Rangga menghempaskan tangan Riski yang berada dipundaknya membuat Riski sedikit terhuyung kebelakang. "Sok bijak lo," ucap Rangga.

"Wilde vriend!" ucap Riski kesal.

(Teman biadab!)

"Udah, Ki," lerai Ale.

"Lo kalo nggak suka sama gue bilang! Jangan kayak perempuan lo suka nyinyirin gue," ucap Riski.

Riski menoleh menatap Sinta. "Dan untuk lo," ucap Riski sambil menunjuk Sinta. "Jangan pernah lagi coba deketin gue!" Lanjutnya lalu berlari keluar dari rumah Ale.

Sinta sedikit tersentak mendengar suara Riski yang naik satu oktaf. Vio mendekati sahabatnya itu dan mengusap lembut punggung gadis itu.

"Sahabat macam apa lo? Nikung temen dengan cara keji seperti itu hah?! Munafik!" hardik Sinta lalu mengambil tasnya dan pergi dari tempat itu.

Ale menghampiri sang istri yang hendak mengejar Sinta. Pria itu mengusap lengan istrinya yang terlihat ikut kesal pada Rangga.

Vio menatap tajam Rangga. "Sekali lagi gue lihat lo rusak kisah percintaan mereka..." Vio mendekat kearah Rangga dan membisikkan sesuatu. "Gue nggak akan segan-segan bikin lo menderita."

Vio kembali duduk. "Lo nggak tau, kan? Kalo Sinta itu nggak sebaik yang lo kira. Eh maksud gue, dia nggak akan diam aja disaat dia seperti ini. So? see what he we'll do, Rangga," ucap Vio dengan tersenyum miring.

Mendadak ruangan menjadi hening. Tak lama kemudian Rangga langsung keluar.

"Emm, gue sama Dani pamit pulang ya Vi, Le," ucap Radit diangguki keduanya.

"Jadi kapan nih ke Jerman?" tanya Ale mencairkan suasana.

"Besok!" jawab Vio dengan tersenyum senang. "Sekalian baby moon, ya."

"Siap, tuan putri!" Ale mengacak gemas rambut istrinya.

"Tapi harus periksa dulu ke Dokter," ucap Ale. Vio mengangguk mengerti.

••••••••

Kini pasangan suami istri itu memasuki sebuah rumah di kota tua yaitu kota Heidelberg di Jerman. Rumahnya sedikit besar dan mewah.

Kedatangan keduanya langsung disambut para pelayan dirumah itu.

"Willkommen, Sir, Miss," ucap mereka dengan membungkukkan badannya.

(Selamat datang, tuan, nona)

"Dankeschön," Ale merangkul pinggang istrinya. Mereka tersenyum pada para pelayan itu.

(Terimakasih)

Dua orang berlari menuju Ale dan Vio. Langsung memeluk keduanya.

"Hi Bro, wie geht's dir?" tanya seorang pria muda berumur 24 tahun.

"Lagak lo," ucap Ale terkekeh sambil menoyor kening pria tersebut.

"Udah berapa bulan, Let?" tanya seorang wanita berumur 21 tahun.

Mereka berdua adalah sepupu Ale yang bertugas menjaga nenek disini.

"Udah 6 bulan, kak," jawab Vio.

"Cie Olet sama Ale udah mau punya anak aja," ucap Yasmin adik dari laki-laki disamping Ale yang bernama Adeeva.

"Itu tandanya lo berdua kalah sama kita yang bocil, ya gak, Vi?" ledek Ale langsung merangkul istrinya meninggalkan kedua orang itu.

"Don't mock me, ugly cousin!" ujar Adeeva tak terima.

"Lo yang jelek, dodol!" sahut Ale. Vio menggelengkan kepalanya.

"Nenek dikamarnya?" tanya Vio.

"Iya, lagi bobo katanya. Kita cari makan atau makan dirumah aja?" tanya Ale dengan membukakan pintu kamar.

"Kapan cari kue nya? Gue pengen sekarang," rengek Vio.

"Lo nggak capek?" tanya Ale.

Vio menggeleng. "Sekarang ya?"

"Nanti tunggu nenek bangun, nanti kita pamit sama beliau soalnya kita nginep di hotel kota Triberg selama beberapa hari, oke?" Vio mengangguk langsung memeluk sang suami.

"Makasih," ucap Vio. Ale mengangguk menempatkan dagunya dikepala istrinya dan mengusap lembut rambut Vio.

"Anything for you my dear," ucap Ale lalu mengecup pelipis sang istri.

"Thank you very much, my husband."

"You are welcome dear."

-- BATAS HALUAN --

Cuma pengen kue, tapi Ale dengan baik hatinya menuruti sang istri untuk pergi langsung ke Jerman. So sweet gak tuh^^

Lumayan, halu hari ini lancar☺️

See you next chapter

Jangan lupa vote, and komen biar aku semangat up-nya.

Playboy VS PlaygirlOù les histoires vivent. Découvrez maintenant