BAB 24

224 38 7
                                    

"Apapun kata orang tentang kamu, perasaan aku gak bakal berubah."

***

Kanna berjalan gontai disepanjang koridor. Ia tidak bersemangat sekolah. Pertanyaan dari Papahnya masih Kanna pikirkan. Kanna sulit untuk menjawabnya.

Berkali-kali Kanna menghela napas. Kantung matanya menghitam karena semalam ia kurang tidur memikirkan jawaban yang pas untuk pertanyaan Chandra.

Tadi pagi Chandra sudah berangkat kerja. Kanna tidak tahu jam berapa Chandra berangkat. Ia menyadari Chandra tidak ada di rumah karena tidak ada mobil pribadi Chandra yang terparkir di depan rumah.

"Kanna!"

Kanna menghentikan langkahnya mendengar panggilan seseorang. Ia sedikit memutar badannya ke belakang. Dahinya bergelombang binggung.

Tristan berlari kecil ke arahnya. Tidak ada angin tidak ada hujan. Hubungan keduanya bahkan belum membaik semenjak Tristan membenarkan perasaannya.

Kanna mendengus mengingat hal itu. Kanna membalikan kembali badannya, melanjutkan langkahnya menuju kelas. Namun, cekalan Tristan membuat niat Kanna untuk kabur gagal.

"Gue mau ngomong," ucap Tristan serius.

Kanna berdecak malas. Ia melepaskan cekalan Tristan pada pergelangan lengannya. "Ngomong apa?" balas Kanna ketus.

Tristan menghela napas dengan respon Kanna. Suasana koridor mulai ramai. Tristan mengurungkan niat untuk berbicara dengan Kanna.

"Istirahat aja, di taman."

Kanna menoleh sekilas ke arah Tristan. Ia berdecak malas. "Di sini aja," ketusnya.

"K, ini penting," tekan Tristan.

Kanna menghela napas. "Oke, istirahat di taman belakang sekolah!" putus Kanna. Senyum Tristan mengembang sempurna. Ia senang mendengarnya.

"Gue tunggu." Kanna hanya bergumam.

Tristan berlalu pergi dari hadapan Kanna. Tristan tahu, sejaktadi Kanna tidak menyukai kehadirannya. Ia sadar betul.

Kanna menghela napas. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Namun, baru satu langkah, Kanna kembali berhenti karena panggilan Raya.

Raya berlari ke arah Kanna. Rambut dikuncir satu bergoyang-goyang mengikuti gerakannya. Kanna tersenyum tipis.

"Kenapa?" tanya Kanna setelah Raya sampai di hadapannya.

Raya mengatur napasnya terlebih dulu. "Lo ngomong apa sama Tristan?"

Kanna menaiki satu alisnya. Ia berekspresi seolah sedang berpikir. "Hm, sebenernya sih dia belum ngomong."

"Heh?"

"Katanya ngomong nanti pas istirahat," jelas Kanna.

"Mau ngomong apa emangnya?" tanya Raya lagi.

Kanna mengidikan bahu. "Gak tau, katanya penting."

Kepala Raya manggut-manggut. "Lo udah baikkan sama Tristan?"

Kanna berdecak malas. "Lo banyak nanya," ketusnya.

"Gue, kan, penasaran," decak Raya. "Kira-kira Tristan mau ngomong apa ya sama lo?"

"Entah. Dari raut wajahnya sih kayaknya emang penting."

"Emang dia mau ngomongnya di mana?"

Kanna menghela napas mendengar segala pertanyaan Raya. Tumben sekali hari ini ia sangat cerewat. "Kepo lo!" ketus Kanna.

TENEBRIS Kde žijí příběhy. Začni objevovat