24

381 75 4
                                    

"Aku sudah menunggu cukup lama untuk hari ini."

"Benarkah?"

"...."

"Kau membawa semuanya kan?"

"Ya. Kau juga tidak lupa kan?"

"...."

"Tentu saja. Mari kita tunjukkan bersamaan,"

"Baiklah."

"Osamu, tanpa perlu diperiksa pun kita sudah tahu hasilnya kan?"

"Pfftt! Benar, dia lebih pintar darimu."

"Aku sependapat."

"Aku juga...."

"Kali ini aku sependapat."

"Kita-san!?"

Aku dan Osamu berusaha tidak menghiraukan kebisingan di sekitar kami, dan meraih buku kami.

"Tu... wa!" seru kami bersamaan lalu mengeluarkan catatan kami.

"Huwoo."

"Mereka terlihat serius!"

"Aku ditendang sebelum pertaruhan dimulai...."

"Rai bilang kalau kau mengalah kan, Atsumu?"

"Hikksss!"

Sementara itu, aku dan Osamu masih membandingkan nilai-nilai kami yang tercatat pada buku.

Ekspresi Osamu jadi kecut, sementara aku berseri-seri.

"Horeee!!"

"Aku kalah telak...."

"Rai, boleh aku lihat nilaimu?" tanya Akagi penuh penasaran.

"Uhm, bolehh" aku mengangguk lalu merenggut buku catatanku dari tangan Osamu yang mulai kehilangan jiwanya. Aku memberikan catatan nilaiku ke Akagi.

Yang lainnya menghampiri sang libero, ikut melihat isi catatan tersebut.

"Hebat...!"

"Semuanya seratus...!"

"Keren...."

"I'm just lucky~" ucapku agak malu, mengalihkan pandangan ke arah lain sambil menutupi mulutku dengan punggung tangan.

"Hebat, Rai. Kau sudah bekerja keras" aku menoleh ke sang pemilik suara, Shin tersenyum ke arahku.

Aku membalas senyumannya, "Terima kasih! Shin juga!"

"Apa kalian berdua pernah remedial?" tanya Rin.

Aku dan Shin menoleh, lalu memasang wajah datar namun masih menyiratkan kebingungan, "Apa itu... remedial?" tanya kami bersamaan.

Seisi gym triggered mendengarnya. Aku hanya dapat tertawa kecil, rupanya tebakanku akan kalimat Shin benar, karena itulah kami mengucapkan hal yang sama.

"Kau menang, Rai" ucap Osamu setelah menerima kenyataan bahwa ia kalah taruhan.

"Jadi, apa keinginanmu?" Atsumu yang dari tadi terlihat lesu akhirnya bicara. Ia terdengar lelah.

Mendengar itu, ibu jari dan telunjukku menyentuh daguku. Lalu berusaha berpikir tentang apapun itu yang menyenangkan.

Osamu nampak mengernyit, "Bukannya kau sudah menyiapkan keinginanmu?"

"Soal itu aku hanya mengada-ngada" jawabku terus terang. Membuat mereka mengerjap sambil tersenyum. "Aha!"

Sebuah ide melintas di kepalaku. Si duo Miya bersiap-siap dengan apa yang akan mereka terima. Membuatku menyengir.

Memories | Haikyuu!! X Reader (Named)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin