18. Pengajian

370 119 255
                                    

"Buah mangga buah persik.
Gue deg-degan liat cewek cantik," gumam Raka.

"Ekhem Ka, yang lu bilang cantik itu Emak gue,
dan kebetulan dia Janda, minat jadi bapak tiri gue? Segera daftarkan diri lo sekarang juga, sebelum stoknya kehabisan." - bisikan sesat anak tetangga.

Typo gentayangan.

---

Brukkk....

Suara benturan keras mengagetkan Anggi yang sedang khusuk menonton tv.

Apa ada maling? Gumam Anggi.

Anggi buru-buru bangun dari acara duduk-duduk santainya. Takut beneran kalau rumahnya kemalingan, dia belum siap jadi miskin.

Tidak-tidak Gi jangan suudzon dulu, siapa tau itu suara gajah jatuh. Batinnya menenangkan.

Angi berjalan sambil berjinjit supaya tidak meninggalkan suara. Dia berlari kearah ruang tamu dan bersembunyi dibalik tembok. Serta tak lupa tangannya dengan terampil mengambil pajangan disana.

Ambil saja apa aja yang penting berguna! 

Sementara Raka sang pelaku kebisingan tersebut masih setia berjongkok sambil bersandar di pintu.
Dia masih merutuki ke geblekannya yang bisa-bisanya terpesona sama pacar orang.

Sepertinya bibit-bibit pebinor mulai tumbuh di rahim si Anggi. Astagfirullah Anggi lo itu berdosa.

Gue jadi ke inget pepatah lama. Apapun dosanya, Anggilah yang menanggungnya.

Raka mengacak rambutnya dengan frustasi "Gue harus gimana? Bisa-bisanya gue suka sama si Adelia." gumam Raka. "Pikiran gue kayaknya perlu di ruqiyah," gumam Raka stres.

"Arrrggg.....," teriak Raka sambil sesekali menendang angin.

Tapi Raka tidak sadar akibat teriakannya, Anggi yang sedang bersembunyi terlonjak kaget, dan tanpa sengaja menjatuhkan pajangan yang tadi dia pegang.

Prangg.......

Raka kaget dan segera berlari kearah suara pecahan tersebut. Dia melihat Anggi yang sedang terdiam melihat pajangan yang sudah hancur tidak berbentuk. Raka terenyuh melihat keterdiaman Anggi kasian sih.
Tapi rasa kasihannya tidak lama, setelah Raka teliti lebih lama ternyata pajangan itu kesayangannya emaknya. Gawat inimah alamat si Anggi diusir dari rumah. Kan, Alhamdulillah.

Anggi masih membisu ditempatnya. dan tak lama dia tertawa anggun mirip Kunti.

Raka kaget dan bertanya-tanya "Apakah adiknya itu kerasukan roh Kunti penunggu pohon durennya Pak Sholeh?" gumam Raka pelan.

Raka masih khusuk melihat Anggi yang masih tertawa, tanpa ada niat membantu sedikitpun.

Raka mendekati Anggi dan menepuk pelan pundaknya mencoba menenangkan, Anggi masih tertawa dan tak lama rengekan dan tangisan Anggi mulai terdengar. Maka disanalah Raka pamit undur diri, dia tidak mau terlibat masalah lebih jauh. Meskipun secara tidak langsung dialah penyebabnya.

----

Malam sekitar Isya

Rumah Adelia tampak ramai dengan orang-orang yang silih berganti memasuki rumahnya. Dan kebetulan, Raka yang baru pulang dari sholat berjamaah melihatnya.

Dia Jadi Sholeh untuk sementara, demi menggaet anak Pak Ustad. Ekhem

Karena rasa penasarannya sudah tidak terbendung. Raka segera menghentikan salah satu warga untuk bertanya, dia menepuk pundak salah satu bapak-bapak yang kebetulan ada didepannya.

Playboy BukalapakWhere stories live. Discover now