BAB 58

114 19 0
                                    

"Sulit melupakan itu perkara yang sering terjadi difase ingin melepaskan."

***

Sepanjang pelajaran Kanna sama sekali tidak fokus. Ia masih memikirkan perkataan Samuel semalam. Kanna tidak paham dengan Samuel.

Samuel seolah-olah tidak menginginkannya, namun disisi lain ia juga melarang dirinya pergi. Samuel memperlakukannya seolah-olah ia tidak punya hati.

"K, Kanna!" panggil Raya.

Kanna tersentak dengan panggilan Raya. "Hah, apa?"

"Lo kenapa?"

Kanna mengeleng. "Gak, gue gak papa." Kanna kembali berusaha fokus dengan materi hari ini.

Raya mengerinyit binggung dengan Kanna, tidak biasanya Kanna terlihat gelisah. Matanya menatap curiga Kanna.

"Jangan ngebohong, deh." Raya memukul pelan lengan Kanna.

Kanna berdecak, "Serius, ngapain gue ngebohong."

"Btw, lo udah bilang sama Kak Sam belum?" tanya Raya.

Kanna mengeleng, melihatnya Raya berdecak kesal. "Lo bakalan pergi gitu aja? Lo sama sekali gak mikir gimana perasaan Kak Sam?"

"Apa selama ini dia mikirin perasaan gue?" Kanna menatap balik Raya. "Enggak, di sini gue yang cinta dan berjuang, dia sama sekali gak pernah cinta sama gue!"

Raya kembali menoleh ke depan agar guru tidak curiga. Raya tahu Kanna masih mencintai Samuel. Raya sebagai saksi bagaimana usaha Kanna untuk mendapatkan cinta dari Samuel.

Tidak mudah bagi Kanna untuk melupakan Samuel. Raya tidak tahu betul Kanna tidak akan bisa melakukannya. Sekeras apapun dia mencoba.

"Gue tau lo belum bisa melupakan Kak Sam gak akan gampang melupakan orang yang kita cintai." Kanna menundukan kepalanya setelah mendengar perkataan Raya. "Dan gue yakin lo gak akan bisa ngelupain Kak Sam."

Kanna menghela napas panjang mendengar perkataan terakhir Raya. Ia memang tidak tahu apakah perasaannya kepada Samuel akan hilang dengan mudah.

Kanna berdiri dari kursinya. "Gue ke toilet dulu," pamit Kanna. "Bu, saya izin ke toilet."

***

Kanna berjalan di koridor yang sepi karena jam pelajaran masih berlangsung. Arah langkahnya tidak menuju ke toilet melainkan ke taman belakang.

Kanna berjalan dengan lesu sambil memikirkan perkataan Samuel. Semalam ia tidak bisa tidur memikirkan ucapan Samuel.

Tinggal menghitung hari lagi Kanna akan pergi. Namun, sampai sekarang ia belum juga mengatakan kepergiannya kepada Samuel.

Dari ujung koridor Kanna melihat Samuel berjalan ke arahnya. Kanna berniat berbelok arah agar tidak bertemu dengan Samuel. Namun, Samuel memanggil namanya.

"Lo mau ke mana?" tanya Samuel sesampainya di hadapan Kanna.

Kanna tidak menjawab pertanyaan Samuel. "Lo ngehindarin gue?" tanya Samuel sekali lagi.

Kanna tidak menatap balik ke arah Samuel. Sebisa mungkin ia tidak menatap Samuel. Hal itu membuat Samuel berdecak kesal.

"Kanna?" panggil Samuel. "Lo marah?"

Kanna menatap Samuel. "Enggak," jawab Kanna sambil tersenyum tipis. "Ada apa Kak?"

Samuel menatap Kanna teduh seakan-akan ia tidak ingin Kanna pergi. "Tadi pagi gue ke rumah lo," ujar Samuel.

TENEBRIS Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz