BAB 61

109 15 0
                                    

"Bertahan sakit, pergi sulit."

***

Mendengar jawaban dari orang yang mengaku Kakaknya, Tristan terdiam. Ia sangat terkejut mendengernya. Tristan tidak percaya dengan yang ia dengar.

"Jangan bohong," ucap Tristan.

Orang yang mengaku Kakaknya menghela napas. "Kalau kamu enggak percaya sekarang temui Kakak di kafe tempat yang dulu kita janjian untuk bertemu."

Sebelum menjawab panggilan dari orang yang mengaku Kakaknya, panggilan itu sudah terputus. Tristan menandangi layar hitam pada ponselnya.

Tristan tidak percaya akan berjumpa kembali dengan Kakaknya setelah sekian lama tidak berjumpa. Ia sangat merindukan Kakaknya.

Tristan mulai bersiap untuk pergi menemui Kakaknya. Tristan tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Ia sangat bahagia.

Maya melihat kepergian Tristan yang tergesa-gesa. Ia mengerinyit binggung melihat Tristan nampak bahagia. Maya tidak pernah melihat Tristan sebahagia sekarang.

Tristan langsung menyalakan motor miliknya. Ia tidak sabar untuk bertemu langsung dengan Kakaknya.

***

Samuel mengantarkan Kanna pulang setelah memperkenalkan Kanna kepada keluarganya. Samuel menatap Kanna yang masih diam.

Sepanjang jalan Kanna terus diam tanpa suara. Samuel paham jika Kanna mungkin saja terkejut. Samuel memegangi pundak Kanna hingga Kanna menatap matanya.

"Lo kaget?" Kanna mengangguk. "Sorry, gue gak bermaksud nyembunyiin ini dari lo."

Kanna melepaskan lengan Samuel dari pundaknya. "Gak papa kok, maafin gue juga karena berpikir buruk sama lo."

Samuel tersenyum tipis ketika mendengar balasan Kanna. Ia menarik Kanna ke dalam pelukannya. Kanna sontak saja terkejut.

Samuel memeluk tubuh Kanna erat seolah-olah tidak ingin Kanna pergi. Ia menghirup aroma bayi dalam diri Kanna.

"Jangan pergi ya, gue gak mau kehilangan lo."

Kanna terdiam mendengar permintaan Samuel. Sampai saat ini Kanna belum juga memberitahukan Samuel tentang kepergiannya.

Samuel menangkup kedua pipi Kanna agar Kanna menatap ke arahnya. Keduanya saling tatap-menatap.

"Hal yang di rumah gue, lo gak usah pikirin," ucap Samuel. "Gue ngasih tau lo agar lo gak salahpahan lagi." Kanna mengangguk.

Suasana kediaman Samuel sunyi setelah Kanna datang. Kanna menatap semua orang yang berada di ruangan tersebut. Ia tidak paham mengapa semuanya datang.

Tama berdehem, "Ada hal yang ingin saya bicarakan." Semua orang menatap ke arah Tama. "Mengenai permasalahan yang ada."

"Permasalahan apa, Om?" Pertanyaan dari Adrian mewakili semua teman-teman Kanna dan Samuel.

Tama menatap ke arah Samuel seolah-olah meyakini bahwa semuanya harus tahu. Samuel mengangguk pelan.

"Kalian harus tahu, terlebih kamu Kanna." Tama menatap ke arah Kanna. "Kamu harus tahu hal ini."

Kanna menoleh ke arah Samuel meminta penjelasan maksud dari perkataan Tama. Ia tidak tahu apa yang Tama katakan.

TENEBRIS Where stories live. Discover now