Part 10.

422 68 0
                                    

Sam duduk di rerumputan bersama geng ucul nya. "Waktu itu kak Nuel kelas 10, dan orang tuanya bangkrut total. Ayah nya depresi dan pergi minum-minuman keras. Pas dia pulang, dia kecelakaan karena mabuk berat. Dan Ibu nya kak Nuel ikut depresi karena mereka bangkrut dan Ayah nya Kak Nuel juga mendadak pergi. Akhirnya Ibunya juga meninggal." Sam menatap Danau dengan fikiran yang menerawang kemana-mana, mengingat betapa hancurnya kakak sepupunya saat itu.

"Akhirnya bokap gua minta buat Kak Nuel ikut ke Inggris, tapi dia nolak. Dan Kak Diro adalah sepupu Kak Nuel. Ayah kak Diro dan Mama nya Kak Nuel bersaudara, dulu Kak Nuel selalu ikut dengan Kak Diro. Makanya Kak Diro memutuskan buat pindah ke Jakarta dan tinggal bareng Kak Nuel, orang Tua Kak Diro gak Setuju dengan keputusan Kak Diro buat nemenin Kak Nuel, karena mungkin ada permasalahan Keluarga antara keluarga Kak Nuel dan Kak Diro. Tapi Kak Diro lebih mementingkan Kak Nuel daripada keluarganya. Makanya kehidupan mereka sangat susah, mereka berjuang demi sekolah mereka." Sam Sangat tahu betul kedekatan antara Diro dan Nuel. Pasalnya dimana ada Nuel pasti ada Diro, mereka selalu bersama kemanapun.

"Kak Arjun, Kak Martin dan Kak Deon?" Tanya Bana.

"Kek nya mereka Bertiga lebih Tua dari Kak Nuel dan Kak Diro," imbuh Malvin.

"Gua gak tau asal usul mereka, Tapi kalo Kak Deon, dia dulunya anak panti. Tapi dia kabur," jelas Sam.

"Kalo gua jadi mereka, mungkin gua bakal mati kelaparan," Alibi Bana.

"Yoi Bro, gua juga. Bersyukur Banget gua jadi anak konglomerat. Kalo mau makan tinggal tepuk tangan, makanan bakal langsung terhidang," ucap Malvin dengan angkuh.

"Lah mending, gua tinggal ketuk-ketuk jari di meja, makanan langsung datang," ujar Bana tak mau kalah.

"Lo semua masih dibawah gua. Gua mah tinggal nyebut nama makanan nya, tuh Makanan udah langsung nongol di depan mata." Sam ikut ajang pamer yang sedang dilakukan Sahabat nya.

****
Feli tengah duduk di ayunan kecil depan rumahnya. Feli memandangi sebuah surat Kecil di tangannya. Surat kecil itu selalu menjadi penyemangatnya selama ini, Feli membuka lembaran surat itu dan membacanya dengan teliti, melepaskan semua kerinduan dalam hatinya.

Feli termenung sebentar. "Kenapa gua seterpuruk ini? Lo berhak bahagia Feli, Lo gak boleh terus-terusan mengharapkan orang yang gak akan pernah bisa kembali! Ayo Feli, semangat." Feli memaksakan senyumnya dan mencoba untuk bisa melepaskan semua masa Lalu yang terus menghantuinya.

Feli membuang nafas kasar dan bersandar pada pembatas ayunan, fikiran nya sangat berantakan. Feli tidak tau kenapa dia bisa terjebak dalam lingkup masa lalu, dengan jangka waktu yang sangat lama. "Se berharga itu Lo di mata gua Dion, se menarik itu kisah kita sampai gua gak sanggup buat lupain semuanya, dan se sakit ini ketika gua mau lupain semuanya, gua mau lari, pergi. Gua mau lupakan semua tentang Lo Dion, sakit. Itu yang selalu gua rasakan, setidaknya beri gua sedikit ruang untuk pergi dari lingkaran ini," lirih Feli.

"Lo bisa."

Feli menoleh menatap orang yang sedang berbicara padanya, orang itu tampak tersenyum kearah Feli, dan ikut duduk disamping gadis itu, pria itu adalah Sam.

Sam bersandar pada pundak Feli. "Ketika semuanya terasa hancur percayalah akan ada satu orang yang sangat ingin melihat senyum mu lagi, semua orang punya kisah menarik, dan semua orang punya kekecewaan. Jangan pernah mau terjebak dalam lingkaran masa lalu. Lo gak akan pernah bisa mengharapkan sesuatu yang memang tidak ditakdirkan buat Lo miliki, Lo bisa coba semua yang lo bisa, jangan memaksakan diri. Sekarang saatnya untuk bahagia, dan keluar dari penjajahan bayang-bayang mantan."

Feli menatap Sam dan tersenyum. "Kadang gua heran, Kapan sih Lo bisa ngomong dengan serius?"

"Dan Lo anggap semua omongan gua barusan hanya candaan?"

"Bukan gitu, tapi Lo gak pernah bisa ngomong dengan serius."

"Kimirin gue ngiming Sirius tipi Li tilik," balas Sam.

Feli tertawa kencang membuat Sam bergidik ngeri. "Fel, sehat kan? Jangan macam-macam loh, gua masih mau hidup, setidaknya beri gua waktu buat ngirim wasiat ke nyokap gua," Pinta Sam.

"Terkadang gua heran, kenapa sih ada orang kaya Lo di dunia ini," cibir Feli.

"Dan terkadang gua heran, kenapa gua bisa cinta sama Lo sedalam ini." Jawab Sam.

"Hm."

Sam tersenyum setidaknya kecanggungan antara dia dan Feli sedikit berkurang, dan harapan untuk memiliki hati Feli Memiliki sedikit kemajuan.

"Fel, Lo gak ada niatan ajakin gua dan teman-teman gua masuk ke rumah Lo gitu?" Tanya Sam.

Feli mengernyit mencoba untuk mencari teman-teman yang dimaksud oleh Sam. "Teman? Perasaan Lo kesini sendiri."

"Lo gak liat?" Tanya Sam.

"Jangan coba-coba buat nakutin gua Sam."

"Gua serius, mereka disamping gua loh Fel. Lo gak liat?"

"Hujat jangan?"

"Mereka laper loh Fel," ucap Sam dengan memelas.

Feli lantas berdiri dan meninggalkan Sam, Sam mengekori Feli dan memasuki Rumah Gadis itu.
Sam melihat ada dua ekor manusia disana. Mereka adalah Amira dan Amanda, Sam terus mengikuti Feli ke dapur tanpa menoleh sedikitpun pada Amira dan Amanda.

"Sam gua manusia loh," teriak Amanda dengan emosi yang mencuak.

"Eh, ada Manda, sorry gak liat, gua lagi fokus hitung dosa Lo tadi," ucap Sam ngawur.

"Apa sih, gua suci tanpa dosa," balas Manda.

"Hm," jawab Sam.

Sam memandangi Feli yang tengah sibuk dengan bumbu-bumbu dapur, Sam dapat melihat bagaimana Feli Sangat mahir dalam urusan dapur. "Fel, kegunaan cabe dalam masakan buat apa?"

"Biar ada rasa pedas nya," balas Feli.

"Kalo kegunaan gua di hidup Lo?"

"Sebagai babu," balas Feli namun tetap fokus dengan masakannya.

Sam mengerjap. "Jarang ngomong, sekalinya ngomong pengen cekik rasanya," sindir Sam.

Sam melirik Amanda dan Amira yang tengah asik menonton TV tanpa ada niatan untuk membantu Feli di dapur.

"Itu fungsinya mereka dirumah Lo buat apa sih? Kalo nginap dirumah gua, siap-siap aja gua usir," ucap Sam mencoba untuk mengompori Feli.

"Makanya mereka gak nginap dirumah Lo," balas Feli tak kalah santai.

Sam memandangi Feli sembari mengelus dadanya, harus extra sabar untuk menghadapi mulut licin ala Byclin milik Feli. "Ternyata buat dekat sama Lo gak butuh ganteng, tapi butuh kesabaran extra."

"Untung gua ganteng, baik, sabar dan terlebih kaya sebagai poin pendukung," tambah Sam.

"Tapi nanti gua mau nikah sama Lo Sam, bukan sama harta Lo," balas Feli.

Sam hanya tersenyum dengan jantung nya yang sedang spot maraton. Mencoba untuk mencerna semua ucapan Feli.

Feliana's Story [SELESAI]Where stories live. Discover now