1. Val vs Arga

882 56 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






14 Oktober 2020

___________________

DRAP

DRAP

DRAP

Suara langkah kaki yang tengah menuruni tangga, lelaki tampan berponi yang kini berusia 16 tahun itu nampak terburu-buru untuk keluar dari panti asuhan.

"Bunda, aku langsung berangkat!" teriaknya yang kini sudah ada di luar dan mempersiapkan sebuah coorel box berisikan es krim berbagai macam rasa di dalamnya.

Tak lama seorang gadis yang masih seumuran dengan lelaki itu datang. "Aku juga, Bun!"

"Jesslyn, Val, tunggu dulu!" Wanita paruh baya datang dari dapur membawa dua ompreng yang bersisi makanan. "Nih, Bunda menyiapkan bekal untuk kalian. Di makan, ya."

Tangan Jesslyn menerima bekal itu. "Terima kasih, Bunda Janee."

"Cepat berangkat. Nanti kalian terlambat," ujar Janee.

Val dan Jesslyn mengangguk. Setelah berpamitan, mereka berangkat ke sekolah mengendarai motor Beat milik Val. Perjalanan dari panti sampai sekolah hanya dua kilometer.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, mereka sampai di sekolah yang terbilang elit dan populer. Terpampang besar nama sekolah itu, SMU Merah Putih. Val memarkirkan motornya di antara motor-motor yang terbilang fantastic.

Saat Val membuka helm, tak sedikit siswi-siswi di sana yang memandang kagum wajah tampan lelaki satu ini. Val cukup famous di sana. Walaupun Val terbilang anak dari kalangan menengah.

Saingan? Tentu ada. Cowok bad boy yang selalu mengganggu Val. Dia Arga Adijaya, anak dari pemilik yayasan yang populer. Sifatnya terkenal sombong dan selalu membully siswa-siswi yang lemah dan tak mandang gender. Anak dari kalangan atas dengan nilai minus keluar masuk BK.

Menyikapi Arga, Val hanya cukup diam. Dengan wajah dinginnya, ia tak peduli dengan sikap Arga padanya. Toh, nanti Arga sendiri yang akan kena masalah.

Sepanjang jalan koridor, Val menatap ke depan tanpa menoleh kanan kiri. Banyak yang menatap lelaki itu. Namun, ia acuh tak acuh.

"Val, kali ini aku saja yang membawa es krimnya ke kantin. Kau ke kelas saja duluan," ujar Jesslyn. Langkah gadis itu menyesuaikan dengan langkah Val yang terbilang cukup cepat. Jesslyn sedikit kewalahan.

Seketika Val berhenti, lalu memberikan coorel box berisikan es krim pada Jesslyn. "Hati-hati. Ini cukup berat."

Jesslyn menerimanya. Benar, saat ia mengangkat box itu, lumayan berat. "Hahaha. Benar, ini berat."

Mr. Psycho (Hiatus) Where stories live. Discover now