Part 12.

383 58 0
                                    

Hubungan ini dilandasi kebohongan.
Anda pura-pura cinta dan saya pura-pura Percaya.

•••Author•••

****

Feli memandangi dirinya melalui pantulan cermin, Malam ini Feli sengaja mengenakan seragam SMA nya dulu, tidak ada coretan pilox pada seragam itu. Tidak ada bekas tanda tangan Siapa pun disana.

Feli sangat merindukan masa SMA nya yang begitu indah. Masa SMA yang dibanjiri suka dan duka, masa SMA yang penuh dengan cengkraman kebahagiaan.

Semuanya telah pergi dan hilang, satu persatu sahabatnya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Feli menyeka air matanya. "Lo harus bangkit Feliana, jangan lemah. Lo harus kembali menjadi Feliana yang dulu, lu harus ceria," ucap Feli mencoba untuk memberi semangat pada dirinya sendiri.

Feli memandangi sebuah kartu ditangan nya, kartu itu adalah kartu perijinan untuk ke makam Dion. Beberapa bulan yang lalu Kakek Dion menitipkan kartu itu pada Riana, Mama Feli.

"Hanya sekedar melepas rindu, setelah itu gua janji, gua bakal pergi dari lingkaran hidup gua. Move on bukan tentang melupakan tapi mengikhlaskan," ucap Feli.

Feli menyimpan kartu itu, dan segera mengganti seragamnya.

****

Feli memandangi sebuah bangunan ber cat putih itu, suasana dan bentuk bangunan itu masih sama dengan terakhir kali Feli mengunjunginya beberapa tahun yang lalu.

Feli mulai memasuki Bangunan itu dan memasuki sebuah ruangan, disana ada seorang pria tua yang sibuk bergelut dengan laptop nya. "Permisi Kek," sapa Feli.

Pria itu menurunkan kacamatanya dan menatap Feli. Pria itu adalah Fery Adinata.

"Apa kabar Feliana?" Tanya Fery lantas langsung memeluk Feliana.

"Sangat baik Kek, Kakek apa kabar?"

"Puji Tuhan, sangat baik Feli," ujar Fery.

Fery mempersilakan Feli untuk duduk di sofa ruangan itu.

"Bagaimana kuliah kamu? Sudah sangat lama Kakek tidak mendengar kabar tentang kamu," ujar Fery.

Feli menatap Fery dengan sorot mata yang sendu, sangat terlihat jelas perubahan dari pria itu.

"Lancar Kek, sibuk dengan jadwal kuliah yang padat. Jadi gak ada waktu buat ke Indonesia," ujar Feli dengan memaksakan senyum nya.

Fery berdiri dan mengambil sebuah Foto kecil dimeja kerjanya. Foto itu adalah foto Fery dan Dion saat penobatan Dion. Fery kembali duduk disamping Feli dan masih menggenggam foto itu.

"Semuanya berubah Feliana, semuanya berubah semenjak kepergian malaikat kecil kami, semuanya berubah ketika dia pergi dengan sangat lama dan tidak akan pernah mungkin kembali. Dunia mungkin sudah melupakan dia, tapi tidak dengan Kakek, Feli. Semuanya seakan redup setelah kepergian Dion. Rumah besar milik keluarga Adinata rasanya sangat sunyi dan sepi. Tidak ada lagi tawa kebahagiaan disana. Bahkan keluarga Adinata pun tidak pernah lagi memperlihatkan sinar nya dimata Dunia, takdir memang sangat lucu," lirih Fery.

Feli mencoba untuk menyeka air matanya. Feli tahu kejadian ini pasti terjadi, dimana ketika dia bertemu kembali dengan keluarga Dion, pembahasan tidak akan pergi jauh dari sosok kepergian malaikat itu.

"Feli mengerti Kek, kita semua merasakan kepergian itu. Kita semua terpuruk, akan kah kita terus berlarut dalam kesedihan seperti ini? Waktu keterpurukan itu seharusnya sudah berakhir sampai hari ini Kek, kita bangkit sama-sama," ujar Feli.

"Dion Adinata Anggara. Sangat tidak mudah melupakan dia, orang yang selalu ada untuk Adinata. Seorang yang memberi penerangan untuk keluarga ini. Kakek selalu mencoba untuk tertawa dan tersenyum didepan keluarga, supaya kepergian Dion tidak terlalu begitu terasa Feliana."

Feli Sangat mengerti keterpurukan yang dialami oleh Fery, Dion adalah salah satu Cucu yang paling dekat dengan nya. Bahkan ketika Dion masih tinggal di Australia, dia selalu menyempatkan untuk berkunjung ke Bandung atau Jakarta, hanya untuk menemui Kakek dan Neneknya.

Dion yang selalu memberi warna dan penerang bagi keluarga itu, dan dia pergi. Semuanya memang sangat hancur, dari kepergian Dion hingga saat ini, keluarga Adinata tidak pernah lagi muncul. Mereka menghilang bersamaan dengan kepergian Dion.

Feli berpamitan dengan Fery dan segera keluar dari ruangan itu.

Feli pergi ke salah satu toko bunga, dan membeli sebuket bunga disana. Hari ini Feli akan mengunjungi Makam Dion. Hanya untuk sekedar berkunjung dan melepaskan Rindu.

Seperti terakhir kali Feli mengunjungi makam ini, hari ini pun rintik hujan menemani dan mengantar gadis itu Sampai kepada makam Dion.

Feli mendekati batu nisan Dion dan mengelus batu itu. "Halo, apa kabar Dion Adinata Anggara? Bagaimana kabar mu disana? Bagaimana dengan titipan salam ku Dion? Aku harap kamu udah bertemu dengan Mama disana. Dion, sakit banget. Aku rindu kamu Dion, semua hari yang aku lewati rasanya sangat hampa, gak ada rasa. Aku rindu kamu Dion, aku rindu Pria cuek dan dingin yang selalu memberikan kehangatan dalam hidup ku." Feli mencoba untuk menyeka air matanya.

Feli meletakkan bunga itu didekat nisan Dion. "Dulu ada yang pernah bilang ke aku, untuk merelakan apa yang bukan milik kita, ada yang pernah bilang ke aku, untuk tidak mengejar apa yang seharusnya memang tidak ditakdirkan untuk kita miliki. Kehancuran itu datang dan pergi, kerinduan itu datang setiap saat. Bukan tidak mau tapi memang tidak bisa buat aku melupakan kamu Yon."

Feli terduduk lemah di tanah dekat makam Dion dan mencoba untuk tetap tegar namun nihil pertahanan nya benar-benar hancur. Beberapa tahun ini Feli mencoba untuk menghindari semua tentang Dion, namun gagal.

"Aku mau pergi dari lingkaran ini Dion, tolong bantu aku untuk pergi dari semua kenangan pahit ini. Aku mau melupakan semua tentang kamu, boleh kan? Aku mau menghapus semua tentang kamu dalam cerita hidup ku. Sangat menyakitkan untuk terus berada didalam lingkup ini," ujar Feli dengan air matanya yang sudah bercucuran sedari tadi.

Feli merasa kepalanya tidak lagi ditetesi air hujan, namun air hujan masih turun disekitaran makam itu. Feli mendongak dan melihat Sam disana, Sam merentangkan jaketnya agar menutupi kepala Feli.

"Roman picisan pernah bilang, melupakan tidak hanya butuh Waktu tapi harus dipertemukan dengan orang baru. Lo gak bakal pernah bisa otw dari lingkaran kelam Kalo Lo gak bisa membuka hati, jangan pernah terpuruk sejauh ini Feliana. Coba lihat kebelakang ada orang yang sangat ingin buat Lo bahagia," ujar Sam yang berjongkok disamping Feli namun tetap melindungi gadis itu dari tetesan air hujan.

Feli hanya diam dengan semua omongan Sam. Sam sudah tau semua tentang Feli dan hubungannya dengan Dion, namun Sam tidak akan pernah mengerti dengan perasaan nya.

"Maksud Lo, gua harus cari pacar gitu?"

"Yes, buka hati Lo, dan lihat kesamping, ada pria yang senantiasa memberikan bahu nya untuk tempat sandaran Lo."

Feliana's Story [SELESAI]Where stories live. Discover now