...to say Goodbye

101 19 0
                                    

-dia yang kembali untuk mengucapkan selamat tinggal-





Changkyun melihat pantulan dirinya yang tampak mengerikan. Kantung gelap di bawah matanya semakin tebal, rambut hitamnya kumal, dan kulitnya pucat pasi. Changkyun tidak mengira sebanyak inilah yang telah dirampas waktu. Dia telah menua. Seperti bunga yang telah layu dan siap untuk jatuh ke tanah.

Masa-masa gelimangnya telah sirna. Tidak ada kecantikan yang menyambut pandangannya ketika bercermin. Jika sebelumnya dia bisa mengimbangi putranya berlarian, kini dia hanya bisa mengamati. Sedikit-sedikit mengambil istirahat untuk meredakan rasa nyeri yang tumbuh tiba-tiba di ulu hatinya dan lama kelamaan semakin sering kambuh.

Sejak pergi dari Egory, mengenal Jooheon, menikah, memiliki Jooyeon dan kepergian Jooheon. Sudah hampir dua belas tahun berlalu. Jika dipikir, rasanya Changkyun belum hidup selama itu untuk mengecap rasa kehidupan. Rasanya dia belum omega berusia 32 tahun jika dibandingkan dengan ingatannya ketika pertama kali bertemu dengan Jooheon di perkebunan. Wangi bunga hydrangea yang tidak bisa Changkyun lupakan. Permainan biolanya dan tentu saja senyum Jooheon yang rasanya menerbitkan matahari ketika badai salju.

Changkyun tidak menyangka jika waktu telah berlalu begitu cepat. Dulunya dia adalah omega muda naif yang selalu berlindung di bawah ketiak ibunya. Kini dia sendiri telah menjadi ibu untuk alpha muda berusia hampir genap delapan tahun. Dia telah melalui fase menjadi anak, menjadi adik, menjadi sahabat, menjadi seorang mate, dan menjadi seorang ibu.

Dia telah melalui banyak hal, sudah berusaha kuat dengan semua kenyataan pahit yang diterimanya. Satu luka lagi tidak akan merubah banyak kehidupannya. Changkyun mencoba terbiasa. Dia sudah terlatih untuk menerima asam dan pahit. Tapi mengapa? Ketika Changkyun menggunakan sebuah nama sebagai alasan bertahan, kini nama itulah yang menjadi duri dalam dagingnya. Tidak sekalipun dia berharap untuk mendengar penghianatan seperti ini.

Keenan. Nama itu bukan hal taboo dalam hidupnya. Sejak meninggalkan Egory, nama itu memang menyisakan pedih tak terkira di hatinya, tapi tidak pernah sekalipun dia berburuk sangka pada orang yang menyandang nama Keenan, tidak sekali pun.

Kini pria alpha yang semestinya berusia 36 tahun itu duduk di depannya. Terpisah satu meja berkaki rendah yang lengkap dengan peralatan minum teh dan piring berisi kue-kue kering. Semuanya masih sama seperti pagi tadi, sejak Kihyun menyaksikan Changkyun menangis memeluk seseorang, mengundang tamu tidak dikenal itu masuk, menyuguhkan teh dan membiarkan urusan mereka -Changkyun dan tamunya- selesai. Tidak ada yang berubah dari apa yang disajikan.

Changkyun belum meminum tehnya, tapi nampaknya cairan dalam cangkir telah bertambah sekian tetes oleh air mata.

Mata Changkyun menelisik setiap sisi tubuh Keenan, sekali lagi. Memastikan jika orang yang dia kira sudah mati benar-benar muncul kembali.

Mengingat apa yang telah dia kisahkan, Changkyun bisa tahu sekuat apa sosok Keenan sebenarnya. Setelah sekian lama, melalui banyak tragedi, pria itu masih terlihat bugar. Jika Changkyun tidak tahu, dia akan percaya jika Keenan itu masih berusia dua puluhan.

Sekali lagi Changkyun membatin. Cepat sekali waktu berlalu. Rasanya belum lama ini dia pergi bersama kawan-kawannya di tanah Egory, saling berbisik dan cekikikan. Lalu datang ke Hanvord, menaiki bukit bersama Minhyuk dan Hyungwon. Kemudian, bertemu secara rahasia dengan Jooheon. Ternyata itu sudah lama sekali.

Untuk memiliki Jooyeon. Ah, benar. Malaikat kecilnya. Changkyun tersenyum tanpa sadar. Biarlah, tidak apa.

Samar-samar Changkyun bisa mendengar ocehan Jooyeon bersama Kihyun di dapur. Mereka tengah menyiapkan makan malam yang lebih awal atau sebut saja memberikan waktu lebih kepada Changkyun dan Keenan setelah berbincangan menguras emosi sejak pagi tadi. Menuang semua luapan emosi seperti air mendidih yang telah lama ditutup rapat dan akhirnya menemukan jalan keluar.

(Miracle) Incredible [End]Where stories live. Discover now