Part 14.

376 55 0
                                    

••••

Nuel tertawa dan menepuk pundak Sam. "Gak usah lembek Sam, Lo ada Adrian, Ana," balas Nuel, dan kemudian meninggalkan Sam.

****

Feli dan keluarganya sedang sarapan, tidak lupa Amanda dan Amira juga ada disana, Feli sudah sangat lama merindukan moment ini. Moment makan bersama dengan keluarga kecilnya.

Disela makan bersama Riana akhirnya membuka suara. "Fe, Udah lama banget kamu gak ke makam Ibu kamu, coba kamu ingat. Kapan terakhir kali kamu kesana?"

Feli tampak berdiam dan mencoba mengingat, "Tiga tahun yang lalu Ma, bareng Dion." Jawab Feli.

"Hari ini Mama dan Papa ada acara, kamu ajak sekalian Amanda Dan Amira ke makam Mama kamu, manatau mereka juga mau jalan-jalan Jakarta," tambah Roy.

"Nanti Feli mau pergi sendiri aja Pa, Ntar Amira dan Amanda bakal jalan-jalan bareng Feli Kalo Reon udah pulang ke Indonesia," balas Feli.

"Kapan Reon pulang Fe? Sahara juga?" Tanya Riana.

"Besok, Ma," balas Feli singkat.

Feli telah selesai mandi  dan Membersihkan diri, Feli segera mempersiapkan barang-barangnya. Ditengah kesibukan Feli, Feli tidak sengaja melihat Jam tangan Sam, yang sudah berhari-hari di tas nya.

Feli memasukkan Jam itu kembali, dan nanti akan mengembalikan nya pada Sam.

"Fel, ntar gua mau ke rumah Kak Nuel sama Amira," ucap Amanda.

"Emang Lo tau rumah nya Kak Nuel?" Tanya Feli.

"Ntar di jemput Bana sama Malvin," Jawab Amira.

"Okeh, hati-hati. Jangan lupa kunci semua pintu dan jendela," teriak Feli yang sudah berlari keluar kamar.

Feli singgah disebuah toko bunga, dalam Minggu ini Feli sudah dua kali ke toko ini, Pertama membeli bunga untuk Dion dan hari ini untuk Ibu nya.

Feli membeli sebuket bunga dan segera pergi menuju pemakaman. Feli tidak langsung memasuki are pemakaman. Feli duduk disebuah bangku dibawah pohon rindang dekat gerbang pemakaman.

Feli diam dan kembali merenung.

Flashback on :

"Fe, Lo mau beli bunga atau ngitung dosa?" Tanya Dion yang sedari tadi mengekori Feli di toko bunga.

Hari ini Dion dan Feli ingin mengunjungi makam Ana, Ibu Feli.

"Mama aku suka bunga apa ya?" Tanya Feli pada Dion.

Dion tercengang mendengar pertanyaan Feli, Feli mungkin tidak mengetahui apapun tentang Ibunya, karena Ibunya meninggal disaat dia masih berumur 2 bulan.

"Lo aja gak tau tentang bunga kesukaan Mama Lo Fe, apalagi gua?" Heran Dion.

Akhirnya Feli memutuskan untuk membeli sebuket Bunga mawar merah. "Mama, suka gak ya sama bunga ini?" Tanya Feli.

"Mama Lo gak butuh setiap hadiah yang lo Beri Fe, melihat Lo hadir aja. Udah buat dia seneng," ujar Dion.

Feli tersenyum dan memandangi bunga yang ia pegang dengan pandangan nanar. "Pertama kali Papa ngelamar Mama dengan bunga mawar, akhirnya Mama meninggal dan disirami bunga mawar, hari ini aku datang membawa bunga mawar," lirih Feli.

"Ayo!" Ajak Dion.

Feli dan Dion berdiri disamping makam Ana, Mama Feli.
Dion mulai mencabuti rerumputan disekeliling makam itu.

"Ma, lihat deh, Feli bawa orang yang sangat istimewa dalam hidup Feli. Dia orang yang menyinari hari-hari Feli. Dia yang selalu memberikan kebahagiaan pada Feli. Feli mau kenalin pria terbaik setelah Papa di hidup Feli, dia Dion,Ma. Pacar Feli," lirih Feli.

"Doa in ya Ma, semoga hubungan dan cinta Feli, sama kayak Mama. Sampai maut yang memisahkan," tambah Feli.

"Halo Tante, ini untuk pertama kalinya saya berkunjung ke persinggahan terakhir Tante, saya hanya ingin meminta doa, agar saya bisa tetap membahagiakan gadis kecil Tante, izinkan saya untuk membahagiakan Feliana, izinkan saya untuk tetap berada didekatnya sampai nafas terakhir saya. Saya janji akan tetap menjaga anak Tante, sampai saya kembali menghadap Tuhan," ucap Dion sembari menggenggam tangan Feli.

Flashback off:

Feli berdiri disamping makam Ana, dengan air matanya yang bercucuran deras.

"Selamat pagi Mama, hari ini Feli sendiri mengunjungi tempat ini, Feli tidak bersama Dion lagi Ma, seperti terakhir kali Feli mengunjunginya. Dion pun sama, dia meninggalkan Feli Ma, Dion meninggalkan Feli dengan banyaknya harapan dan kenangan, dia meninggalkan Feli dengan kehancuran Ma, dia pergi tanpa Aba-aba. Dia pergi sebelum Feli mempersiapkan hati Feli. Pria terbaik yang pernah Feli perkenalkan telah pergi dan kembali menghadap Tuhan, seperti Janjinya dia memang menjaga Feli dan memberikan kebahagiaan sampai Tuhan memanggilnya." Lirih Feli dan mencoba mencabuti Rerumputan di pinggiran makam.

"Kenapa semuanya pergi, Ma? Kenapa sekarang Feli sendiri dengan kesepian? Kenapa Tuhan ambil Dion secepat ini. Feli udah berjanji bakal melupakan Dion secepatnya, Mama pasti udah ketemu Dion kan? Titip salam Feli Ma," lirih Feli.

****

Amira dan Amanda berdiri didepan sebuah rumah dengan fenomena yang aneh, rumah Tua yang dipenuhi rerumputan belukar, Rumah itu terlihat seperti gedung Tua yang sudah berpuluh an tahun tidak berpenghuni.

Malvin dan Bana bersandar pada mobil dan memandangi wajah keterkejutan Amanda dan Amira.

"Beberapa Minggu ini, kalian bertiga tinggal di goa ini?" Tanya Amanda dengan syok.

"Iya dong," balas Malvin dengan santai.

"Gak ada ular?" Tanya Amira.

"Lah mereka aja pelihara ular, Lo mau ular yang jenis apa? Ular sendok? Ular garpu? Atau ular centong?" Tanya Malvin.

"Man, balik aja yuk," rengek Amira yang sudah bergidik ngeri melihat pemandangan rumah Nuel.

"Sayang, jangan menilai semuanya dari sampul atau luar nya aja, begitu pun dengan konsep rumah Kak Nuel, dia buat rumah dengan konsep ini, karena dia mau memperjelas supaya semua orang tidak memandang nya dengan sebelah mata, Lo belum liat isi dari rumah Kak Nuel, bahkan dalam rumahnya lebih keren daripada kebun raya Bogor," jelas Bana.

Bana menggandeng Amira untuk memasuki Rumah Nuel.

"Vin, Lo gak mau gandeng tangan gua juga gitu?" Tanya Amanda.

"Ogah!" Sarkas Malvin dan segera meninggalkan Amanda.

Amira dan Amanda memasuki rumah Nuel, dan pemandangan air mancur menyambut mereka disana.

"Eh, ada tamu," sapa Sam.

"Apa Lo!" Ketus Amanda.

"Galak amat Lo Man," ucap Sam melihat Amanda.

"Ayo makan," ajak Nuel dan berlalu meninggalkan mereka semua disana.

"Itu Kak Nuel? Ganteng Banget anjay!" Puji Amanda.

"Mata Lo, dia gak bakal mau sama cewek burik kaya Lo," sarkas Malvin dan meninggalkan Amanda disana.

Amanda mengikuti Malvin ke arah meja makan, disana sudah ada lima pria yang tidak Amanda kenali.

Seperti biasanya Nuel hanya diam dan menikmati makanan nya, tidak dengan Deon, Arjun, Martin dan Diro. Mereka sibuk bercanda pada Amanda dan Amira.

Setelah selesai makan Amira dan Amanda segera Bangkit dari duduknya namun Deon menahan tangan mereka. "Dirumah ini gak ada yang gratis, cuci piring!" Perintah Deon.

Feliana's Story [SELESAI]Where stories live. Discover now