10. Akan Ada Murid Baru?

1.4K 210 10
                                    

🎧🎧🎧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎧🎧🎧

Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Bukannya di antar pulang kerumah, Afika malah memaksa Sean untuk mengantarkannya kerumah sakit menjenguk Afkar. Sean sempat menolak, namun bukan Afika namanya kalau tidak mengancam.

Mau tak mau, akhirnya pria itupun mengantarkannya dengan hati yang berat.

Afika melangkah santai di koridor tersebut sambil bersenandung ria. Ah, seperti tidak tahu malu saja. Gadis itu menari-nari sambil menenteng sepatunya yang basah, bohong jika tidak ada manik mata yang memperhatikan nya. Mungkin setiap orang yang ia lalui, spontan memandangnya dengan tatapan membingungkan.

Memasuki sebuah lift dan menekan tombol lantai tiga, gadis itu bersandar lalu memperhatikan wajahnya pada sebuah dinding cermin yang berada di samping.

"Cantiknya," ia memuji dirinya sendiri.

Tingg.

Pintu lift akhirnya terbuka kembali. Afika pun keluar, ia terus melangkah hingga akhirnya menemukan sebuah ruangan yang bertuliskan Tulip kelas 3, disanalah Afkar berada.

Afika membuka pintu ruangan itu sambil mengucapkan salam, hingga kehadirannya membuat Afkar terkejut lalu bertanya, "lho? Kok kesini?"

"Emangnya gak boleh?" gadis itu menjawab sembari menutup kembali pintu tersebut.

"Lo abis darimana? Kok sepatunya basah? Delfin bilang lo nggak keliatan dari pagi di sekolah, bolos lo ya!?"

"Ya emang." Sahut Afika santai.

"Kenapa? Lo kemana?"

"Gue di ajak jalan ama Sean."

Afkar sontak mendengus sebal mendengar hal itu, "masih aja lo berurusan sama tuh cowok."

Afika menatap pria itu sejenak sambil memakan nasi yang di sediakan untuk pasien sambil berkata, "ya mau gimana lagi? Dia ngejar terus."

"Jaga diri lo baik-baik deh, Fik. Sean berbahaya banget buat lo." Pesan Afkar.

Yang di ajak bicara hanya mengangguk kecil kemudian menjawab, "tau kok gue."

Afkar diam, ia malah bergelut dengan pikirannya sendiri. Sepertinya Sean bukan hanya suka, melainkan obsesi. Ah sial, tiba-tiba saja ia menjadi khawatir dengan gadis menyebalkan itu.

"Nyokap lo mana?" tanya Afika seketika.

"Nebus obat sekalian mau ganti botol infus, Fik."

AFIKA [TAHAP REVISI ]Where stories live. Discover now