60

258 56 4
                                    

Aku dan manajer lainnya sudah berkumpul di lobby. Mereka semua terlihat serius.

"Seperti yang kalian ketahui," Kaori dengan wajah seriusnya mengawali, "kita akan mencoba memainkan game yang payah."

Aku mengerjap kebingungan bersama Kiyoko, sementara yang lainnya masih memasang tampang serius, bahkan Hitoka.

"Meskipun sebenarnya kita tidak memerlukan game payah ini, tapi kurasa kita perlu mengetahuinya" sambung Eri.

"Agar kita bisa menghujat mereka yang memainkannya~" lanjut Yukie.

"Memangnya game payah itu apa?" tanyaku membuat tatapan serius mereka terpusat ke arahku.

"Aku juga ingin tahu" tambah Kiyoko.

Kaori membunyikan tenggorokannya, "Tentu saja, itu adalah..." kedua tangannya mempersilahkan Mako untuk melanjutkan.

"Simulasi kencan!"

"Simulasi...."

"Kencan...??" Kiyoko melanjutkan kalimatku.

Aku menatap Hitoka, seolah-olah meminta penjelasan. Gadis pirang itu masih memasang ekspresi antusiasnya, "Aku juga baru tahu. Tapi ini terdengar menyenangkan!"

Kiyoko dan aku sweatdrop melihatnya.

"Ayolah, setelah ini kita bisa menghina para laki-laki yang selalu memainkan ini!" seru Kaori.

Aku mengernyit, "Kenapa?"

"Karena kebanyakan yang memainkan ini adalah jomblo" sahut Eri.

Bukannya kita semua jomblo? Atau jangan-jangan di antara kalian ada yang tidak jomblo??

Apa aku harus menanyakan ini?

"Memangnya kalian sudah menyiapkan game-nya?" tanya Kiyoko, membuatku terkejut.

Mako tersenyum dengan kedua mata tertutul seraya mengangkat tangannya. "Aku membawanya."

"Sipp!!" seru Kaori.

"Mantaap!" sambung Yukie.

"Pelatih juga tidak mempermasalahkannya, jadi ayo kita main!" Eri nampak begitu bersemangat.

"A-Ayoo!" Hitoka ikut-ikutan.

Aku menatap Kiyoko, harapan terakhir.

Ia mengangguk.

Akhirnya aku pasrah mengikuti mereka. Lagipula jarang bisa bermain seperti ini, biasanya kami sangat sibuk dengan tugas sebagai manajer.

"Tapi... mainnya dimana?" tanya Hitoka.

Benar juga.

"Tentu saja di kamar kita lah!"

"Kalau begitu kenapa kita berkumpul di lobby untuk mendiskusikan ini?"

"Oh iya, benar juga."

"Kenapa ya?"

"Ah, sudahlah. Ayo kita segera mainkan game sampah itu!"

"Kami mendengar kalian," suara laki-laki.

Oh tidak.

Kami menoleh ke sumber suara.

Kuroo. Dan banyak lagi yang lainnya. Bahkan timku juga.

Apa perlu kujabarkan? Jadi mereka mendengar pembicaraan kami tadi? Kuroo, Lev, Yaku, Yamamoto, Kenma, Bokuto, Akaashi, Hinata, Kageyama, Tsukishima(aku yakin dia dipaksa), Yamaguchi, Tanaka, Nishinoya, Tsumu, Samu, Rin, Aran- dan Shin!?

"Hei hei hei, kenapa kalian menguping?" aku menggerakkan kedua tanganku seolah mengusir mereka.

"Salah kalian yang terlalu bodoh karena berdiskusi di lobby" ujar Lev.

Memories | Haikyuu!! X Reader (Named)Where stories live. Discover now