Part 30

349 52 16
                                    

Dan pada akhirnya Semua akan kembali pada jalan nya masing-masing.

Samuel Alvino Haidar.


Amira segera membolak-balik kan album itu ke beberapa halaman sebelumnya, hingga akhirnya sampai pada foto Feli dan Dion.

"Di foto ini Dion pake topi, dan Feli juga pernah bilang Kalo Dion itu kena kanker otak yang buat seluruh rambut nya itu rontok, tapi foto bareng Brian ini ada rambut itu artinya ini Doni bukan Dion," jelas Amira.

"Dan itu artinya Doni benar-benar menyembunyikan sesuatu, Karena udah pasti Doni kenal dengan Brian," ucap Bana.

"Cara satu-satunya adalah, kita cari satu pintu yang gak dikunci. Dan kita harus cari tahu ada apa didalam sana," ujar Sam.

Mereka semua mengangguk setuju.

****

Feli berjalan beriringan dengan Adinata dan Sean, mereka memasuki ruangan kerja Adinata. Disana sudah ada Naomi, Leon dan Bara.

Feli Bingung kenapa semua orang Seakan dikumpulkan disini. "Ada apa, Kek?" Tanya Feli.

Adinata duduk di kursinya dan mengambil sebuah Flashdisk, Feli menatap sekeliling nya. Tidak ada yang berani membuka suara.

Adinata mengambil laptop nya dan memasukkan flashdisk itu.

Feli terus memandangi laptop itu beberapa orang berpakaian serba hitam Tampak nya sedang membicarakan sesuatu.

"Kita harus mendapatkan dia, bagaimana pun caranya!"

"Tapi bagaimana mungkin, Pak. Siapa yang tidak mengenal keluarga Adinata? Bahkan kita tidak seberapa dibandingkan keluarga itu."

"Bodoh! Kau fikir mereka bisa apa? Kalau kita semua bergabung Adinata tidak akan bisa apa-apa!"

"Apa yang akan kita lakukan?"

"Kita harus mendapatkan anak itu demi proyek yang sedang kita bangun, setelah semuanya selesai. Kita bisa membuangnya atau bahkan membunuh nya."

Adinata tiba-tiba mematikan laptop nya. "Kek, Feli sama sekali gak ngerti," ujar Feli dengan Bingung.

"Ayo, kamu akan mendapatkan semua jawaban nya." Adinata segera bangkit dari duduknya dan berjalan kearah luar ruangan.

****
Sam, Malvin, Bana dan Amira sedang mengendap-endap memasuki kamar Dion, mereka akan berusaha untuk membuka pintu itu.

"Lo berdua tunggu sini dan lihat keadaan, gua dan Sam bakal masuk kesana," ujar Malvin pada Bana dan Amira.

Mereka berdua lantas memasuki pintu itu, Sam dan Malvin cukup terkejut dengan Isi dari ruangan itu. Disana terdapat lorong yang sangat panjang. Gelap dan sepi, Malvin dan Sam sengaja tidak menghidupkan lampu mereka.

Sudah hampir setengah jam mereka berjalan namun tidak menemukan apapun, hanya lorong yang sempit dan gelap.

Tiba-tiba mereka sampai pada sebuah ruangan yang terdapat empat persimpangan.

"Kita harus kemana?" Tanya Malvin.

"Gua juga bingung, atau kita lurus aja?"

Malvin hanya mengangguk dan mulai melanjutkan langkah mereka, tiba-tiba semua lampu tampak menyala. Malvin dan Sam cukup terkejut, mereka memandangi sekeliling ruangan itu. Ruangan yang penuh dengan CCTV.

Dari lorong yang gelap terlihat seseorang yang sedang berjalan dengan anak kecil disamping nya. Lorong itu sangat gelap sehingga menyulitkan Sam dan Malvin mengenali orang itu.

"Dia bukan hantu 'kan?" Tanya Malvin.

Sam hanya diam, sampai akhirnya orang itu tepat berada dihadapan mereka, dan anak kecil yang bersama nya adalah Brian.

Tubuh tegap dan tinggi, orang itu terus memandangi Malvin dan Sam, bukan merasa takut Sam dan Malvin malah ikut memandangi orang itu.

"Apa yang jadi milik gua, akan tetap untuk gua," ucap nya.

Sam dan Malvin tampak terkejut, tidak. Dia bukan Doni, melainkan Dion.

