18

612 87 2
                                    

"Hebat...!"

"Benarkah?"

"Um! Aku sendiri bahkan tidak yakin apa bisa sekonsisten itu!"

"Tapi menurutku ini hanya hal yang biasa, tidak perlu dilebihkan seperti itu."

"Aku jadi semakin menghormatimu!"

Orang itu tersenyum. Namun di dalam sorot matanya itu, aku melihat, bahwa ini semua bukanlah hal yang istimewa.

'Dia menganggap bahwa ini semua adalah rutinitasnya.'

Lalu pemandangan berubah, sebuah bola voli melesat dengan kecepatan tinggi dan-

"AWAS!!"

Bruk!

"Aduh!"

Kutatap siku kiriku yang memiliki lebam akibat jatuh barusan.

"Hm, paling nanti hilang sendiri" aku kembali teringat dengan mimpi tadi. Lalu menyadari, sepertinya akhir-akhir ini, aku jadi semakin sadar bahwa aku bermimpi.

'Bukan, bukan... atau iya?'

Kusenderkan punggungku ke sisi kasur,

"Entah kenapa, rasanya mimpi itu seperti kenangan."

Dan untuk pertama kali ini, aku ingin melawan kata-kata itu.

Sebuah kalimat yang terus berputar di kepalaku. Setiap hari, setiap detik.

"Meskipun aku berpikir untuk tidak mengikuti alurnya, memangnya apa yang akan berbedaa" keluhku lalu menghela napas kasar.

Kuperhatikan jam dinding. Pukul 5.

Di subuh begini, jadi ingin senam kecil.

"Jadi, kita akan memulai kegiatan senam hari ini..." tanpa pikir panjang aku sudah bersiap-siap dengan video rekaman ulang kegiatan senam yang terputar di tv.

"Hohoo, ini akan menarik."

1 jam kemudian.

Setelah senam dadakan tersebut, aku mandi dan memakai baju lengan panjang yang agak besar, dan celana yang juga agak besar.

Aku memilihnya karena rasanya enak saat dipakai.

Ketika berkaca, aku melihat rambut hitamku yang sekarang mulai sedikit lebih jelas terlihat.

Karena sudah mencari tahu lokasi salon lewat internet kemarin, aku memutuskan untuk mengecat rambut, nanti saja.

Lalu aku duduk di sofa, memainkan Aipong. Huhh, aku tidak terbiasa dengan benda ini.

Scroll beberapa kali di galeri, tidak ada foto yang istimewa. Bahkan di kartu memoriku, tidak ada satupun potret akan diriku. Padahal aku ingin melihatnya... "Rai yang dulu."

Melirik ke arah jam, pukul 7. Akhirnya aku iseng menghubungi seseorang. Mumpung sudah tahu nomor kontaknya yang mana.

Rai

Selamat pagii

Wali

Pagi anakkuuu

"Wah, responnya cepat juga."

Wali

Ada perlu apa kau pagi-pagi sudah mengingatku hmm?

Memories | Haikyuu!! X Reader (Named)Where stories live. Discover now