7. Kill or Love

234 15 1
                                    

"Itu benar-benar ide gila, Az

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu benar-benar ide gila, Az. Bagaimana kalau gadis itu tahu semuanya? Kau kan tahu, semua mangsa kita ada di sini. Bisa saja mereka tiba-tiba teriak dan itu mengundang kecurigaannya!" omel Rigel. Ia mengusak rambutnya frustasi. "Semua rahasia kita akan terbongkar, Az. Terbongkar!"

"Bodoh! Kita bisa membius mereka sebelum gadis itu datang," balas Diaz kesal. "Lagi pula, gadis itu tidak akan bisa berbuat macam-macam di sini."

"Tapi, Az---"

"Sudahlah, Gel," potong Diaz. Lelaki itu bangun dari duduknya. "Lebih baik persiapkan untuk nanti malam. Jangan biarkan bau darah menyeruak. Aku akan bius mangsa kita."

"Terserah kau sajalah! Kalau ada apa-apa, aku tidak mau ikut-ikutan," pasrah Rigel.

↓↓↓

Anggap aja ini malam ya, zeyeng😹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja ini malam ya, zeyeng😹

Tepat di malam hari, Vee sudah siap memberi surprise Val. Gadis itu menunggu taksi. Tak lama menunggu, taksi itu datang.

Selama perjalanan, senyum Vee tak pernah luntur. Rasanya sangat tak sabar untuk bertemu dengan lelaki yang pernah menolongnya itu.

Hanya beberapa meter, Vee memberhentikan taksi di pinggir jalan. Awalnya, supir merasa aneh pada gadis ini.

"Kau yakin berhenti di sini?" tanya supir.

"Iya." Vee memberikan uang hijau pada supir. "Terima kasih."

Gadis itu turun. Di jalan yang amat sepi, tapi beruntungnya ada cahaya lampu. Jantungnya berdegup kencang kala memasuki hutan. Ada rasa takut di hatinya. Tapi, benaknya berkata untuk berani. Kakinya terus melangkah dan tangan yang membawa sekotak kue.

Hanya menempuh jarak lima puluh meter, bangunan yang disebut markas itu sudah terlihat. Dengan langkah pelannya, ia memasuki gedung itu.

Langkah demi langkah, semakin dalam ia masuk dan saat itu juga ia merasa keanehan. Perasaannya tiba-tiba takut, bulu kuduknya berdiri.

"Aaaargh! Lepaskan aku, keparat!"

"Diam! Kau sudah berani mencuri di wilayahku!"

Mr. Psycho (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang