Limerence : Chapter 55

58 8 0
                                    

Nanda duduk di ranjang pasien dengan permen lolipop di mulut nya, mata nya terus memperhatikan Raga dan Haru yang ikut duduk di depan nya. Dia menendang kaki Raga, melirik pada Haru, bertanya apa yang terjadi di antara mereka lewat lirikan nya. Raga menghembuskan napas lelah. "Putus kita."

"Kenapa?" Nanda bertanya. Ini sudah 4 bulan sejak mereka bekerja di rumah sakit, dan saat mereka bersama, Nanda hampir tidak pernah melihat mereka bertengkar secara serius sampai ada kata putus di antara mereka. Apalagi mereka sudah pacaran lama, sudah saling mengungkapkan niat mereka untuk menikah.

"Nggak cocok aja." Raga menjawab singkat, seperti tidak mau membahas hal itu sama sekali. Tak kehabisan akal, Nanda bertanya pada Haru. "Ada apa?"

"Raga terlalu nuntut gue."

Nanda menyerngit. "Bukan nya kebalik?"

Haru melotot. "Dia nuntut gue buat nggak pake make up lagi! Gila apa? Gue udah gede, Nan! Kalau make up kan udah wajar, kulit gue juga nggak sensitif amat. Masih bisa menoleransi merk make up apapun!"

Ah... Masalah ini lagi.

Sudah biasa. Mereka selalu meributkan hal yang sama saat awal mereka bertemu. Haru sering menuntut banyak hal, dan Raga menuruti nya walau selalu menggerutu. Saat Raga menuntut satu hal yang tidak terlalu penting, Haru tidak pernah menuruti nya. Membuat mereka cekcok setiap hari tanpa memandang tempat.

"UGD sepi ya,..." Raga menceletuk. UGD memang sepi hari ini, sejak tadi pagi sebenarnya. Tim Nanda yang tersisa hanya mereka bertiga, Ashi dan Rega diperintah membantu dokter anak untuk memberi imunisasi di beberapa tempat. Rian selaku senior di UGD tidak bisa hadir karena harus menghadiri wisuda adik nya, sedangkan Vira yang di beri pertanggung jawaban atas UGD, entah menghilang kemana sejak satu jam yang lalu.

"Kalau rame lo yang ngurus!" Nota –perawat berperawakan tinggi dengan jangkun dan tubuh yang sedikit kekar- menyahut, dia berjalan mendekati mereka, duduk di samping Nanda sambil mengangkat kedua kaki nya di ranjang.

"Ngapain lo kesini?" Nota melirik malas tiga perempuan yang sedang bergosip di balik meja perawat. "Dosa gue kalau disana terus! Ngomongin orang mulu...."

"Nggibah itu ada hikmah nya."

"Apa?"

"Wawasan banyak!" Nanda menyentil dahi Haru. "Nggak guna tau!"

"Eh, jangan di sentil dong! Nanti kalau jidat berharga gue luka gimana?!" Haru mengusap kening nya dengan mata melotot ke arah Nanda. Lalu merengek saat dia menoleh ke Raga. "Ga, jidat gue."

Nanda melengos saat Raga mengusap dahi Haru tanpa banyak bicara. Dalam hati dia merutuki pasangan gila di depan nya. Mereka saling cinta, saking cinta nya ada hal yang tidak di suka mereka langsung bicara satu sama lain. Beberapa orang mungkin menganggap nya suatu kelebihan, tapi itu menjadi bencana saat mereka tidak bisa menerima hal itu.

"Tim perawat ada 5 kan? Satu nya kemana?" Raga bertanya. Tidak biasa nya Nota berada di UGD sendiri tanpa teman laki-laki berwajah manis itu.

"Aster? Si goblok itu dengan eek nya bolos tanpa sepengatahuan gue. Gue sebagai ketua tim mana bisa terima kalau dia bolos terus, di kira ini rumah sakit emak nya apa!"

"Kan emang punya emak nya-"

Nota berdecak, dia mendelik pada Nanda. "Tau gue! Jangan di ingetin!"

"Nota!" Sella –salah satu perawat di tim Nota- memanggil. "Ada pasien darurat! Harus gue panggil kak Vira?"

Nota turun dari ranjang, berjalan menghampiri rekan satu tim nya, di ikuti Nanda dan yang lain. Nota menunjuk Uni, meminta nya untuk segera memanggil Vira. Sebenarnya mereka bisa menangani jika hanya pasien darurat, hanya saja Nota memanggil Vira untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu, karena dia merasa bertanggung jawab sebagai ketua koas –walau jabatan ketua masih di pegang Ashi-.

Limerene : After You (END)Where stories live. Discover now