19. Lahiran

384 102 315
                                    


"kagak usah baper, kalau nyatanya baper tango lebih renyah daripada baperin anak tetangga.

Typo masih berceceran.

---

Satu kata untuk Raka saat ini munafik!
Baru dua jam lalu dia mengatakan ingin move on, tapi setelah melihat penampakan Adelia dari jendela kamarnya, yang kebetulan terlihat semakin cantik, dia mulai berbuat dosa lagi.

Emangnya salah ya, kalau gue berharap si Adel bakal suka sama gue?

Salahkan saja si informan abal-abal yang membuat gue berharap, dia bilang mereka putus.

Tapi nyatanya apa?

Putus hubungan?

Yang ada, putus asa gue tuh! Kena PHP teros.

Lupakan soal mereka ka, lupakan," gumam Raka sambil memukul kepalanya pelan.

Raka segera beranjak, dan segera menutup jendelanya kamarnya. Udara malam kadang membuatnya lupa diri, menikmati pemandangan pacar orang yang terlihat amat menarik hati. Uhuk!

Raka merebahkan badannya di kasur, dia menghela nafas lelah akibat kejadian pengajian tadi. Dia mulai memejamkan matanya dan tak lama di bergumam.

Semoga kita bisa bertemu di mimpi.

Aisha gue otw ke mampir.

----

02.24

Raka yang tidur beberapa jam terbangun dengan kaget, dia terkejut akibat mendengar suara dering panggilan handphonenya yang memekakkan telinga.

Untung suara deringnya si Irene, coba kalau yang lain, gue otw buang ni hp. Gerutunya

Raka segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo," jawab Raka.

"Wa'alaikumsalam ya ahli kubur," Jawab suara diseberang.

"Mengadi-ngadi sekali anda menjawabnya ya Humairah, Assalamualaikum," jawab Raka sambil sesekali menguap. Kesadaran masih ada di ambang jurang kesesatan.

"Dih, bukan waktunya untuk bercanda nangka!" teriak suara dari sebrang.

Suara jeritan dari seberang membuat Raka membuka matanya sempurna, dan menjauhkan hpnya karena suara itu membuat telinga nya yang suci dan murni terkontaminasi beban berat hidup ini.

Kok si Adelia gaje?

"Siapa juga yang bercanda Del, bisa kagak lo langsung to the poin aja," gerutu Raka.

"Sorry Ka, tadi gue panik sumpah, Lo bisa enggak ke rumah gue sekarang, tidak ada penolakan buruan!" pinta Adelia maksa.

"Lu minta tolong apa maksa?"

"Minta tolong!"

"Gue kagak mau kesana, istighfar Del, kagak baik lu nyuruh anak perjaka kayak gue ke rumah lu, apa kata orang."

"Paling orang bilang, lo mau minta makan," jawab Adelia polos.

"Astagfirullah Del berdosa sekali anda, Gue kagak mau! Gue mau tidur lagi, soalnya besok gue mau sholat shubuh berjamaah di masjid,"

"Lah tumben banget lo," Adelia berucap dengan heran.

Kemudian otak Adelia yang cerdas memahami arti 'sholat berjamaah' dalam pikiran Raka. Berdosa sekali niatnya.

Playboy BukalapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang