53. Beauty is Pain

3.1K 801 119
                                    

Siapa bilang orang  dengan visual yang indah selalu menyenangkan? Mereka menanggung beban spesifik yang tidak dirasakan orang lain. Orang lain tahunya, "Harusnya kau bersyukur!" Tanpa peduli perjuangan atau pengorbanan seperti apa yang mereka lalui sesungguhnya. 

Setiap manusia itu sama, sama-sama berjuang. Tidak peduli rupa bagaimana, sama-sama ciptaan-Nya. Dengan siapapun kau bertemu kelak, akan lebih baik berhenti menilai mulai dari fisiknya.

- u n i q u e v e r s e

- u n i q u e v e r s e

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fakultas Psikologi

"Itu kan Lucy..." batin Amaraya begitu melihat eksistensi Lucy yang berdiri di samping mobil putihnya. Perempuan itu benar-benar terlihat mahal. Dari ujung rambut sampai kakinya semua pasti bernilai minimal jutaan. Amaraya sampai minder sendiri. Belum lagi dia punya wajah yang sangat cantik. Tapi, sebenarnya sedang apa Lucy berada di sana?

Dari kejauhan, Amaraya melihat Lucy bereaksi dengan kemunculannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari kejauhan, Amaraya melihat Lucy bereaksi dengan kemunculannya. Perempuan berkulit putih susu itu langsung berlari menghampirinya. Lucas di sebelah Amaraya sampai melongo sendiri melihat kedatangan Lucy. Cantik sekali.

"Amaraya, aku menunggumu dari tadi."

"Kau menungguku?" Amaraya bingung. 

"Iya, menunggumu. Siapa lagi? Aku tidak kenal mahasiswa psikologi selain dirimu." Beberapa kali Lucy membenarkan rambutnya yang tertiup angin. Melihat manusia satu ini jadi berasa sedang di khayangan, secantik itu, seharum itu.

"A-ada apa ya?" Amaraya sampai gugup, ia berpikir telah melakukan sebuah kesalahan sampai dicari Lucy begini.

"Aku kemari karena Renjun memintaku." Ia tampak sibuk menyentuh layar ponselnya. Lucas langsung senam jantung begitu mendengar nama Renjun disebut. Bisa-bisa ini akan jadi akhir dari riwayatnya karena sudah beberapa kali sengaja 'menghapus' pesan titipan Renjun untuk Amaraya.

"Amaraya, bukannya kita harus cepat-cepat ke..."

"Tunggu sebentar Lucas. Aku masih ada urusan dengan Lucy." Amaraya memberikan penekanan pada ucapannya, membuat Lucas menciut dibuatnya.

UNIQUEVERSE | renjun |Where stories live. Discover now