Limerence : Chapter 52

62 8 0
                                    

Hari pernikahan.

Rumah Nanda sudah ramai walau jam masih menunjukkan pukul 8 pagi. Bunda nya sibuk menyalami saudara jauh nya yang rela datang kemari untuk menghadiri pernikahan Nanda. Abang nya sibuk membantu pemuda lain nya untuk memberikan minuman pada tamu yang dengan gila nya sudah datang di pagi ini.

Akad akan di mulai jam 9 nanti. Di lanjutkan dengan resepsi pukul 11 siang.

Nanda sedang sibuk di kamar nya dengan kebaya bewarna putih yang sudah melekat di tubuh nya, tangan nya tergenggam erat saat Lia memberikan make up yang sedikit menor di wajah nya. Jantung nya terus berdegup kencang, tinggal beberapa jam lagi. Dan dia akan melepaskan status lajang nya. Dia akan menjadi istri orang. Istri laki-laki yang sangat mencintai nya dan sangat dia cintai.

"Lo cantik seperti biasa." Arlan datang. Teman teman nya yang lain ikut di belakang nya. Mereka sudah siap dengan dres mereka masing masing. Nanda yang meminta mereka datang untuk menghilangkan ketegangan Nanda. Tapi seingat Nanda, dia tidak mengundang Arlan lebih pagi seperti ini.

"Makasih." Nanda tersenyum. Dia berdiri menghampiri Arlan. Memeluk nya, tidak terlalu erat karena takut akan merusak riasan nya nanti.

"Kak Gilang yang minta gue dateng. Dia ikut panik di ruangan sebelah tadi." Arlan menjelaskan saat melihat tatapan kebingungan di mata Nanda. Nanda melepaskan pelukan nya. Dia menghampiri rekan kerja nya. Hanya ada Raga, Haru dan Tsuki. Rega dan Ashi tidak bisa datang karena harus mengurus UGD. Atasan tidak akan membiarkan mereka cuti bersamaan dengan alasan rekan kerja nya sedang melangsungkan pernikahan.

"Pake hak tinggi lo dulu." Tsuki berceletuk. Mengejek. Karena dia masih bisa melihat hak tinggi 10 cm yang Nanda kenakan tertutup oleh kain jarik bewarna coklat. Nanda hanya tersenyum menanggapi nya. Tsuki memeluk nya, mengelus rambut Nanda yang memang di atur tergerai. Dia hampir menangis jika Nanda tidak melontarkan lelucon garing pada nya.

"Gimana kerja lo?" Nanda bertanya. Basa basi. Tsuki mengangguk. Dia melirik Arlan yang sudah berjalan pergi meninggalkan kamar Nanda, mungkin berniat pergi ke ruangan sebelah, karena tujuan nya disini untuk menemani senior nya itu. "Baik, Arlan juga baik ke gue."

Tsuki mengejar Arlan. Mereka bekerja di satu rumah sakit yang sama di pinggiran kota. Rumah sakit kecil, staf medis yang hanya beberapa orang tapi entah kenapa mereka selalu kedatangan pasien setiap hari nya.

"Gimana kalian?" Tsuki balik bertanya. Nanda mengendikkan bahu nya. "Masih sama. Kemarin abis adu mulut lagi, abis itu dia pulang ke rumah. Nggak bilang sama gue dulu."

"Lo apain dia?" Tuduh Haru. Dia sudah duduk di kursi samping Raga. Nanda yang mendengar nya berbalik menghadap Haru. Menatap nya dengan pandangan tidak terima. "Kenapa gue? Dia duluan yang bikin gue marah."

"Apa?" Nanda diam. Kemarin dia marah karena apa? Karena Gilang datang terlambat? Karena Gilang harus bekerja saat dimana dia sudah memulai cuti hari pertama nya? Karena apa?

"Salah lo kan?" Haru bertanya. Memastikan. Nanda hanya diam, tidak menjawab nya. Iseng Haru bertanya lagi. Dia selalu penasaran dengan mood Nanda yang sering berubah-ubah. "Lo gampang emosi akhir-akhir ini. Yakin lo nggak hamil?"

Nanda mendekat. Menendang kaki Haru dengan sepatu hak tinggi nya. "Lo pikir gue gila? Kissing aja enggak pernah!"

"Entar malem juga kissing-kissing an." Raga menyahut. Nanda hendak menendang kaki Raga juga, tapi Haru sudah menghalangi nya. Suara pintu di ketuk terdengar. Bunda ada di sana, tersenyum menatap nya sambil mengulurkan tangan. Meminta nya untuk mendekat. "Udah jam 9. Gilang udah menunggu di bawah."

Nanda menarik napas panjang, lalu menghembuskan nya perlahan. Dia berkaca di cermin, kebaya yang dia pakai tidak kusut, riasan nya juga masih sama seperti semua. Tidak ada yang aneh. Semua baik-baik saja. Dia menarik napas lagi, menyambut uluran tangan bunda sambil tersenyum.

Limerene : After You (END)Where stories live. Discover now