yang sembuh oleh waktu

124 23 30
                                    


Warning: 18+



Changkyun merasakan tangan Jooheon menyapa pinggangnya, merayap naik dan mengelus dengan lembut. Tekanan yang dia lakukan tidak sakit tapi mendatangkan sengatan yang membuat Changkyun terkesiap. Dia membusungkan dada, membiarkan napas Jooheon menerpa puting kirinya yang menegang.

"Katakan! Katakan apa yang kau mau, sayangku," bisik Jooheon dengan suaranya yang berat.

Ada kalanya ketika Jooheon bersikap kurang ajar, bersuara berat dan mengintimidasi, dan jika itu terjadi ketika mereka dalam tubuh penuh gairah, Changkyun seakan mendapat keberanian untuk memberontak atau menjadi pelacur manisnya.

"Sentuh..." rengek Changkyun. Tangannya sendiri naik untuk menuntun wajah Jooheon semakin mendekat ke dadanya. Menghembuskan napas hangat yang membuat bagian belakang Changkyun semakin basah dan gatal.

"Hiah..." kepala Changkyun melesak ke bantal empuk ketika puting kirinya dijilat dan masuk dalam rongga hangat nan basah. Jooheon membuat gerakan menyusu, setiap gigitan lembut yang dia lakukan membawa Changkyun terbang semakin tinggi.

Tangan kiri Jooheon tidak tinggal diam. Dia memiting dan menekan puting kanannya seolah daging berwarna merah jambu itu adalah adonan roti. Jooheon dengan sengaja merendahkan tubuhnya, menggesekkan dua bagian tubuh mereka yang tegang dan panas.

Changkyun mengerang semakin keras. Tangannya terbenam di rambut Jooheon, meremas, mengusap, kadang menjambaknya ketika luapan rasa nikmat itu tidak tertahankan.

Dia merengut tidak terima ketika wajah Jooheon menjauh. Wajah pria itu penuh keringat. Rambutnya lepek dan acak-acakan. Meski begitu aura mendominasi yang dia keluarkan membuat Changkyun lemas. Dia ingin segera terbang menyentuh awan.

"Hm?" satu alis Jooheon terangkat. "Kau tidak sabaran ternyata," bisiknya menggoda ketika pinggul Changkyun terus bergerak mencari kesenangan.

Hidung Jooheon menyentuh leher Changkyun, mengendus bau feromon yang meningkat kuat seiring semakin tinggi gairah omega itu. "Hyung, kumohon..." lirih Changkyun.

Jooheon senang menipu Changkyun, tipuan yang kemudian dia balas dengan hadiah menakjubkan.

Ketika pagi datang, Changkyun yang terbangun lebih dulu. Dia merasa aneh. Dia berguling ke kanan, merapat ke dada Jooheon yang masih tertidur. Dia kemudian membungkuk di atas wajah Jooheon, meniup mata suaminya bergatian, dan menemukan kerutan dahi Jooheon sebagai hiburan menyenangkan. Dia terkekeh, lalu membungkuk semakin rendah.

"Hyung?!"

Jooheon terlihat menggeliat dan melingkarkan tangannya ke pinggang Changkyun. Masih dengan mata terpejam. Kesal tidak mendapatkan respon sesuai keinginannya, Changkyun membungkuk untuk menggigit ujung hidung suaminya. Tentu saja mata Jooheon terbuka lebar setelahnya.

"Hyung," panggil Changkyun lagi. Lebih lembut dan merengek.

Wajah Changkyun memerah, dia melirik ke arah lain sembari memainkan rambut Jooheon dengan tangannya.

"Kenapa?" tanya Jooheon. Tangannya merayap naik, mengelus pipi Changkyun yang entah kenapa semakin memerah.

"Hyung...ayo lakukan lagi..."

"Huh?"

Mungkin karena malu, Changkyun menyembunyikan wajahnya dan mengeluarkan suara cicitan yang menggemaskan, setidaknya di telinga Jooheon.

Jooheon memproses semuanya secara lamban. Dia harus mengumpulkan nyawanya terlebih dulu sebelum berpikir apa yang sebenarnya Changkyun inginkan. Baru kemudian Jooheon menyadari jika udara yang dia hirup bercampur dengan aroma khas milik Changkyun, aroma yang masih sekuat kemarin.

(Miracle) Incredible [End]Where stories live. Discover now