BAB 60

114 14 0
                                    

"Suatu hal yang terasa sulit ialah mengiklaskan kepergian orang terkasih."

***

Kabar kepergian Mahendra sekalu Ayah dari Stevanie terdengar sampai ke telinga Kanna. Kanna sangat terkejut mendengar kabar meninggalnya Mahendra.

Mata Kanna menatap Stevanie yang seharian menangisi kepergian Mahendra. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana posisi Stevanie saat ini. Pasti sangatlah menyakitkan.

Proses pemakaman sudah terlaksana dengan lancar. Namun, Stevanie masih belum juga beranjak dari makan Mahendra.

Hanya tersisa Stevanie dan Kanna di pemakaman. Kanna berniat menunggu Stevanie sampai ia tenang. Kanna ingin menunggu Stevanie.

"Pah, kenapa ninggalin Stevanie?" isak Stevanie. "Stevanie sendirian, Pah." Kanna menatap Stevanie prihatin.

Ditinggal oleh sosok pahlawan memanglah menyakitkan. Kanna tahu bagaimana perasaan Stevanie. Ia tidak bisa berbuat banyak untuk Stevanie.

"Kak Stevanie?" panggil Kanna. "Gue tau gimana perasaan lo, gue gak bisa berbuat banyak. Gue harap lo bisa mengiklaskan kepergian Om Mahendra."

Mendengar perkataan Kanna, Stevanie langsung berdiri menatap Kanna dengan tajam. "Lo sama sekali gak paham gimana perasaan gue, jangan sok baik hanya untuk pencitraan!"

Kanna terkejut mendengar respon dari Stevanie. Ia tidak paham bagaimana Stevanie bisa berpikir sejauh ini.

"Gue minta maaf, gue gak bermaksud buat lo marah," sesal Kanna. "Tapi, ucapan gue benar. Lo harus bisa mengiklaskan kepergian Om Mahendra agar dia tenang."

"Lo siapa berani ngatur-ngatur kehidupan gue!" marah Stevanie. "PERGI!" teriak Stevanie.

Kanna sama sekali tidak bergeser sedikitpun walau Stevanie berteriak di depannya. Tidak tidak perduli akan bentakan Stevanie.

"Gue gak akan pergi." Kanna menarik lengan Stevanie. "Kalau lo gak ikut." Stevanie menghempaskan lengan Kanna dengan kasar.

Dengan kasar Stevanie mendorong Kanna hingga terjatuh. Hal tersebut dilihat oleh Samuel.

"Stevanie!" Samuel menghampiri Stevanie dan Kanna. Ia membantu Kanna berdiri. "Ikut gue!" Samuel menarik lengan Stevanie kasar.

"Aw!" rintih Stevanie. "Sakit, Sam." Stevanie berusaha melepaskan cengkraman Samuel.

"Kak Sam, gue mohon lepasin Kak Stevanie," pinta Kanna.

Samuel menatap Kanna. "Dia udah kasar sama lo," balas Samuel.

"Kak Stevanie masih berduka, lo gak paham gimana perasaan dia?" Pertanyaan Kanna membuat Samuel melepaskan cengkramannya.

"Asal lo tau, Kanna nungguin lo di sini karena dia gak mau lo merasa sendirian," ucap Samuel tegas.

Stevanie melirik sekilas Kanna, lalu kembali menatap Samuel. "Gue gak pernah minta dia di sini," sinis Stevanie.

Samuel menatap Stevanie tajam. "Lo akan ngerasain gimana rasanya kehilangan." Setelah mengatakan hal tersebut, Samuel langsung menarik lengan Kanna.

Stevanie hanya menatap keduanya datar keduanya. Ia sungguh tidak perduli bagaimana kehidupannya nanti. Biarkan saja ia menjalani kehidupannya tanpa campur tangan orang lain.

Karena menurut Stevanie, Kannalah sumber dari semua masalahnya. Ia harus kehilangan Samuel karena Kanna. Kanna sudah merebut apa yang ia punya.

"Gue akan kembali merebut Samuel," ucap Stevanie. "Gue gak akan ngelepasin dia lagi."

TENEBRIS Where stories live. Discover now