38. I'll Be Fine

4.7K 1.1K 167
                                    

Warning: Aku sangat menyarankan kalian untuk mendengarkan lagu yang aku attach di atas sebelum atau sambil baca chapter ini. Monita Tahalea - I'll Be Fine.

"And I'm still here all alone stuck with the pieces of yesterday. Yesterday wasn't enough, sometimes life can be so tough  with your loved one hurting you."





.................. uniqueverse ...................

Malam itu Amaraya ke apartement milik Renjun. Kali ini dia datang ditemani Somi yang sepanjang jalan terus mengoceh seperti beo. Somi makin berisik sewaktu tiba di apartemen yang sudah seperti istana kerajaan.

"Huang Renjun itu sekaya apa sih sebenarnya aku penasaran..." Gumam Somi.

"Bukan urusan kita juga mau dia sekaya apa." Ucap Amaraya mempercepat langkahnya.

"Dia pasti bahagia dengan kehidupannya sekarang andai saja dia baik-baik saja, tidak mengidap D.I.D. Soalnya dia punya segalanya." Somi nyeletuk.

"Sayangnya uang tidak jadi tolok ukur seseorang bahagia atau tidak, Somi." Friendly reminder dari Amaraya. Terkadang kalau mereka sudah bersama, Amaraya merasa sedang bersama bocah padahal mereka seumuran.

"Pintunya terbuka." Ucap Amaraya kemudian masuk.

"Apa ada orang?" Panggil Somi mengekor di belakang Amaraya.

"Siapapun, kalau dengar suara ini katakan kau di mana."

Tiba-tiba dari arah yang tidak terduga muncul seorang Renjun lari sangat kencang dan tiba-tiba memeluk Amaraya dengan sangat erat.

"Kau akhirnya datang! Yey!!!! Kau dari mana saja sih? Aku mau memperlihatkan gambar baruku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau akhirnya datang! Yey!!!! Kau dari mana saja sih? Aku mau memperlihatkan gambar baruku. Aku menggambar bagus sekali. Kau harus melihatnya. Dan kau harus berjanji tidak boleh pergi pergi lagi." Pria ini mengoceh panjang lebar seperti beo. Tidak ada titik sama sekali.

"Bobby? Kau rindu aku?"

"Tentu saja aku rindu padamu!!!!!! Rindu sekali." Sosok itu kembali memeluk Amaraya dengan erat. Amaraya mau membalas pelukan itu tapi dia merasa tidak enak karena ada Somi.

"Astaga enak sekali dipeluk aku juga mau." Gumam Somi pelan, iri dengan pemandangan di depannya saat ini.

"Ummm, Bobby Bobby Bobby... Bisa tolong lepas? Aku tidak bisa napas." Saking eratnya pelukan Bobby, sampai membuat Amaraya susah napas. Benar-benar ditekan sekali.

Tapi sepertinya Bobby tidak dengar.

"Bobby kau dengar aku? Aku tidak bisa napas."

UNIQUEVERSE | renjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang