BAB 59

110 16 0
                                    

"Kamu adalah bagian yang Tuhan kirim untuk mengisi segala hal kosong dalam hidupku."

***

Seorang pria berjas hitam sedang memandangi kendaraan dari atas gedung kantornya. Sesekali ia meminun kopi miliknya.

Pria itu adalah Mahendra, masa lalu dari Lisa. Mahendra seorang pengusaha besar yang berhasil mempunyi cabang sampai ke luar negeri.

Dengan tubuh yang tegap Mahendra tidak terlihat seperti seorang pria dewasa diumurnya yang sudah berkepala empat. Karismanya masih terus memancar.

Seseorang mengetuk pintu ruangan Mahendra. Mahendra kemudian menyuruhnya masuk.

"Permisi, Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap sekertaris Mahendra.

Mahendra mengangguk. "Suruh dia masuk."

"Baik, Pak."

Seseorang itu kemudian masuk ke dalam ruangan Mahendra dengan membawa map coklat di tangannya. Mahendra tersenyum tipis melihat orang tersebut.

Orang tersebut berjalan menuju Mahendra dengan wajah dingin yang tidak pernah ia tunjukan. Ia melempar map coklat itu ke arah Mahendra dan membuat Mahendra terkejut.

"Maksud Pak Tama apa ya?" tanya Mahendra.

Tama berdecak, "Saya ke sini mau membatalkan kontrak kerjasama antar perusahan," jelas Tama.

Mahendra tersenyum miring mendengar pernyataan dari Tama. "Itu artinya anda harus menbayar lunas semua hutang anda sama saya, apa anda lupa akan kesepakatan kita?"

Tama menarik kerah Mahendra dengan kasar lalu membenturkan tubuh Mahendra ke kaca besar yang memperlihatkan perkotaan. Tama marah besar.

"Berapapun hutangnya akan saya bayar dengan syarat anda harus membayar semua perbuatan anda empat tahun lalu," emosi Tama.

Mahendra melepaskan lengan Tama dengan kasar. Ia membetulkan kerahnya dengan wajah sombong andalannya.

"Maksud anda?"

Tama mengambil map yang ia bawa tadi ke arah Mahendra. Mahendra kemudian membuka map yang Tama berikan padanya dengan penasaran.

Hal yang pertama ia lihat adalah sebuah foto yang memperlihatkan tabrakan yang sudah ia perbuat empat tahun lalu. Tabrakan yang menewaskan Lisa, mantan kekasihnya yang masih ia cintai.

Mahendra merasakan sesak pada dadanya setelah melihat foto tersebut. Bayangan pada malam itu kembali menghantui Mahendra.

Napasnya sesak setelah bayangan itu menghantuinya. Rasa takut dan bersalah selalu menekan Mahendra.

Bayangan Lisa selalu membuat Mahendra merasakan kehadiran Lisa. Kecelakaan yang sudah ia lakukan membuat hidupnya empat tahun ini menderita.

"AAHHH!" pekik kesakitan Mahendra.

Tama terkejut melihat Mahendra yang berusaha menahan sakit. Ia membantu Mahendra berdiri, lalu membaringkannya ke sofa sebelum memanggil dokter.

"LI-LISA," ucap Mahendra terbata-bata.

Mendengar Mahendra memanggil nama Lisa, Tama langsung menoleh ke arah Mahendra. Ia terkejut setelah mendengar nama Lisa diucapkan oleh Mahendra.

Mahendra berusaha mengatur napasnya. "Tama," panggil Mahendra.

"Tuan Mahendra? Anda kenapa?" tanya Tama khawatir.

Mahendra pingsan sebelum memberikan jawaban kepada Tama. Tama segera menghubungi ambulanc.

TENEBRIS Where stories live. Discover now