Sam mengerjap tidak percaya. "Kenapa Lo kembali setelah gua berhasil mengeluarkan Feli dari masa lalunya, kenapa Lo kembali setelah Lo berhasil menghancurkan kehidupan Feli?"

"Lo gak akan pernah ngerti apa yang gua alami, Lo gak akan pernah paham!"

"Kalo Lo memang sayang sama Feli jangan pernah temui dia lagi Dion, biarkan dia bahagia bersama gua. Udah cukup 3 tahun dia menderita dan sekarang biar kan dia bahagia bersama gua."

"Dia bisa bahagia tanpa Lo!"

"Gua gak akan pernah biarin Feli kembali ke tangan Lo lagi, Lo udah berhasil buat dia menderita dan hari ini lo datang kembali."

"Feliana milik gua, Sam. Apa yang sudah menjadi milik gua, akan tetap untuk gua. Gua gak suka berbagi."

"Dion," panggil Seseorang yang ada dibelakang Dion.

Deg!!

Dion berbalik dan menatap Adinata disana bersama dengan Feli.

Seluruh tubuh Feli gemetar, Feli menatap Dion dan Doni secara bergantian.

"Dion," lirih Feli.

"Fe."

"Apa ini semua? Apa ini Dion?" Lirih Feli.
"Kenapa kamu pergi? Kenapa kamu kembali setelah aku berhasil lupain kamu? Apa kamu tau gimana rasanya merindukan kamu setiap malam? Menangis setiap malam? Apa kamu tau rasanya semua itu?"

Feli menyeka air matanya. "Aku terpuruk, aku jatuh bahkan aku kehilangan semua harapan terbesar ku. Aku menjauhi semua orang karena saat itu aku berfikir setelah kamu pergi semua orang rasanya menyebalkan Dion."

"Fe."

"Apa kamu tahu Dion, gimana rasanya mengharapkan seseorang setiap malam, apa kamu tahu, gimana aku berjuang selama tiga tahun ini untuk mencoba mengikhlaskan kematian kamu, yang ternyata hanya konspirasi. Gimana aku tersiksa setiap malam melihat semua kenangan kita, bagaimana aku merasa semua dunia rasanya sepi. Aku pergi ke Inggris karena apa? Hanya karena mau menjauhi semua kenangan tentang kamu!"

"Fe, dengerin gua dulu."

"Kamu gak akan pernah ngerti semua itu Dion, kamu gak akan pernah paham, lihat pria yang ada di belakang kamu." Feli menunjuk Sam dan menyeka air matanya. "Dia pacar aku, dia orang yang selama ini bantu aku, selalu ada buat aku. Orang yang selalu setia melebar kan sayap nya untuk aku. Aku harus apa Dion? Kamu gak akan pernah ngerti gimana posisi aku saat ini. Aku Rindu kamu Dion, aku sayang kamu."

Dion lantas menarik Feli kedalam pelukannya dan mengelus rambut gadis itu.

"Kamu jahat Dion! Kamu jahat."

"Maafin gua, Fe. Gua tahu, gua ngerti. Gua juga sayang sama lo, Fe. Keadaan memaksa gua untuk tetap disini. Gua pengen cari Lo, Fe. Gua pengen hubungi Lo. Tapi gua gak bisa apa-apa, pagi itu gua mau nemuin Lo, di tempat dimana pertama kali Lo ketemu sama Brian, tapi apa yang gua jumpai disana? Orang yang gua sayang, orang yang gua cintai sedang berpelukan dengan pria lain. Gua tau gua jahat, gua tau gua sangat jahat, Fe. Tapi gak ada satu malam pun dalam satu hari nama Lo terlupakan dalam doa gua, gua berdoa sama Tuhan agar suatu saat nanti gua bisa bareng sama Lo lagi."

Feli melepaskan pelukannya. "Maaf Dion, aku gak bisa. Ada Sam, Dia pacar ku."


Gimana perasaan kalian membaca part ini?
Oh iya aku mau mengingatkan bantu terus share cerita Feliana's Story dan dukung terus cerita ini. Dan tetap nanti kan Cerita Feliana's Story. Karena cerita ini masih panjang dan akan banyak kebenaran baru yang terungkap.
Apakah Feliana's Story akan happy END atau sad END?

Feliana's Story [SELESAI]Where stories live. Discover now