"Kenapa jalannya cepat-cepat lan? Masih perih karena semalam? Habis main berapa ronde?" teriak salah satu laki-laki yang baru saja ia lewati, mendengar hal itu semuanya ikut menertawakan Alana.

Alana memilih diam, meski ia risih dengan perkataan yang barusan ia dengar. Mau berpura-pura untuk tidak mendengar pun akan terlihat seperti orang bodoh, karena memang teriakan lelaki itu benar-benar begitu jelas di telinga.

"Bayarannya berapa sih, lan? Gue beliin apartemen nih, buat semalaman, asal lu tahan main sampai pagi."

Alana memberhentikan langkahnya, kemudian memundurkan langkahnya ke arah sumber suara.

Lelaki itu tersenyum kemenangan. "Wah-wah murahan sekali ternyata, hanya di sodori apartemen aja sudah luluh gaes," semuanya tertawa lagi dan lagi, Alana benar-benar merasa harga dirinya di permainkan.

Dengan siagap Alana menampar lelaki itu, kemudian berlalu pergi sebelum semuanya terlambat.

Saat Alana memasuki kelas, gadis itu terjatuh karena minyak goreng yang sengaja Sheila tuangkan di dekat meja Alana, atas dasar perintah Senja.

Semuanya tertawa, Alfaro tidak berkutik sama sekali melihat Alana yang menderita, lagi-lagi hati gadis itu teriris. Sebenarnya ia tidak bermasalah dengan sikap teman-temannya asal Alfaro selalu mendukungnya, tapi ternyata lelaki yang ia harapkan sama saja seperti orang yang baru mengenalnya.

Denis masuk dengan bangga, seperti seorang raja yang bangga akan tahtanya.

Denis bertepuk tangan dengan tawa yang nyaring, menertawakan nasib Alana yang benar-benar malang saat ini.

Denis menampar-nampar kecil pipi Alana, mata gadis itu berair tubuhnya bergetar hebat.

"Cup cup cup.. Alana yang malang," lagi-lagi Denis tertawa.

"Kenapa? Gak ada yang belain, ya? Ya jelas lah, jalang seperti lo ini apa untungnya sih, di belain?"

"Kalau di belain, terus lo bagi dua hasil kerja keras lo yang main semalaman.. yah mungkin ada yang mau kali ya," ucap Senja yang tiba-tiba datang.

"Tapikan ja.. siapa yang mau coba, sama uang haram seperti itu?" Vinsky memotong tiba-tiba.

"Upsssss! hahahaha." Senja tertawa terbahak-bahak, semuanya ikut menertawakan Alana.

Denis sengaja merobek sedikit baju Alana secara tiba-tiba, semuanya kaget bukan main.

Alana menampar wajah Denis tepat di depan semua orang, hal itu membuat Senja meringis ikut membayangkan perihnya tamparan Alana.

"Ada yang marah gaes, padahal baru aja di robek dikit doang, ketimbang lo di apa-apa in semalaman ini mah enggak ada apa-apanya." Denis memang tidak merobek banyak, tapi hal itu berhasil membuat Alana seolah benar-benar di jatuhkan.

"Lo main semalaman berapa bayarannya sih? Dulu aja sok suci lo gue ajak main pakai berontak, sekarang ketahuan, najis!!" Denis sengaja menginjak telapak tangan Alana.

Denis membelai pelan pipi Alana. "Faro pasti bangga punya cewek seorang PSK. Iya enggak, far?" Denis sengaja memancing lelaki itu untuk keluar kandangnya.

Ternyata Alfaro benar-benar terpancing, lelaki itu semakin mengepalkan tangannya dan langsung siagap menghajar Denis habis-habisan. Sedari tadi ia memang tidak tahan melihat tingkah Denis yang menurutnya keterlaluan.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang