Nenek lampir

Mulai dari awal
                                    

"Udah 3 tahun loh Nad," timpal Riyana yang sudah tahu perjuangan Nadine meluluhkan hati Ardi.

"Iya gue tahu, selama itu juga perasaan gue cuman buat Ardi," ujar Nadine bersungguh-sungguh sambil menatap Riyana dan Ambara secara bergantian.

"Makanya Nad kayak gue, hidupnya santai, nggak ada tuh cinta-cintaan di kamus gue yang ada cuman film anu doang," Ambara tertawa ketika mengatakan nya, urat malunya sudah putus.

"Lo aja otaknya yang salah," cibir Gatara yang merasa kesal mendengar Ambara yang terus mengatakan hal-hal yang akan meracuni otak Riyana nanti.

"Lo belum pernah pacaran Bar?" tanya Abraham dan membuat Ambara terlihat berpikir sejenak.

"Udah, sama Cha Eunwoo, Jichangwook, Ongsengwo, Rowoon, Song Joong Ki, Lee Min Ho, Chanyeol, Jaemin, Lucas, Mark, Jeno, Lee Jongsuk, Bright, Taehyung, Na Jaemin, Kim Soo Hyun. Dan yang terakhir Hwang In Yeop," Abraham menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, pasalnya dia tidak terlalu tahu tentang aktor luar.

"Halu aja terus!" Nadine menjitak kepala Ambara yang masih menghalukan bias biasnya.

"Kenapa lo nggak pacaran di dunia nyata sih bukan dunia halu lo?" tanya Abraham yang tidak mengerti mengapa Ambara memilih mencintai para bias yang sudah jelas tidak akan pernah membalas perasaannya.

"Mohon maaf belum ada yang bisa ngalahin bias bias gue!" ujar Ambara penuh semangat yang membuat Abraham melemaskan bahunya seketika.

"Ya elah mana gue sejenis umbi-umbian lagi nggak ada sedikitpun nyangkut itu kriteria," batin Abraham yang terus memperhatikan Ambara yang terus saja memperhatikan ponselnya.

"Eh Yan lo belum pernah pacaran kan?" tanya Abraham tiba-tiba dan hanya dijawab anggukan oleh Riyana.

"Sama gue aja, gue bosen menjomblo terus," ujar Abraham dan sedetik kemudian dia mendapat tatapan tajam dari Gatara.

"Abraham!" seketika Abraham tidak melanjutkan aksi merayu Riyana karena mendengar ucapan penuh penekanan dari Gatara.

"Noh sama Ambar aja, cocok kalian, yang satu si otak mesum yang satu si petakilan," ujar Gatara dan mendapat dengusan dari Ambara sedangkan Abraham hanya cengengesan tidak jelas.

------

Firman memijat pelipisnya ketika membaca semua berkas-berkas yang menumpuk dimeja nya, matanya lelah melihat huruf-huruf serta angka-angka yang banyak.

Firman memejamkan matanya dan bersandar ke kursi nya untuk sejenak menghilangkan penat yang ada, tapi tiba-tiba Firman merasakan sentuhan diwajahnya, seketika Firman langsung bangun.

"Maaf sudah membuat kamu terbangun," ujarnya sambil duduk di meja kerja Firman dengan gaya sensual nya.

"Bisa tidak kalau masuk itu ketuk pintu dulu!" ujar Firman marah terhadap sikap perempuan yang satu ini.

"Kalau aku ketuk pintu belum tentu kamu bukain," ujar nya sambil memperhatikan wajah Firman.

"Keluar!" titah Firman penuh penekanan.

"Nggak!" tolaknya mentah-mentah.

"Messa aku mohon jangan ganggu aku seperti ini!" Firman sudah frustasi menghadapi perempuan yang bernama Messa ini. Perempuan yang beberapa tahun ini selalu mengganggu nya.

"Aku nggak bakal ganggu kamu, kalau kamu mau jadi suami aku," ujar Messa dan membuat kepala Firman semakin berdenyut nyeri.

About Time (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang