Part 37.

397 57 4
                                    

Jangan pernah hakimi dirmu sendiri.

Feliana Adisastro Diningrat.

Dion membuka mata dan memegangi dadanya. Namun tidak terjadi apa-apa dengan nya, Dion berbalik dan ternyata Ara yang sudah melindungi nya.

"Araa!"

Dion lantas berlari ke arah Ara dan meletakkan kepala gadis itu pada pangkuan nya.

"Terimakasih sudah mengajarkan ku banyak Hal Dion, dari kamu aku belajar bahwa nyawa seseorang lebih penting dari nyawa kita sendiri, terimakasih." Ara perlahan menutup matanya.

Dion memegangi punggung Ara yang dipenuhi dengan darah, Nuel segera berlari ke arah Dion dan membantu menolong Ara.

Mereka semua masuk ke dalam mobil dan membawa Ara ke rumah sakit.

"Siapa gadis itu Dion?" Tanya Fery.

"Namanya Ara, Kek. Dia yang udah bantu Dion keluar dari tempat itu, hidup nya sangat menderita, Dion udah janji bakal bawa dia keluar dari tempat itu. Namun Dion gagal, kek."

Fery hanya mengangguk dan menepuk-nepuk pundak Dion.

Dokter dan suster segera keluar dari ruangan itu dan menghampiri Fery.

"Bagaimana, dok?" Tanya salah seorang suster.

"Jantung nya sudah berhenti berdetak, Dok."

Sang dokter mengangguk dan melepaskan semua peralatan medis dari tubuh Ara, dan segera menutup sekujur tubuh Ara dengan Selimut.

Dokter beserta susternya keluar dari ruangan itu dan menghampiri Dion.

"Pasien tidak dapat kami selamatkan, karena tembakan tepat pada jantung nya," ucap sang Dokter.

Dion hanya terduduk pasrah. "Maafin gua Ara, gua gak bisa menepati janji gua. Maafin gua Ara semua ini salah gua."

"Semua ini salah Dion, Kek. Ara meninggal karena nolong Dion. Dion salah Kek," ujar Dion.

"Ara pergi bukan kesalahan kamu Dion, itu memang sudah jalan nya. Tuhan tidak mau gadis baik seperti Ara terus menderita di dunia ini," jawab Fery seraya menenangkan Dion.

Keluarga Adinata membawa Ara ke rumah Doni dan memakam kan nya di daerah sana.

Seluruh keluarga duduk di ruangan tamu, mereka semua sedang menunggu Doni dan Nuel yang membawa para kompolotan itu ke kantor polisi.


****
Sam dan Nuel berdiri tepat di depan jeruji besi dimana Ayah Sam ditahan.

"Maafin Papa Sam, tolong jaga Mama dan adik mu."

Sam menyeka air matanya dan membuang muka ke arah lain. "Papa jahat. Papa gak akan pernah ngerti gimana perasaan Sam, Selama ini Papa adalah pria yang selalu Sam banggakan, Papa adalah satu-satunya pria yang selalu menjadi panutan Sam. Dan sekarang Papa menghancurkan semuanya, Papa menghancurkan Kepercayaan Sam, Papa menghancurkan semua rasa bangga Sam."

"Maafin Papa Samuel. Ini semua diluar kendali Papa, Papa hanya mengejar kehormatan Dan kekayaan tanpa memikirkan Akibatnya."

"Ini adalah alasan Nuel, kenapa selama ini Nuel gak mau ikut kalian ke Inggris. Nuel udah tau semuanya jauh sebelum semua ini terjadi," imbuh Nuel.

Feliana's Story [SELESAI]Where stories live. Discover now