Part 16.

382 55 0
                                    

Mendapatkan kamu dan cinta mu adalah dua hal yang akan terus kuperjuangkan.

Samuel Alvino Haidar.

Feli memandangi jam tangan nya, ternyata sudah pukul empat sore. Feli ingat bahwa dia ada janji dengan Sam sore ini.

"Eh, gua gak bisa lama-lama soalnya gua ada janji sama temen gua," ucap Feli.

"Temen! Yang mana?" Tanya Andy.

"Temen gua, dia tinggal dan kuliah di Inggris, tapi sekarang dia ada urusan di Indonesia, namanya Samuel sepupunya Kak Nuel," jelas Feli.

Semua orang hanya manggut-manggut mengerti.

"Kok kalian biasa aja sih? Kalian lupa penculikan yang dilakukan Kak Nuel?"

"Gua kenal sama temen lo yang namanya Sam itu, kemarin gua sama yang lain sempet main ke rumah nya Kak Nuel dan ketemu mereka disana," ujar Reon mencoba menjelaskan.

Feli tampak terkejut dengan penuturan Reon. "Sejak kapan kalian semua Deket dengan Kak Nuel?"

"Beberapa bulan setelah Lo ke Inggris, gua sama Kak Nuel pacaran sampai sekarang," ucap Reni.

"Gimana cerita nya sih?" Tanya Feli yang semakin kebingungan.

"Intinya gua dan Kak Nuel udah lama pacaran!" Imbuh Reni.

"Gua terlalu sibuk dengan urusan gua sendiri, sampai gua gak tahu apa-apa soal sahabat gua," lirih Feli.

"Udah Sono pergi, Sam pasti udah nungguin Lo," suruh Ratna.

Feli tersenyum dan berpamitan kepada teman-teman nya.

"Sam, mau ngapain sih?" Tanya Amanda.

"Gak tau tuh, ngerepotin banget," Celutuk Amira. "Disana ada yayang Bana gak sih?"

"Bacot!" Bentak Amanda.

Feli Amanda dan Amira sudah sampai di tepian Dermaga yang telah ditentukan Sam.

"Dermaga nya bagus banget ya," puji Amira.

"Yoi!" Amanda mengacungkan jempol nya dihadapan Amira.

"Dermaga nya lebih bagus Kalo malam, karena kelap-kelip lampu kota keliatan indah dari sini," tambah Feli.

Feli menatap sekeliling Dermaga itu, Dermaga yang sangat indah, suasana dan ke Asrian sekeliling Dermaga itu masih sama dengan terakhir kali Feli mengunjungi nya. Yaitu tiga tahun yang lalu, tepatnya bersama Dion.

"Nama Dermaga nya apa Yon?"

"Jembatan Jendela Kaca,"

"Jembatan Jendela Kaca," lirih Feli.

Feli hanya tersenyum dengan lirih bagaimana pun Dermaga ini adalah awal dari terbentuknya semua kekecewaan nya.

"Sam Dimana sih? Panas banget," omel Amanda yang mulai gerah.

Cuaca memang lumayan terik.

Feli masih tetap diam dan memandangi pemandangan disekitar Dermaga, tiba-tiba seseorang menutup mata Feli dengan telapak tangannya.

"Siapa sih? Gak usah macam-macam?" Ucap Feli dengan kesal.

"Ini gua Sam, gua mau kasih surprise buat Lo, jadi tutup mata," ujar Sam.

Sam menuntun Feli ke sebuah tempat yang telah ia siap kan, Sam perlahan melepaskan tangan nya dari mata Feli.

Feli memandangi sekeliling nya yang di hias sangat indah, disana terdapat dua buah kursi dan satu meja disekelilingnya dipenuhi dengan bunga-bunga yang sangat indah.

"Apa ini?" Tanya Feli.

"Semua ini sedikit bukti tentang perasaan gua sama lu Fel."

Sam mendekati Feli, menatap lekat ke arah manik mata Feli dan memegangi kedua tangan gadis itu. "Mungkin ini untuk keduakalinya, gua sayang sama lu Fel, gua gak mau kalau hanya sekedar menjaga Lo dari kejauhan, apa gua bisa dapat balasan dari lo Fel, gua berharap Lo bisa balas perasaan gua."

Feli mencerna semua setiap kata yang di ungkapkan oleh Sam, Feli mengangkat sudut bibirnya dan melepaskan genggaman tangan Sam.

"Terimakasih udah tetap ada, dan masih tetap menjaga perasaan Lo buat gua Sam, gua bahagia dengan semua ini. Terimakasih untuk kejutan nya, gua suka semuanya. Tapi, maaf gua gak bisa balas perasaan Lo Sam, gua gak ada dan gak pernah ada rasa apapun sama Lo. Gua gak mau harus berpura-pura suka dan berakhir kecewa, jadi lebih baik gua jujur, gua gak pernah ada rasa apapun sama Lo Sam, gua cuma anggap Lo sahabat gak lebih dari itu."

Feli tersenyum dan meninggalkan Sam disana.

"Kedua kalinya," lirih Sam. "Mendapatkan kamu dan cinta mu adalah dua hal yang akan terus kuperjuangkan Feliana Adisastro Diningrat."

****

"Ditolak lagi," ucap Malvin dengan miris.

"Sulit banget kek nya buat dapetin hati nya Feli," imbuh Bana.

"Terkadang apa yang kita genggam dan selalu ada didekat kita tidak berpotensi untuk kita miliki," lirih Amanda.

Sam datang menghampiri teman-teman nya dan memandang lirih ke arah sebuket bunga yang ada di genggaman nya. "Gua bisa genggam tangan nya tapi tidak dengan hatinya."

Malvin dan Bana mendekati Sam, sebenarnya mereka merasa sedikit bersalah, karena mereka yang terus memaksa Sam untuk menyatakan perasaan nya pada Feli, namun gadis itu kembali menolak Sam.

****

Feli duduk di rerumputan dan memandangi keadaan bawah sana, saat ini Feli berada disebuah bukit, ada sedikit perasaan bersalah atas penolakan nya pada Sam. Tapi Feli Tidak mau membohongi perasaannya sendiri, sedari awal pun Feli hanya menganggap Sam sebagai sahabat.

"Kenapa sih, sulit banget buat Lo Nerima Sam! Seburuk itu dia dihadapan Lo Fel?" Amanda menghampiri Feli dengan emosi yang mulai mencuat.

"Lebih baik gua jujur di awal, daripada gua pura-pura cinta ke dia, karena itu jauh lebih menyakitkan."

"Setidaknya buka mata dan hati Lo Feliana, Sam orang yang selalu ada buat Lo. Dia yang selalu jaga Lo, dia selalu ada di saat lo butuh!"

"Gua gak pernah minta itu semua dari Sam, Man."

Amanda tersenyum miris mendengar penuturan dari Feli. "Gua heran, kenapa Sam, sahabat gua. Bisa jatuh cinta sama cewek egois dan gak punya hati kaya Lo, Lo gak bisa menghargai perasaan Sam sedikit pun, setidaknya Lo bisa kasih kesempatan dan buka hati Lo secara perlahan."

"Pacaran lah karena kesiapan Man jangan karena kesepian, perasaan tulus Sam gak pantes jadi pelampiasan rasa kesepian gua. Kalo memang Lo sayang sama Sam, Lo bantu dia buat cari wanita yang lebih baik dari gua, gua memang egois! Gua jahat! Gua tau itu. Gua gak pantes buat dia."

"Omong kosong! Semua masih tentang Dion Lo itu 'kan?!" Bentak Amanda.

"Tutup mulut Lo Man, Lo memang sahabat gua. Tapi gak semua tentang hidup gua harus Lo tau, Lo emang sahabat gua. Tapi Lo gak bisa ikut campur soal Dion dan mengatur perasaan gua," ucap Feli dengan intonasi nya yang mulai meninggi.

"Hari ini gua tau siapa Lo yang sebenarnya, dan sifat Lo yang sebenarnya. Gua kecewa untuk ini semua. Gua anggap Lo sahabat dan berbagi semua kisah gua ke Lo, tapi Lo malah sebaliknya, gua bukan apa-apa di mata Lo. Gua cuma sekedar pajangan dengan label SAHABAT!" lirih Amanda dengan air matanya yang mulai jatuh.

"Hari ini lo udah tahu kan siapa gua? Dan sifat gua? Jahat? Gua! Jadi silahkan menjauh."

"Terimakasih untuk semuanya Feliana, persahabatan kita berakhir sampai disini, pertemuan kita dan persahabatan yang pernah terjalin hanya kesalah pahaman." Amanda pergi meninggalkan Feli disana.

Feliana's Story [SELESAI]Where stories live. Discover now