mimpi

148 35 6
                                    


Lambat laun Changkyun menyadari jika menunggu terlalu menjengkelkan untuk dilakukan. Tapi setiap hari Changkyun melakukannya tanpa sadar. Dia mengendus udara lebih kuat demi menangkap aroma khas yang menggetarkan dadanya.

Aroma itu milik seorang pemuda yang sering datang ke perkebunan dan memberikan hiburan cuma-cuma. Ketika Delilah meminta Changkyun untuk melupakan tentang pemuda itu, Changkyun pernah mencoba melakukannya. Hampir berhasil jika bisa dikatakan begitu, lambat-laun rencana melupakan itu menjadi bumerang.

Dia kini merindukan pemuda itu.

Dia sering mendapati Minhyuk atau Hyungwon memandangnya dengan prihatin, tapi keduanya tidak pernah meminta Changkyun untuk melakukan sesuatu diluar apa yang Changkyun kehendaki. Dua omega itu masih menjadi teman yang baik untuk bercerita.

Mereka masih sering menghabiskan waktu bertiga menjelajai desa, memukul buah apel dengan tongkat panjang dan mengejar kupu-kupu. Kadang kala, Changkyun terlalu beruntung menemukan pemuda itu -Jooheon si musisi tampan dan mereka akan berjalan berempat.

Pemuda itu mudah berbaur dengan siapapun, bahkan pada segerombol omega. Dia tidak pernah menunjukkan sisi dominasinya seperti alpha-alpha pada umumnya sehingga orang lain merasa nyaman bersamanya.

Perlahan-lahan Changkyun menyukai pertemanan mereka yang singkat namun menyenangkan. Dia menyukai jalan-jalan singkat sehabis bekerja bersama Jooheon, yang kini menjadi kebiasaan mereka. Setiap hari dia akan menanti Jooheon datang ke perkebunan dengan dada berdebar. Jika Jooheon terlambat datang, dia mulai merasa gelisah. Mengitari petak tamanan yang sudah dia datangi sebelumnya, lalu meletakkan tomat di dalam keranjang kentang atau dia akan mulai mengacuhkan kedua temannya.

Setiap kali mereka bertemu, Changkyun tidak bisa mengindahkan perasaan khawatir tentang ibunya. Dia menikmati waktu menyenangkan bersama Jooheon, mendengarnya bercerita tentang ibu kota yang dia datangi beberapa kali dan termasuk fakta jika Jooheon lahir dan besar di sana.

Rasa nyaman yang Changkyun rasakan menggiringnya semakin jauh sehingga dia mulai bercerita tentang ayahnya, tentang piano tua di ruang tengah, biola, dan alat-alat musik yang sampai saat ini tidak bisa Changkyun hafal.

Mereka sering menyusuri sungai di tengah hutan untuk memetik bunga aster dan tulip, lalu yang paling Changkyun nanti-nanti adalah saat Jooheon berbaik hati memainkan biolanya hanya untuk Changkyun. Dia akan duduk di atas rumput, menyatukan kedua tangannya di bawah dagu, memejamkan mata dan mengambang bersama nada-nada lembut yang Jooheon mainkan.

Seminggu menjadi satu minggu lagi, dan terus berganti. Changkyun tidak pernah bosan. Dia menunggu pagi datang sembari sepanjang malam memikirkan pemuda itu. Dia menyukai bunga Hydrangea di pagi hari yang dia letakkan di daun telinganya, di atas meja dapur, di saku baju dan dimana saja yang mudah dia gapai. Dia juga senang menyelinapkan beberapa lembar roti yang dia buat untuk dia berikan pada Jooheon di perjalanan pulang.

Changkyun selalu sadar jika permaian yang dia lakoni ini akan segera terkuak. Mengesampingkan Minhyuk dan Hyungwon yang selalu mengingatkannya, Changkyun sendiri tidak akan lupa. Ibunya memiliki ambisi besar untuk menemukan seorang menantu idaman, dan Changkyun lebih dari tahu apa yang perempuan itu mau.

Dia sering kali mematung ketika Delilah menceritakan seorang pemuda tampan baik hati. Delilah menceritakannya dengan semangat berlebihan. Harapannya yang besar kadang membawa Changkyun menjadi semakin kecil dan rapuh.

Delilah kadang menceritakan kembali pemuda-pemuda itu. Jika dia mengalami hari yang baik, ceritanya akan mengebu-ngebu, seakan ini kali pertama Changkyun mendengarnya bercerita. Mereka akan duduk bersama di ruang duduk, dengan secangkir teh dan beberapa potong kudapan kering. Changkyun tidak sempat menikmati teh atau kudapan karena dia sibuk mencoba mendengar apapun yang Delilah katakan.

(Miracle) Incredible [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora