukul bolanya dengan pelan" aku menggaruk pipiku dengan telunjuk.

"Aku tidak memukulnya dengan pelan, kau tahu! Mari kita lakukan sekali lagi untuk membuktikan kebetulan itu!" Bokuto kembali ke posisinya.

"Eh?"

"Akaashi! Lemparkan lagi bolanya!"

"Tapi, Bokuto-san-"

"Ayolahh!"

"Akaashi-san, kau tos saja, nanti aku akan menghindar ketika Bokuto akan memukul bolanya" bisikku pada Akaashi.

"Baiklah" ia menurut.

"Heyheyheeyy!!" seru Bokuto seraya berlari ke arah net, ia melompat menunggu bola yang telah ditos melambung di udara, sedikit lebih dekat dengan telapak tangannya.

Aku bersiap untuk melakukan blok pura-pura.

"Jangan melarikan diri ya, RaiRai!! Apa tekadmu selemah ini!!??"

Kedua mataku membulat.

"APA TEKADMU SELEMAH INI!!??"

Aku terpancing dan melakukan blok sungguhan.

Akaashi nampak terkejut, "Hatsune-san!"

Bam!

Lagi-lagi gym menjadi hening.

Bola menggelinding di wilayah Bokuto.

"A-APAAA!!??"

"Itu bukan kebetulan!!"

"Blok itu, dia menghentikannya seorang diri!?"

Aku menatap kedua telapak tanganku. Merah, tapi masih belum ada lecet sedikit pun.

"R-R-R-R-RAIRAI!! K-K-KAUU... K-K-KAUUU...!!" Bokuto menatapku horor.

Kuroo mendekatiku dan mengecek telapak tanganku.

"Hei, aku tidak apa-apa."

"Kau yakin tidak apa-apa?" apa dia teringat dengan kejadian waktu itu? Saat dia menemukanku habis dihajar orang asing?

Yaa, sekarang sih sudah tidak ada plester lagi di wajahku. Lukanya juga sudah tidak membekas. Seharusnya ia tidak secemas itu menatapku.

"Kau-"

Memories | Haikyuu!! X Reader (Named)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu